Sebanyak lima korban jiwa ada di Kabupaten Lumajang, dan sisanya ada di Kabupaten Malang.
Korban luka dilaporkan ada 39 orang, dengan rincian 36 luka ringan, dan 3 luka sedang hingga berat.
Gempa dengan magnitudo 6,1 SR dan terjadi pada Sabtu, (10/4/21), ini juga merusak 1.189 rumah warga.
Sebanyak 85 unit mengalami rusah berat (RB), 250 unit rusak sedang (RS), dan 854 unit (RR).
Jumlah tersebut diterima BNPB dari laporan di 15 kabupaten dan kota di wilayah Jawa Timur.
"Kerusakan juga dialami fasilitas umum (fasum) dengan total kerusakan sejumlah 150 unit," ungkap BNPB seperti dimuat dalam situs resminya.
Baca: Gempa Jatim, Sepasang Suami Istri di Lumajang Meninggal Dunia Tertimpa Batu Berdiameter 2 Meter
Baca: Gempa di Malang 6,1 SR, Dipicu Tumbukan Lempeng 200 Kilometer dari Pantai Selatan Jawa
Wilayah yang terdampak cukup parah adalah Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar.
BPBD Kabupaten Malang melaporkan ada rumah rusak ringan sebanyak 525 unit, rusak sedang 114, dan rusak berat 57.
Kerusakan pada fasilitas pendidikan ada 14 unit, fasilitas kesehatan 8, tempat ibadah 26, dan jembatan 6 titik.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Blitar juga melaporkan kerusakan rumah RR 217 unit, RS 85. dan RB 10, sedangkan kerusakan fasum kantor 9 dan balai desa 3.
Gempa bumi di Selatan Malang juga berdampak pada wilayah kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Timur, meliputi Kabupaten Lumajang, Kota Malang, Kabupaten Tulungagung, Kabuapten Trenggalek, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Jember.
Baca: Gempa Malang, Nenek 92 Tahun Sebatang Kara Ini Selamat, Loncat Sebelum Tertimpa Reruntuhan
Baca: Guncangan di Malang Magnitudo 6,1 Berdekatan dengan Pusat Gempa yang Merusak Jawa Timur Tahun 1972
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis informasi mengenai gempabumi bermagnitudo 6,1 dengan kedalaman 60 kilometer di wilayah perairan selatan Malang, atau yang kemudian disebut ‘Gempa Bumi Selatan Malang’ pada Sabtu (10/4/2021).
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, episentrum gempa bumi selatan Malang itu berdekatan dengan pusat gempa bumi yang merusak Jawa Timur pada masa lalu, yakni pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972.
Zona gempa bumi selatan Malang tersebut memang merupakan kawasan aktif yang sering terjadi dan dirasakan.
"Zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan,” ujar Daryono dalam konferensi pers virtual BMKG, Sabtu, 10/4/2021).
Baca: BNPB Sebut Gempa 6,1 SR yang Guncang Malang Disebabkan oleh Tumbukan Lempeng Tektonik
Baca: KUMPULAN Foto Kerusakan Gempa Tektonik di Malang & Sekitarnya, Atap Rubuh Hingga Patung Gorila Rusak
Menurut Daryono, pengulangan gempa bumi yang terjadi di selatan Malang tersebut sekaligus menjadi fenomena yang patut diwaspadai.
Di sisi lain, hal itu sekaligus menjadi bukti bahwa apa yang telah disampaikan para ahli gempa bumi adalah benar.
“Gempa selatan Malang yang destruktif merupakan alarm untuk kita semua bahwa ancaman sumber gempabumi subduksi lempeng selatan Jawa yang selama ini didengungkan oleh para ahli gempa adalah benar. Kita patut waspada,” kata Daryono.
Berdasarkan hasil monitoring BMKG, setidaknya telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dari gempa selatan Malang dengan kekuatan kecil dan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan.
Baca berita lainnya tentang gempa Malang di sini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dampak Gempa Malang: 8 Orang Meninggal Dunia, Ribuan Rumah Rusak, Blitar dan Malang Terparah