Surat tersebut ditulis dengan tulisan tangan dan berisi pesan-pesan yang ditujukan untuk saudara dan orang tua Zakiah.
Surat wasiat milik Zakiah itu kemudian dikaitkan dengan surat wasiat yang ditulis oleh pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar beberapa hari sebelumnya.
Yang menarik, surat wasiat yang dibuat oleh para pelaku ini memiliki pesan utama yang serupa.
Hal inilah yang kemudian menjadi pembicaraan hangat di media sosial.
Baca: Sebelum Beraksi, Pelaku Penyerang Mabes Polri Tinggalkan Surat Wasiat dan Pamit di Grup WA Keluarga
Baca: Isi Surat Wasiat Pelaku Penyerang Mabes Polri, Ingatkan keluarga soal Agama dan Sebut Ingin Berjihad
Dirangkum TribunBanten.com dari berbagai sumber, surat wasiat yang ditinggalkan Lukman, pelaku pemboman Gereja Katedral Makassar berisi 3 poin utama.
Yang pertama, pelaku meminta maaf kepada keluarga dan memohon pamit.
Lukman menyebutkan telah mantap dengan apa yang dia yakini dan akan melakukan apa pun agar mendapatkannya.
Kedua, ia meminta keluarga untuk menjauhi riba.
Dan yang ketiga adalah pesan untuk keluarga agar selalu menjaga satu sama lain dan tidak meninggalkan ibadah.
Begitu juga dengan surat wasiat yang ditinggalkan ZA untuk keluarga.
ZA meminta maaf kepada kedua orangtua dan kakak kandungnya.
ZA juga meminta kepada orangtua untuk menghindari riba, serta meminta keluarga agar tidak meninggalkan ibadah.
Yang berbeda adalah, dalam surat wasian ZA, ia meminta agar keluarganya tidak mengikuti Pemilu serta tidak mematuhi undang-undang dan juga Pancasila.
Baca: Fakta Lengkap ZA Wanita Terduga Teroris yang Menyerang Mabes Polri
Zakiah menyebut orang-orang yang terpilih pada pemilu itu yang akan membuat hukum tandingan Allah.
"Demokrasi, Pancasila, UUD, pemilu, berasal dari ajaran kafir yang jelas musyrik. Zakiah nasehatkan kepada mama dan keluarga agar semuanya selamat dari fitnah dunia yaitu demokrasi, pemilu dan tidak murtad tanpa sadar," tulisnya.
Zakiah juga menyinggung nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Mama, sekali lagi Zakiah minta maaf. Zakiah sayang banget sama Mama," tulis Zakiah dalam surat wasiat yang diterima Wartakotalive.com.
Dalam surat itu, Zakiah juga mengajak keluarganya untuk tetap beribadah dan tidak meninggalkan salat.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wasiat kepada orang yang saya cintai karena Allah
Wahai mamaku, maafin Zakiah yang belum pernah membalas pemberian keluarga. Mama, ayah jangan lupa senantiasa beribadah kepada Allah SWT dan jangan tinggalkan salat.
Semoga Allah kumpulkan kembali keluarga di surga.
Mama, sekali lagi Zakiah minta maaf. Zakiah sayang banget sama Mama. Tapi Allah lebih menyayangi hamba-Nya,
Makanya Zakiah tempuh jalan ini sebagaimana jalan Nabi/Rasul Allah untuk selamatkan Zakiah dan dengan izin Allah bisa memberi syafaat untuk Mama dan keluarga di akhirat.
Pesan Zakiah untuk Mama dan keluarga, berhenti berhubungan dengan bank (kartu kredit) karena itu riba dan tidak diberkahi Allah. Pesan berikutnya agar Mama berhenti bekerja menjadi Dawis yang membantu kepentingan pemerintah thogut.
Pesan berikutnya untuk kaka agar rumah Cibubur jaga Dede dan mama, iadah kepada Allah, dan tinggalkan penghasilan dari yang tidak sesuai jaran islam, serta tinggalkan kepercayaan kepada orang-orang yang mengaku mempunyai ilmu, dekati ustad/ulama, tonton kajian dakwah, tidak membanggakan kafir Ahok dan memakai hijab kak.
Allah yang akan menjamin rizki kak. Maaf ya kak, Zakiah tidak bisa membalas semua pemberian kakak...
Untuk Mba Leli agar memperingatkan Mama, jaga Mama ya Mba. Untuk Bp, jangan tinggalkan ibadah solat 5 waktu, maafin ya Mba, pe kalau ada salah lisan dan lainnya. Jaga mama, ayah, dede baik-baik.
Mama, Ayah, semua lihat di samping itu adalah tingkatkan amalan. Insya Allah dengan karunia Allah amalan jihad Zakiah akan membantu memberi syafaat kepada keluarga di akhirat. Jihad adalah tertinggi dalam islam.
Inti pesan Zakiah kepada mama dan keluarga adalah agar tidak mengikuti kegiatan pemilu. Karena orang-orang yang terpilih itu akan membuat hukum tandingan Allah besumber Alquran-Assunah.
Demokrasi, Pancasila, UUD, pemilu, berasal dari ajaran kafir yang jelas musyrik. Zakiah nasehatkan kepada mama dan keluarga agar semuanya selamat dari fitnah dunia yaitu demokrasi, pemilu dan tidak murtad tanpa sadar.
Sekali lagi maafkan Zakiah ma, ayah, kakak, Mba Leli, awi, Bpe, ka Effa, dede, Baim, Kevin, semuanya. Maafka bila ada salah kata dan perbuatan. Semoga Allah kumpulkan kembali di surga-Nya
Amiinn....
Kapolri Jenderal Listyo Sigit angkat bicara terkait aksi penyerangan di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) sore ini sekitar pukul 16.30 WIB.
Dalam konferensi pers yang ditayangkan melalui siaran langsung Kompas TV, Listyo menjelaskan kalau pelaku merupakan seorang wanita berinisial ZA (25).
"Pelaku adalah seorang mantan mahasiswa, di-DO saat semester 5," katanya dalam konferensi pers.
Lanjutnya, dari hasil penggeledahan, diduga ZA telah didoktrin dengan paham-paham dari organisasi teroris internasional, ISIS.
Hal itu dibuktikan dengan ZA membuat Instagram dan memposting foto bendera ISIS.
"Yang bersangkutan memiliki Instagram yang baru dibuat, atau diposting 21 jam lalu. Dimana di dalamnya ada bendera ISIS dan ada tulisan terkait perjuangan jihad," ucapnya.
Selain itu, Listyo juga menjelaskan terkait pelaku membawa seperti map kuning saat melancarkan aksi.
"Map kuning ada amplop bertuliskan kata-kata tertentu," ucap Listyo.
Namun Listyo enggan membeberkan kata-kata tertentu apa yang dimaksud.
Selain postingan terkait ISIS, ZA juga sempat membuat surat wasiat yang ditujukan untuk anggota keluarganya.
"Kita temukan juga surat wasiat dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahas kalau yang bersangkutan akan pamit," ungkapnya.
Pihaknya sudah memerintahkan kepada Kadensus 88 Anti Teror untuk mendalami dan mengusut tuntas terhadap kemungkinan jaringan yang terkait dengan tersangka.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul JADI SOROTAN, Ada Sejumlah Kesamaan Isi Surat Wasiat Terduga Teroris di Makasar dan di Mabes Polri.
Baca artikel lainnya terkait Teroris di Mabes Polri di sini