Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Museum Batik Pekalongan adalah sebuah museum memamerkan koleksi batik dan berlokasi di Pekalongan, Jawa Tengah.
Museum ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 Juli 2006.
Bangunan Museum ini mempunyai luas sekitar 2.500 M2 menempati lahan seluas 3.675 M2.
Museum ini menempati bangunan peninggalan Belanda yang telah berdiri sejak tahun 1906 dan awalnya berfungsi sebagai kantor administrasi keuangan pabrik gula.
Museum Batik Pekalongan menyimpan banyak koleksi batik tua hingga modern, dari batik yang berasal dari daerah pesisiran, daerah pedalaman dan area Jawa lainnya, batik dari berbagai daerah di nusantara seperti dari Sumatera, Kalimantan, hingga Papua, dan kain jenis teknik batik dari mancanegara.
Tidak hanya memamerkan koleksi batik, Museum Batik Pekalongan juga adalah pusat pelatihan membatik dan pusat pembelajaran batik.
Baca: Museum Kebangkitan Nasional
Baca: Museum Ullen Sentalu
Sejarah
Museum Batik Pekalongan didirikan pada 12 Juli 1972 di ujung jalan sebelah selatan dari Taman Hiburan Rakyat, Gedung Bintang Merdeka.
Museum seluas 40 meter persegi ini sangat sederhana dan hanya memamerkan 60 koleksi batik yang ditata apa adanya.
Kondisi yang apa adanya tersebut membuat beberapa koleksi batik menghilang.
Karena itu, pada tahun 1990 museum dipindahkan ke kawasan perkantoran baru Pemkot Pekalongan di Jalan Majapahit No. 7A oleh H. Djoko Prawoto, Wali Kota Pekalongan ke 11.
Sejarah Museum Batik Pekalongan baru diawali pendiriannya dengan penyelenggaraan pertemuan Forum Bisnis Orang Pekalongan (OPEK) pada 29 Desember 2005 di Jakarta.
Pada forum tersebut, diusulkan apakah kota Pekalongan bersedia menjadi lokasi Peringatan Hari Koperasi Tingkat Nasional ke 59 pada Juli 2006 yang akan dihadiri oleh Presiden RI, yang disanggupi oleh Wali Kota Pekalongan.
Ketua Yayasan KADIN Indonesia, Iman Sucipto Umar, kemudian berkonsultasi dengan berbagai Kementerian seperti Perdagangan, Kebudayaan dan Pariwisata, Bappenas untuk mendukung pendanaan museum batik, juga membahas mengenai lembaga pengelola museum batik dengan Menko Kesejahteraan Masyarakat.
Pada akhirnya disetujui oleh Yayasan Kadin Indonesia untuk membawahi museum batik.
Pada tanggal 23 Mei 2006 dilakukan penandatanganan MoU antara Yayasan Kadin Indonesia dengan Pemkot Pekalongan.
Setelah melewati kajian yang matang dan berbagai koordinasi maka terbentuklah Lembaga Museum Batik yang melibatkan Pemkot Pekalongan, Yayasan Kadin Indonesia, Yayasan Batik Indonesia, Paguyuban Berkah, Yayasan Kadinda Kota Pekalongan, Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan, dukungan dari masyarakat pembatik, dan kesediaan pakar batik Asmoro Damais untuk menjadi kurator museum batik pekalongan pertama.
Gedung tua yang dulunya digunakan sebagai kantor yang membawahi dan mengurus administrasi dari tujuh pabrik gula di karesidenan Pekalongan akhirnya terpilih sebagai lokasi museum batik.
Pada masa kolonial Belanda di Indonesia gedung ini dikenal dengan sebutan “City Hall”. Gedung pernah berfungsi menjadi Balai Kota, Kantor Walikota dan kompleks kantor pemerintah Kota Pekalongan.
Gedung tua berbentuk segi empat simetris yang memiliki taman di tengahnya menjadi tempat berawalnya sejarah museum batik di Pekalongan.
Gedung seluas 600 meter persegi tersebut telah ada sejak tahun 1906 dan masih menunjukkan arsitektur aslinya.
Gedung memiliki halaman depan yang digunakan sebagai tempat parkir kendaraan yang tidak terlalu luas karena lebar halaman hanya sepanjang 6 meter dan panjangnya 50 meter dan dikelilingi oleh bangunan kuno seperti Gedung Rumah Jabatan Bakorlin III, Kantor Pos, Lembaga Permasyarakatan, Gereja, dan Sungai Loji.
Gedung yang terletak di tanah berukuran 3.675 meter persegi kemudian direnovasi dalam waktu kurang dari 3 bulan hingga menjadi museum seluas 2500 meter persegi.
Walaupun masih memerlukan banyak perbaikan, namun museum sudah bisa diresmikan.
Pada 12 Juli 2006 pukul 15.40 WIB, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Museum Batik Pekalongan sekaligus merayakan Hari Koperasi Ke 59 di Pekalongan
Baca: Museum Gunung Merapi
Visi dan Misi
Visi
Terwujudnya Museum Batik di Kota Pekalongan sebagai wadah untuk menggali, melestarikan dan mengembangkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia serta pusat informasi yang perlu dikembangkan, dibina dan dipelihara keberadaannya.
Misi
a. Mendorong masyarakat Indonesia untuk peduli terhadap keberadaan Museum Batik di kota Pekalongan sebagai wujud turut serta dalam pelestarian budaya Indonesia.
b. Mendorong minat pengusaha / perajin batik untuk terus menggali dan melestarikan motif lama dan menciptakan motif baru.
c. Melakukan kegiatan dokumentasi, penelitian dan penyajian informasi serta mengkomunikasikannya kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan sepenuhnya bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas.
d. Memperluas lapangan kerja dan pemasaran.
Baca: Museum Dirgantara Mandala
Tujuan
a. Terwujudnya Museum Batik di kota Pekalongan menjadi tempat pelestarian batik sebagai warisan budaya Indonesia.
b. Terwujudnya Museum Batik sebagai tempat tujuan wisata.
c. Terwujudnya tampilan pameran batik yang informatif dan edukatif
d. Terwujudnya informasi batik yang dapat diakses oleh masyarakat.
e. Terwujudnya minat masyarakat terhadap budaya batik Indonesia.
f. Terbentuknya hubungan kerjasama dalam lingkungan internasional.
Fasilitas
Ruang Audio Visual
Ruang Pesisiran/Ruang Pamer 1
Ruang Nusantara/Ruang Pamer 2
Ruang Pedalaman/Ruang Pamer 3
Aula Museum Batik
Perpustakaan Museum Batik
Waktu Kunjungan dan tiket
Buka setiap hari: 08.00 – 15.00 WIB
Tutup pada
– Tahun Baru
– 17 Agustus
– Lebaran Idulfitri
– Lebaran Idulfitri
– Tahun Baru Islam (1 Muharram)
Tiket Masuk
Pengunjung Perorangan :
a. Dewasa : Rp5.000,-
b. Anak-anak (TK s.d. SMA) : Rp2.000,-
c. Mancanegara : Rp. 10.000,-
Kontak
Alamat: Jl. Jatayu No. 3 Kota Pekalongan, tepatnya di kawasan budaya Jatayu Pekalongan.
Telp : (0285) 431698
Fax : (0285) 423221
Email : museum.batik@yahoo.com