Korban warga Lingkungan III, RT 05/RW 004, Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tumiting, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara ini diduga meninggal sejak Minggu (21/2/2021) lalu.
Diketahui, korban merupakan seorang kapten kapal pandu yang sering berlayar dan sering singgah di Kota Kupang.
Saat ditemukan, terdapat belasan luka tusukan pada bagian perut dan dada korban, luka sayatan pada tangan kanan dan luka robek pada bagian leher, serta pendarahan pada bagian kepala.
Kondisi korban diketahui dalam keadaan telentang menggunakan celana pendek berwarna abu-abu dan baju kaos berkerah, seperti melansir Tribunnews.com.
Tubuh korban pun sudah membengkak dan mengeluarkan bau tak sedap.
Polisi menemukan dua buah pisau dengan jenis yang sama di sekitar jasad korban.
Baca: Baru 3 Bulan Jadi Mensos, Risma Disebut Makin Kurus dan Sering Nangis
Jenazah korban pertama kali ditemukan Safa Gisela (12), seorang pelajar yang juga warga RT 012/RW 005, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Kala itu, Safa dan beberapa orang temannya hendak mencari belalang di lahan kosong milik PT Plindo III.
Namun ketika mendekat di lokasi kejadian, Safa dan temannya mencium aroma bau busuk yang kemudian diketahui merupakan mayat manusia.
Karena takut, Safa dan teman-temannya pun langsung meninggalkan lokasi kejadian.
Mereka lantas menyampaikan temuan mereka ke seorang nelayan bernama Arjun. Arjun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Alak.
Baca: Wanita Ini Lempar Sandal dan Tarik Rambut Nenek Renta sampai Tersungkur, Korban Alami Patah Panggul
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Minggu (21/3/2021) pagi sekitar pukul 06.30 WITA, korban bersama istri kedua, Mieke taghulihi sempat berolahraga pagi.
Mereka berolahraga dari arah kost-kostan melintasi lokasi kejadian menuju arah Pelabuhan Tenau kemudian kembali ke kost-kostan melalui jalan umum.
Setelah tiba di kos, Mieke masih sempat memandikan korban, karena korban sedang sakit.
Selanjutnya, Mieke keluar untuk membeli ikan di Pasar Alak, Kota Kupang.
Saat kembali ke kos, Mieke mendapati kamar kost dalam keadaan tertutup dan korban tidak ada di dalam kamar.
Mieke pun sempat meminta bantuan tiga orang anak-anak di sekitar tempat kostnya untuk bersama-sama mencari korban.
Bahkan, mereka sempat mencari hingga ke lokasi kejadian di lahan kosong milik PT Pelindo III, namun tak menemukan korban.
Mieke kaget karena pada Selasa (23/3/2021) malam ia mendapat kabar ada penemuan mayat di lahan kosong milik PT Pelindo III dengan kost korban.
Mieke pun ikut ke lokasi kejadian. Sontak ia kaget saat melihat jenazah yang ditemukan ternyata suaminya.
Baca: Cucu Durhaka Aniaya Nenek 81 Tahun hingga Patah Panggul, Pelaku Melarikan Diri ke Grobogan
Sebagai informasi, korban memiliki istri sah bernama Stefi Baliude (49).
Selama ini, istri sah korban tinggal di Manado, Sulawesi Utara.
Selama bertugas di Kota Kupang, korban memiliki istri tidak sah, Mieke Taghulihi (45) dan indekos di RT 014/RW 005, Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Usai mendengar kabar suaminya sakit, Minggu (21/3/2021), Stefi Baliude pun terbang dari Manado, Sulawesi Utara ke NTT dengan pesawat Lion Air.
Ia hendak menjemput korban karena mendapat kabar kalau korban sedang sakit.
Stefi tiba di Kupang sekitar pukul 14.30 Wita dan langsung menuju ke Pelabuhan Tenau Kupang untuk mencari informasi tentang keberadaan korban.
Ia pun menggunakan jasa ojek ke tempat kost korban, namun tidak menemukan korban. Stefi hanya bertemu Mieke, istri kedua korban.
Saat itu, sempat terjadi pertengkaran antara Stefi dan Mieke dan sempat ditangani ketua RT setempat.
Bahkan, ketua RT sempat menghadirkan Bhabinkamtibmas Kelurahan Alak untuk melakukan mediasi antara istri sah dan istri kedua korban.
Lantaran tak ada kerabat di Kota Kupang, Stefi pun menumpang tinggal di rumah ketua RT setempat sembari menunggu korban pulang dan bisa bertemu korban.
Namun, Stefi kaget setelah mendapat kabar bahwa korban ditemukan meninggal dunia dalam kondisi membusuk di lahan kosong.
Anggota polisi yang dipimpin Kapolsek Alak Kompol Tatang P Panjaitan serta tim identifikasi Satuan Reskrim Polres Kupang Kota langsung ke lokasi kejadian melakukan olah tempat kejadian perkara.
Jenazah korban langsung dievakuasi ke RSB Titus Uly Kupang.
"Berdasarkan hasil visum, di tubuh korban terdapat 17 bekas luka tusukan di bagian perut dan dada korban. Ada juga luka sayatan pada tangan kanan dan luka robek pada bagian leher serta pendarahan pada bagian kepala," ujar Kapolsek Alak Kompol Tatang P Panjaitan saat dikonfirmasi, Rabu (24/3/2021).
Menurut dia, polisi sudah mengamankan barang bukti pisau dan pakaian korban. Polisi juga sedanng memeriksa beberapa saksi untuk mengetahui sebab kematian korban.
Saat ini jenazah korban masih berada di ruang jenasah RSB Titus Uly Kupang dan direncanakan dilakukan autopsi.
Baca: Ramadhan Segera Tiba, Simak Rekomendasi Takjil yang Sering Disantap saat Berbuka Puasa
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jasad Kapten Kapal Membusuk di Hutan, Polisi Temukan Belasan Luka Tusukan di Sekujur Tubuhnya
Lihat selengkapnya kasus pembunuhan di sini