Terduga teroris yang ditembak mati itu dinilai sudah 'siap mati' saat melakukan aksinya.
Menurut Ridwan, aksi yang dilakukan oleh ZA itu potensial menunjukkan ajakan kepada teroris lelaki untuk kembali melakukan serangan susulan.
Mengingat pelaku terorisme diketahui berpakaian gamis dan berhijab panjang yang identik dengan perempuan.
"Saya khawatir aksi ini menginspirasi jaringan-jaringan lain yang menonton ini, mereka akan tergerak dan malu karena yang menjadi penyerang adalah wanita," jelas Ridwan Habib dalam siaran langsung Kompas TV pada Rabu (31/1/2021).
"Sementara di JAD mereka juga memiliki anggota laki-laki. Nah ini yang akan menjadi permasalahan ketika para wanita lain juga terinspirasi untuk melakukan hal yang sama," tambahnya.
Aksi terorisme tersebut dianggapnya sangat serius.
Sebab, walau tidak ada korban jiwa pada kubu aparat Kepolisian, serangan tersebut dikhawatirkan menginspirasi jaringan teroris lainnya untuk melancarkan teror.
"Jadi ini adalah serang yang sangat serius. Walau tidak ada korban, tetapi secara psikologis ini sangat berbahaya, karena pertama simbolnya langsung ke Mabes Polri, cuma 100 meter dari ruang kerja Kapolri, kemudian simbol yang kedua ini dilakukan oleh wanita dan menggunakan senjata," papar Ridwan Habib.
"Inspirasi-inspirasi ini yang kita khawatirkan akan ditiru oleh jaringan-jaringan mereka yang menonton tayangan ini," jelasnya.
Menurutnya, seorang terduga teroris yang tewas diberondong aparat bukan tengah melakukan serangan, tetapi mengirimkan pesan kepada Polri.
Pesan tersebut menegaskan para terduga teroris sudah siap mati dalam melaksanakan aksinya.
Baca: Isi Surat Wasiat Pelaku Penyerang Mabes Polri, Ingatkan keluarga soal Agama dan Sebut Ingin Berjihad
Baca: Sebelum Beraksi, Pelaku Penyerang Mabes Polri Tinggalkan Surat Wasiat dan Pamit di Grup WA Keluarga
Sebab, sebelum melakukan aksinya, seorang teroris diungkapkannya pasti sudah menimbang seluruh resiko yang akan ditrerima ketika melancarkan aksinya.
Dirinya pun menyebut aksi penembakan tersebut bukan sebuah penyerangan, tetapi aksi bunuh diri.
"Pelaku teroris itu sudah siap mati, karena dia sudah mengetahui resiko dari aksinya tersebut. Dia bunuh diri," ungkap Ridwan Habib.
Dirinya pun mengingatkan kepada aparat Kepolisian untuk dapat memperketat penjagaan serta pengawasan.
Selain itu menerapkan langkah mitigasi terorisme secara terpadu.
Alasannya karena aksi penembakan yang dilakukan oleh seorang terduga teroris berpakaian gamis dan berhijab itu dapat menginspirasi pelaku teror lainnya.
"Hal ini harus dapat cepat diantisipasi karena bisa menginspirasi pelaku teroris lainnya yang menyerang langsung ke jantung Polri dengan menggunakan senjata api. Mungkin saja aksi ini bisa dilakukan di Istana Presiden atau Wakil Presiden atau lainnya," jelasnya.
Sebelumnya, perempuan pelaku penyerangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore disebut sebagai anggota Perbakin.
Dari video dan foto yang beredar, pelaku yang berinisial ZA (25) nampak membawa pistol berjenis Airgun.
Diketahui, wanita tersebut datang ke Mabes Polri melalui pintu kecil yang diperuntukkan untuk pejalan kaki.
Wanita yang mengenakan pakaian hitam itu kemudian mencoba menembakkan pistol sebanyak dua kali.
Tak lama, ia pun terjatuh setelah ditembak oleh polisi.
Baca: Ditemukan Kartu Anggota, Bamsoet Bantah Pelaku Terduga Teroris di Mabes Polri Bagian dari Perbakin
Baca: Terduga Teroris Aksi Penembakan di Mabes Polri, Ini Identitasnya Ternyata Beralamat di Jakarta Timur
"Teroris katanya bang," ucap seorang pria yang terdengar dari video yang beredar.
Seketika, senjata api dan maps kuning yang dibawa wanita tersebut langsung jatuh.
Terbaru, beredar kartu anggota ZA yang tergabung dalam Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin).
Foto kartu tersebut kini viral di media sosial.
Namun pada Rabu (31/3/2021) malam, Perbakin membantah pelaku teror di Mabes Polri berinsial ZA merupakan anggotanya.
Baca artikel lain mengenai penyerangan di Mabes Polri di sini.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Aksi Terduga Teroris di Mabes Polri Mengandung Pesan Khusus, Menginspirasi Aksi Teror Susulan