Pasalnya, Mukhlis yang kala itu ikut lomba puji Rasul di Mesir berhasil mengalahkan kontestan asal Timur Tengah
Bahkan saat lomba, Mukhlis mendapat decak kagum dari dewan juri dan penonton.
Mukhlis Latasi LC , merupakan seorang mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo yang berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.
Dirinya dinobatkan sebagai juara 1 dalam lomba Madah Rasul atau Puji Rasul.
Lomba tersebut yang diselenggarakan saluran TV Iqro di Giza, Kairo, Mesir.
Mukhlis Latasi adalah mahasiswa S-2 Fakultas Hadist Universitas Al Azhar Kairo.
Pemuda asal Desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, itu tidak menduga akan mendapatkan hidayah dan karunia besar itu.
“Tidak menyangka apalagi kompetisi ini diikuti negara timur tengah yang sehari-hari menggunakan bahasa Arab,” kata Mukhlis via WhatsApp, dikutip dari TribunPalu.com, Kamis (15/4/2021).
Pemuda kelahiran 23 April 1992 itu menyebut lomba Madah Rasul tidak menggunakan musik.
“Penilaian dewan juri lebih pada kekuatan vokal, pengusaan lagu, dan kefasihan dalam penyebutan huruf,” ujarnya.
Atas prestasinya dalam ajang lomba itu, Mukhlis Latasi mendapatkan hadiah 50 ribu riyal Saudi atau sekitar Rp195 juta.
Selama mengikuti ajang internasional itu, Mukhlis menampakkan identitas sebagai orang Indonesia, memakai baju batik dan peci.
Adapun uang yang diperolehnya itu akan dia gunakan untuk membantu orangtuanya.
“Niat umroh, bekal nikah, bantu orangtua, Insya Allah untuk buka usaha, ya dipikir-pikir itu, masih perlu dipikirkan,” ucap Mukhlis.
Baca: Sosok Jozeph Paul Zhang yang Mengaku Jadi Nabi Ke-26, Tak Takut Dilaporkan kepada Polisi
Baca: Viral Ngaku Nabi ke-26, YouTuber Jozeph Paul Zhang Dilaporkan ke Polisi, Disinyalir Menistakan Agama
Pada awalnya, Mukhlis Latasi mengikuti lomba itu hanya sekadar iseng saja.
Ia mendengar informasi bahwa stasiun TV Iqro membuka pendaftaran untuk ikut lomba tersebut dari beberapa temannya dari Ikatan Persatuan Qori-Qoriah Indonesia (IPQI) Mesir.
Setelah itu ia pun datang setelah adanya desakan dari guru vokalnya, Syekh Muhammad Yaseen al-Marashli, dari Suriah.
“Sampai jam satu malam sebelum perlombaan itu (Syekh Yaseen) menelepon ke saya, guru saya, untuk besok datang langsung ke studio mengikuti perlombaan."
"Keesokan harinya, saya ke studio yang bertempat di Ahrom, Giza. Ke Giza sana, ya sampai di sana langsung ambil nomor urut, naik, seperti itu,” kata Mukhlis.