Melansir TribunJabar.id, sebanyak 912 warga mengungsi seperti diungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Raditya Jati.
Pengungsi diungsikan ke 3 lokasi dengan rincian 220 jiwa mengungsi di GOR Kompleks Perum Pertamina Bumi Patra, 300 jiwa di Pendopo Kantor Bupati Indramayu, dan 392 jiwa di Gedung Islamic Center Indramayu.
Total ada 5 desa yang terdampak atas bencana ini yaitu Desa Sangkaurip, Desa Balongan, Desa Sukareja, Desa Rawadalem, dan Desa Tegalurung.
Desa Sangkaurip berjarak 500 meter dari kompleks Kilang Minyak Balongan milik PT Pertamina.
Pascaledakan pada Senin malam, bau gas dan minyak sangat menyengat sepanjang jalan dan rumah warga Desa Sangkaurip.
Seorang warga bahkan mengungkap atap rumahnya sampai jebol.
"Ini (menunjuk ruang tamu), masih bau gas dan minyak. Di situ (bagian kamar) atap jebol," ujar Sujana, warga Desa Sangkaurip.
Seluruh desa nyaris kosong ditinggal warga mengungsi.
Hanya ada beberapa warga yang terlihat hilir mudik untuk mengambil kebutuhan di rumahnya.
Baca: Kebakaran Pertamina Indramayu Ludeskan Minyak 400 Ribu Barel, Pertamina Ungkap Nasib Stok BBM
Selain bau menyengat, psikis warga sekitar Kilang Minyak Balongan terguncang.
Mereka mengalami trauma akibat ledakan yang terjadi pada Senin dini hari tersebut.
Kebanyakan masih takut kembali ke rumah masing-masing.
Sutinah, warga Desa/Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu mengaku masih merasakan sesak napas, pusing, dan mata pedas.
Menurutnya peristiwa tersebut terjadi bak kiamat.
Suara ledakannya mirip bom yang membuat rumahnya bergetar hebat.
"Saya lagi tidur terpelanting kemana-mana, bangun-bangun liat api besar sekali, kaya mau kiamat," katanya kepada Tribuncirebon.com di posko pengungsian di Perumahan Bumi Patra, Senin (29/3/2021) malam.
Rumahnya yang persis berada di samping PT Pertamina RU VI Balongan, banyak mengalami kerusakan mulai dari kaca pecah, plafon runtuh, dinding retak-retak, dan lain sebagainya.
Saat kejadian, Sutinah mengaku berteriak ketakutan.