Cuaca ekstren ini memicu bencana banjir bandang dan tanah longsor di kawasan Kupang, Sumba Timur, Rote Ndao hingga Pulau Adonara di Kabupaten Flores Timur.
Aliran air deras membuat sejumlah rumah, jembatan ikut terbawa hanyut oleh banjir ini.
Jembatan penyeberangan yang berada di Bendungan Kambaniru yang berada di Desa Lambanapu juga patah.
Pegawai BPBD Kabupaten Sumba Timur, saat ini masih melakukan pendatan daerah yang terkena banjir dan jumlah kerusakan yang diakibatkan cuaca eksrem ini.
Banjir Flores Timur pada Minggu dini hari menyebabkan lima jembatan putus dan rumah warga rusak tertimbun lumpur seperti diungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati.
"Laporan BPBD setempat, terdapat 5 jembatan terputus akibat banjir bandang dan rumah warga rusak tertimbun lumpur" ujar Raditya Jati.
Baca: Viral Video Detik-detik Ambrolnya Jembatan Lama Kambaniru di Sumba Timur Terseret Arus Sungai
"Seperti di Desa Nelelmadike dan puluhan terendam banjir di Kecamatan Adonan Barat," dalam keterangan Raditya Jati.
Bupati Flores Timur bersama sudah berada di lokasi untuk membantu penanganan darurat bencana.
Dilansirkan oleh jurnalistik kompastv yang berada di Flores Timur.
"Kondisi cuaca di Flores Timur khusunya di Adonara, juga masih dalam kondisi hujan yang deras dan tim masih melakukan pencarian terhadap korban yang masih terjebak dalam lumpur karna ditakutkan akan terjadi banjir susulan akibat hujan deras," ujar Citos Natun jurnalis kompastv.
Korban saat ini terdapat 41 orang yang meninggal sementara tim mengevakuasi orang yang masih terjebak di lumpur.
Baca: Hujan Deras Disertai Angin Kencang di Yogyakarta Sebabkan Baliho dan Pohon Roboh
Susahnya evakuasi korban banjir terjadinya topografi wilayah yang berada di lereng bukit memakan korban jiwa begitu banyak.
Kecepatan angin maksimum sekitar 30 knots (55 km/jam) dengan tekanan di pusat sistem mencapai 996 hPa.
"Pusaran angin mencapai 85 kilomater per jam agar diwaspadai, semoga masyarakat dapat terlindungi dan tidak ada korban jiwa, " jelas Dwikorita.
Akibat fenomena siklus cuaca eksrem, puluhan orang tewas karena banjir dan banyak fasilitas umum yang rusak hingga bandara ditutup.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa dini atas potensi esktream di NTT.
Intensitas siklon tropis 99S diperkirakan masih akan menguat hingga hari ini, Senin (5/4/2021).
Siklon tropis 99S disebut Seroja oleh Tropikal Cycle Warming Centre (TCWC) Jakarta.
Pihak BMKG mengatakan fenomena cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung selama dua hingga 3 jam.
"Dua sampai tiga jam, bibit cuaca ekstrem akan berkembang menjadi siklon, estimasi jam 1 dini hari. Perlu waspada cuaca eksrem," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers secara virtual, Minggu (4/4/2021) malam kemarin.
Baca: 62 Warga NTT Meninggal Akibat Banjir dan Tanah Longsor, 4 Orang Masih Dalam Pencarian
Berdasarkan analisis terbaru 4 April 2021 pukul 19.00 WIB, bibit siklon tropis 99S berada di perairan Kep. Rote, NTT, 10.3LS, 123.5BT (sekitar 24 km sebelah barat daya Kupang).
BMKG memberi himbauan dan peringatan dini bencana di NTT.
Akibat potensi hujan yang sangat lebat dampak untuk bajir bandang di NTT berstatus siaga.
Mengigat himbauan Guswanto Deputi Bidang Meteorologi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) agar masyarakat perlu mewaspadai bibit siklon.
Penjelasan BMKG memang harus diketahui oleh masyarakat terutama bagi penduduk disekitarnya.
Guswanto menjelaskan fenomena bibit siklon diprediksi akan terjadi pada beberapa hari kedepan.
BMKG menyematkan nama "Seroja" sebagai fenomena cuaca ekstrem yang terjadi di NTT.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Banjir Bandang di Adonara, Cuaca Ekstrem Buat Petugas Sulit Evakuasi, Warga Butuhkan Selimut
Baca selengkapnya tentang banjir bandang di NTT di sini