Video yang diunggahnya tentang perjuangan yang pernah disumpahi akan menjadi sampah masyarakat, tapi kini akhirnya bisa sukses dan berkuliah di Eropa viral di media sosial.
Scott Alfaz membagikan cerita tersebut melalui akun TikToknya @scotchandsoba, bahkan hingga Selasa (20/4/2021) video itu sudah ditonton sebanyak 3 juta kali.
Melalui video tersebut, ia menceritakan perjuangannya untuk bisa mencapai kesuksesannya yang sekarang.
Dilansir dari Tribunnews.com, dalam video itu Scott Alfaz menuliskan sebuah caption:
"Sempet cerita kalo guru SMP gue pernah nyumpahin gue bakal jadi sampah masyarakat. Sebenernya enggak cuman dia, sodara gue pun juga pernah nyumpahin saking capek nyari gue berbulan-bulan enggak balik ke rumah."
"Tapi walaupun gue keras kepala, gue inget kalo lagi menyendiri gue suka ngayal dan mimpi. Kayak pas cabut ke Jogja abis ngompreng seharian, gue sempet ngayal pas ngamen buat nyari makan malem ngelewatin gedung megah banget di Jalan Kaliurang. Someday gue harus ada di gedung itu."
Baca: Kisah Haru Anak Rela Tinggalkan Jenazah Ayah Demi Tes Masuk Calon Polisi, Kapolres Langsung Bergerak
Baca: Kisah Guru Honorer di Pelosok Jombang Ganti Motor 9 Kali Demi Mengajar, Kini Dapat Motor Trail
"Satu tahun kemudian, walaupun gue lupa pernah ngayal, ternyata Tuhan masih inget sama mimpi gue. Alhamdulillah, Puji Tuhan keterima jalur undangan di FH UGM."
"Tapi mimpi nyaris sirna, saat awal-awal kuliah gue didiagnosis HIV. Badan gue drop, mental drop, nilai juga drop IPK jadi 3,0. Tapi Tuhan yakin kalau gue kuat. Walaupun semua orang mencibir dan ragu sama gue (termasuk gue sendiri udah mulai ragu)."
"Walaupun sekali lagi gue pernah mimpi, tapi Tuhan inget sama mimpi gue ngelihat salju dan ngelihat Eiffel. Siapa yang nyangka, gue yang dulu sampe di jalan buat makan aja kadang bingung, tiba-tiba dikasih kesempatan kuliah S2 di Eropa."
"Gue enggak dendam sama orang yang dulu mencibir atau ngerendahin gue. Justru mau bilang makasih udah memotivasi gue sampe di titik sekarang," tulisnya di dalam video yang kini sudah mendapat 417 ribu pengguna TikTok.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, pengunggah yang bernama Scott Alfaz mengatakan awalnya ia ingin melakukan donor darah di salah satu kegiatan di kampusnya pada tahun 2011.
Beberapa bulan kemudian, Alfaz mendapat panggilan dari PMI.
Awalnya ia masih berusaha berpikiran positif dan sama sekali tidak berpikir akan ada hubungannya dengan HIV.
Namun setelah dirujuk ke salah satu puskesmas di Jogja dan melakukan tes darah, hasilnya menunjukkan Alfaz positif HIV.
"Aku masih berusaha berpikiran positif kalau enggak ada hubungannya dengan HIV. Sampai aku dirujuk ke salah satu puskesmas di Kota Jogja."
"Itu udah mulai curiga, karena pas aku bawa surat pengantar dari PMI aku langsung diarahkan ke salah satu dokter. Selang 30 menit kemudian setelah aku diambil darah oleh dokter, hasilnya udah bisa ditebak emang aku positif," kata Alfaz kepada Tribunnews.com, Sabtu (17/4/2021).
Mendengar kenyataan tersebut Alfaz hanya bisa menunduk dan memikirkan jika dirinya tidak akan bisa mempunyai keluarga dan anak.
Ia juga merasa mempermalukan keluarga, karena latar belakang keluarganya memang cukup agamis.
Kenyataan bahwa Alfaz mengidap HIV ini bahkan menjadi luka batinnya hingga sekarang.
"Aku cuma bisa nunduk, yang pertama aku pikirin aku pasti enggak bisa punya keluarga, punya anak. Yang utama selain itu bakal malu-maluin keluarga aku, karena keluarga aku cukup agamis."
"Aku berasa menjadi positif HIV pada saat itu udah malu banget, azab banget. Masih kerasa sampe sekarang dan itu jadi luka batin aku sampe sekarang," ungkapnya.
Butuh waktu hampir dua tahun untuk Alfaz bisa menerima keadaannya yang positif HIV.
Namun lama-kelamaan Alfaz mulai bisa menerima keadaan tersebut.
"Butuh waktu satu tahun bahkan hampir dua tahun untuk aku bisa menerima. Walaupun aku belum bisa bilang aku udah menerima sepenuhnya. Tapi lambat laun aku berusaha untuk bisa hidup dengan virus aku."
"Aku berusaha hidup dengan perasaan marah, kalut, takut, sedih, khawatir, bingung. Ya udah lah aku berusaha hidup sama perasaan-perasaan itu," ucap pria asal Jakarta ini.
Walaupun dengan keadaan Alfaz yang mengidap HIV, ia tetap berjuang dan berusaha mewujudkan mimpinya.
Untuk bisa berkuliah di Eropa, Alfaz berjuang mendaftar banyak kampus di berbagai negara.
Selain itu Alfaz juga harus belajar bahasa Inggris selama kurang lebih satu tahun.
"Saya benar-benar berjuang untuk mendaftar kampus di berbagai negara dan belajar bahasa Inggris selama satu tahun lebih," ujar lulusan Hukum Universitas Gadjah Mada ini.
Berkat kegigihannya, Alfaz berhasil menyandang gelar LL M (Legum Magister) atau Magister Hukum dari University of Groningen, Belanda.
Dengan berbekal ilmu dan pengalamannya di bidang kesehatan seksual dan kesehatan mental, Alfaz mendirikan sebuah platform digital bernama hayVee.
hayVee adalah sebuah platform edukasi mengenai informasi seputar HIV dan platform yang memfasilitasi akses kesehatan.
Terutama di bidang kesehatan mental dan kesehatan seksual.
Alfaz pun berharap ke depannya semakin banyak orang yang sadar akan isu kesehatan seksual dan kesehatan mental.
"Berharap semakin banyak orang-orang yang aware sama isu kesehatan seksual dan kesehatan mental. Serta mengurangi stigma atau diskriminasi yang masih cukup tinggi terkait isu tersebut," tutur Alfaz.
Meskipun dengan kesuksesannya yang ia raih sekarang, Alfaz masih memiliki mimpi lain yang ingin ia wujudkan.
Alfaz masih ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang doktoral.
Terakhir ia pun memberikan pesan kepada anak muda lainnya yang sedang berjuang mengejar mimpinya.
"Jangan terlalu jahat sama diri kamu, berikan sedikit apresiasi dan motivasi kepada diri kamu sendiri kalau kamu mampu meraih apapun yang kamu inginkan," pungkasnya.
Baca lengkap soal berita viral di sini
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Kisah Scott Alfaz, Idap HIV dan Pernah Disumpahi Jadi Sampah Masyarakat, Kini Sukses Dirikan hayVee, "