Data yang berhasil dicuri itu, termasuk email dan nomer pribadi pemilik akun yang telah dipos secara daring di forum-forum hacker.
Kebocoran yang terjadi sebelumnya telah dilaporkan oleh Aaron Holmes dari Insider.
500 juta pengguna Facebook yang diposting di forum dari 106 negara.
Pengguna Facebook yang paling banyak terkena dampak dari negara Mesir (44,8 juta), Tunisia (39,5 juta), Italia (35,6 juta), dan Amerika Serikat (32,3 Juta).
Terdapat 130.000 pengguna facebook asal Indonesia dari kebocoran data.
Ratusan data tersebar oleh pengguna amatir dalam forum.
Hal ini membuat ratusan data bocor secara luas dan bisa diakses siapapun.
Facebook telah mengonfirmasikan kebocoran data melalui juru bicaranya.
Baca: PM Scott Morrison Ungkap Tindakan Facebook Putuskan Pertemanan dengan Australia Mengecewakan
Menurut juru bicara Facebook pada (4/4/2021) mengatakan,"Itu adalah data lama yang pernah dilaporkan pada tahun 2019".
"Kami menenmukan dan memperbaiki masalah pada bulan Agustus 2019"
Sebelumnya akun asal Amerika Serikat (32 juta), dan akun asal Prancis (20 juta) terdampak kebocoran data dari pengguna Facebook.
Namun, Holmes melaporkan bahwa kumpulan data di forum peretasan dapat dilakukan dengan mudah bagi siapa saja selagi data belum lengkap.
Laporan Holmes mengutip dari Alon Gal, CTO kejahatana dunia maya Hudson Rock, yang pertama akali menemukan adanya kebocoran data pada hari Sabtu (3/4/2021).
Gal mengatakan, informasi yang bocor dapat memberikan informasi berbagai penjahat siber.
Informasi dapat digunakan untuk melakukan pneyemaran bahkan penipuan atas nama korban kebocoran.
"Basis data berisi informasi pribadi sebesar itu pasti akan dimanfaatkan cybercriminal untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan," kata Gal.
Baca: Imbas Kebocoran Data Facebook, Diduga 533 Juta Data Pengguna Diperjualbelikan Ilegal via Telegram
Kasus kebocoran data pertama Facebook yang dialami Mark Zuckerberg tahun 2016 terdapat 80 juta data pengguna data yang dicuri oleh Cambridge Analytica.
Cambridge Analytica menggunakan puluha data pribadi Facebook untuk membidik para pemilih di Pemilu AS 2016 yang akhirnya dimenangkan Donald Trump.
Kasus kebocoran Cambridge Analytica diketahui pada tahun 2018.
Lebih dari 87 juta pengguna Facebook diperoleh secara tidak benar oleh firma analisi data politik.
Gal mengatakan pengguna Facebook untuk tetap waspada terkait phising atau penipuan lainnya.
Federal Trade Commission mendenda Facebook sebesar $5 miliar atas perusahaan yang salah menangani data pengguna.
Facebook telah berjanji untuk mengambil tindakan atas kerugian di masa lalu dan menempatkan perlindungan yang lebih kuat untuk mencegah hal yang sama di masa depan.
Gal melanjutkan, kebocoran data pribadi pengguna ini merupakan pelanggaran kepercayaan yang masif dan harus ditangani dengan semestinya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Data Pribadi 533 Juta Pengguna Facebook Dilaporkan Bocor, Termasuk Nomor HP Mark Zuckerberg
Baca selengkapnya tentang kebocoran data Facebook di sini