Diketahui, Andik tinggal di Lamongan, Jawa Timur.
Sedangkan ia mengajar di Sekolah Dasar Negeri Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur.
Dirinya telah ganti motor sebanyak 9 kali karena mengalami kerusakan akibat menempuh jalanan yang berlumpur.
Meski begitu, Andik tetap gigih untuk memberi ilmunya kepada siswa-siswanya.
Buktinya sudah 17 tahun lamanya Andik menjadi seorang guru honorer.
Atas dedikasinya itu, seorang Ajun Inspektur Polisis Dua (AIPDA) Purnomo (41) memberi hadiah motor trail untuk Andik.
Baca: Kisah Menyentuh dari Penjual Gorengan di Bali yang Viral Sering Memberi Makanan ke Anjing
Baca: Kisah Haru Mempelai Pria yang Viral Nikah Pakai Celana Pendek dan Badan Penuh Perban
Saat dikonfirmasi, Purnomo berniat memberikan motor trail kepada Andik karena dedikasinya dalam mengajar anak bangsa.
Dijelaskan Punomo, perjuangan Andik saat berangkat menuju ke tempat mengajarkan sangatlah melelahkan.
Andik harus menyeberangi tiga sungai tanpa jembatan terlebih dahulu untuk sampai di SDN Jipurapah.
"(Andik) melewati tiga sungai tanpa jembatan, yang kalau musim hujan miris, karena harus tetep dilewati dan itu akses satu satunya," ujar Purnomo.
Tak hanya itu, dirinya harus dapat melewati jalanan berlumpur yang dapat menjebak ban motornya.
Menurut informasi dari Punomo, hingga saat ini Andik telah bergonta-ganti motor sebanyak 9 kali akibat mengalami kerusakan.
Bahkan, Andik hanya mendapatkan gaji honorernya sebesar Rp 300 ribu setiap bulan.
Sementara jika dihitung pengeluarannya, Andik setiap hari menghabiskan ongkos sebesar Rp 50 ribu untuk membeli bensin motornya.
Baca: Kasus Guru Honorer Dipecat Karena Unggah Gaji Rp 700 Ribu, DPR Soroti Tingkat Kesejahteraan Pengajar
Baca: Posting Gaji Rp 700 Ribu, Guru Honorer Dipecat Kepala Sekolah, Diminta Cari Sekolah Bergaji Tinggi
Tentu saja gaji yang diterima Andik tidakah cukup untuk mengganti ongkos harian menuju tempat mengajarnya.
Alhasil, Andik harus mengumpulkan kayu bakar untuk dijual sebagai tambahan ongkos perjalanannya.
"Gaji guru sebulan tidak cukup buat beli bensin, sehingga kalau pulang (Andik) sambil bawa kayu bakar untuk dijual," tambah Purnomo.
Purnomo juga menambahkan, ketika berangkat untuk mengajar, Andik lebih memilih untuk tidak menggunakan seragam.
Seragamnya akan digunakan ketika dirinya sampai di SDN Jipurapah.