Dari rilis yang dikeluarkan oleh BMKG, gempa ini memiliki kekuatan magnitudo M=5,1.
Namun, kemudian diperbarui oleh BMKG menjadi magnitudo 4,9.
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,4 LS dan 105,92 BT.
"Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 83 km arah Barat Daya Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 21 km," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam rilisnya.
Ia mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Gempa itu terjadi akibat adanya aktivitas subduksi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault )," ujarnya.
Gempa bumi itu dirasakan di daerah Kalapanunggal, Cisaat, Kabupaten Sukabumi dalam skala III MMI.
Skaala itu berarti getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.
Kemudian, gempa juga dirasakan hingga Jakarta, Bayah, Palabuhanratu, Palangpang Ciemas, Sagaranten, Curug Kembar dalam skala II MMI.
Skala itu berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Bambang Setiyo Prayitno.
Sampai pukul 13.45 WIB, dari hasil monitoring BMKG belum terjadi gempa bumi susulan.
Baca: Bayah Banten Diguncang Gempa Berkekuatan 5.1 Magnitudo, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Baca: Pemprov Jatim Tanggung Semua Biaya Perawatan Korban Gempa yang Dirawat di RSSA Malang
Kendati demikian, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggung awabkan kebenarannya.
"(Masyarakat diminta) agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.
BMKG pun meminta masyarakat hanya mendapatkan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Yakni di Instagram/Twitter @infoBMKG, website: http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id.
Kemudian di telegram channel, https://t.me/InaTEWS_BMKG, atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Sebelumnya menurut warga, lindu yang terjadi cukup mengagetkan warga karena guncangan begitu besar.
"Iya, saya lagi diam tiba-tiba ada guncangan besar gempa bumi," ujar Fepy (24), warga Desa Karangpapak, Kecamatan Cisolok via telepon.
Hal senada dikatakan Supriyadi (34) warga Palabuhanratu yang juga merasakan guncangan gempa.
"Saya lagi tidur barusan tiba-tiba bergoyang, guncangan gitu, cukup besar," katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Dr Daryono mengatakan, gempa bumi terjadi sekitar pukul 13:28:40 WIB berkekuatan 5.1 magnitudo.
"(Pusatnya) 59 km barat daya Bayah, Banten, kedalaman 17 Km," katanya.
Hingga berita ini ditulus, belum ada laporan kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Menurut BMKG gempa baru saja terjadi di Banten.
Baca: Gempa di Malang Sebabkan 8 Korban Jiwa dan Lebih dari Seribu Rumah Rusak
Baca: Gempa Jatim, Sepasang Suami Istri di Lumajang Meninggal Dunia Tertimpa Batu Berdiameter 2 Meter
Dalam lamannya, BMKG mengebut gempa terkini terjadi di laut dekat Bayah, Banten.
Gempa ini berkekuatan 5,1.
BMKG mencatat gempa hari ini di Bayah terjadi Rabu (14/4/2021) siang pukul 13.28.
Pusat gempa bumi ada di laut, tepatnya 59 kilometer barat daya Bayah, Banten.
Gempa ini terjadi di kedalaman 17 kilometer.
Menurut BMKG gempa ini tak berpotensi tsunami.
BMKG mengimbau warga untuk mewaspadai potensi gempa bumi susulan.
Berikut unggahan BMKG :
"#Gempa Mag:5.1, 14-Apr-21 13:28:40 WIB, Lok:7.39 LS,105.97 BT (59 km BaratDaya BAYAH-BANTEN), Kedlmn:17 Km, tdk berpotensi tsunami #BMKG."
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Gempa Bumi Guncang Selatan Jawa, Terasa di Sukabumi hingga Jakarta, Begini Penjelasan BMKG