Pelaku pengeboman merupakan sepasang suami istri bernama Lukman dan istrinya berinisial YSF.
Polisi juga telah menggeledah rumah Lukman di Jalan Tinumbu I Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar pada hari Senin (29/3/2021).
Berikut fakta-fakta Lukman, pelaku bom bunuh diri di Makassar yang dikutip Tribunnewswiki.com dari TribunMakassar:
Baca: Pascaledakan Kilang Minyak Pertamina Balongan, Bau Gas Menyengat Hingga Warga Trauma Pulang ke Rumah
Baca: Polisi Temukan Atribut FPI saat Gerebek Rumah Terduga Teroris
Ketua RW 1 Kelurahan Bunga Ejaya, Hamka mengatakan lukman telah menjadi anak yatim sejak kecil.
Ayahnya meninggal saat ia berusia 5 tahun.
“Sudah yatim dari umur 5 tahun," ujar Hamka, Senin (29/3).
Ia adalah anak sulung dari dua bersaudara.
Baca: Hasil Piala Menpora 2021: Persib Bertengger di Puncak Klasemen Grup D Usai Menang 3-1 atas Persita
Baca: Teroris Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar Tinggalkan Surat Wasiat: Siap Mati Syahid
Hamka menjelaskan bahwa Lukman tiba-tiba berhenti kuliah dan tidak mau dilarang.
Mulai dari situlah menurut Hamka perubahan Lukman.
"Dia kuliah dekat sini. Saya lupa kampus apa. Tapi tiba-tiba dia mau berhenti.
Saya kasihan sama ibunya, karena dia tidak mau dilarang," jelasnya.
Selain itu pelaku bom bunuh diri tersebut juga sering pulang malam serta menutup diri dari warga sekitar.
"Berubah, dia sering pulang malam, terus sudah tidak mau bergaul sama warga di sini.
Dulu memang pendiam, tapi masih mau kumpul," lanjutnya
Baca: Kondisi Terkini Satpam Gereja Katedral Makassar yang Berani Adang Pelaku Bom Agar Tak Masuk
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar Ternyata Pasutri, Baru Nikah 6 Bulan
Setelah berhenti kuliah, tidak lama kemudian Lukman dikabarkan sudah menikah.
Tetangga sekitar tidak mengetahui pernikahan itu digelar.
"Tiba-tiba menikah, tidak tahu orang mana itu (istrinya), kami tidak tahu karena tidak menikah lewat pemerintah atau menikah siri," katanya.
Setelah menikah Lukman bertambah keras dan sering kali menegur ibunya jika melakukan ritual adat seperti barasanji.
"Dia selalu tegur orang tuanya kalau barasanji, katanya bid'ah, tidak boleh.
Bahkan Lukman ini tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang potong," tuturnya.
Baca: Sepasang Kekasih di Blitar Digelandang ke Polsek Karena Dicurigai Warga Bermesraan di Masjid
Baca: Muhammadiyah Bolehkan Nakes yang Bertugas Tangani Covid-19 Tinggalkan Puasa Ramadhan
Hamka menjelaskan jika Lukman dan istrinya pindah dari rumah yang ditinggali bersama ibunya.
Alasannya ialah perselisihan Lukman dan ibunya.
"Sudah pindah di lorong sebelah, yang tadi digerebek itu, bahkan didapat ada 5 peluru," terang Hamka.
Hamka mengatakan, saat berita pemboman gereja tidak ada warga yang menyangka jika dia adalah Lukman.
"Tidak ada yang menyangka, kami kira cuma ikut pengajian-pengajian saja.
Ternyata pas ada berita bilang kalau dia warga sini, inisial L, di situ kami langsung tahu kalau itu Lukman sama istrinya," katanya.
Baca: Kebakaran Pertamina Indramayu Ludeskan Minyak 400 Ribu Barel, Pertamina Ungkap Nasib Stok BBM
Baca: Hampir 1000 Warga Mengungsi Akibat Kebakaran Pertamina Balongan, 300 Jiwa di Pendopo Kantor Bupati
Atas kejadian ini, pihak RT dan RW telah mengimbau kepada masyarakat sekitar untuk menjaga pergaulan anaknya dengan ketat.
"Kami sudah minta warga untuk terus mengawasi pergaulan anaknya, jangan sampai terjadi hal yang sama," ujarnya.
Ia mengatakan, warga sekitar tidak ada yang membenci keluarga Lukman atas kejadian ini.
Sebaliknya, warga justru merasa iba dengan ibu dan adik Lukman.
"Kasihan ibunya, jualan di warung, cuma dibantu sama adik perempuan Lukman.
Pas anaknya sudah kuliah, malah berhenti dan masuk aliran sesat. Semoga ini yang terakhir," katanya
"Bahkan kalau dia mau dikuburkan di pemakaman sekitar, warga di sini tidak ada yang keberatan," ujarnya.
Simak berita lainnya mengenai ledakan bom di Gereja Katedral Makassar di sini