Tari Moyo

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tari Moyo


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Moyo atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Tari burung Elang merupakan suatu bentuk kesenian tari yang berasal dari Pulau Nias, Sumatera Utara.

Tarian tradisional ini sering disebut dengan Tari Elang, karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan Elang yang sedang terbang.

Tari Moyo ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita, dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti perayaan hari besar, penyambutan tamu terhormat, pernikahan dan acara adat lainnya.

Mulai dari selatan hingga ke utara masyarakat mengenal tari moyo, yang berbeda hanya ragam gerak dan dongeng yang melatarbelakanginya.

Tari moyo menggambarkan semangat yang tak terpatahkan, keuletan, kekuatan, dan kasih sayang. [1] [2]

Baca: Tari Pendet

Baca: Tari Piring

  • Sejarah


Secara historis asal-muasal tarian ini tidak diketahui secara pasti, sebab ada jalinan informasi yang terputus dalam satu atau dua generasi.

Kekaburan informasi ini memunculkan beragam versi tentang asal-usul tari moyo, yakni;

Versi pertama menegaskan bahwa tari moyo ini menggambarkan tentang penantian seorang gadis terhadap kekasihnya yang sedang pergi berperang.

Tetapi setelah sekian lama penantian, kekasihnya tidak pernah kembali.

Karena kerinduan yang mendalam, ia berdoa dalam hati agar para dewa mengubahnya menjadi seekor elang sehingga ia dapat terbang ke langit dan mencari kekasihnya.

Ia memohon diubah kembali menjadi manusia ketika ia berhasil menemukan kekasihnya.

Para dewa kemudian mengabulkan keinginannya dan ia pun berubah menjadi burung elang seperti keinginannya.

Tapi apa lacur, sampai ia berhasil mengelilingi seluruh pulau, ia tidak pernah menemukan kekasih yang ia cari.

Akhirnya ia pun terjebak dalam wujud burung elang.

Beberapa kalangan masih percaya bahwa burung elang itu masih tetap hidup dan terus terbang mengelilingi pulau Nias, dengan harapan bahwa ia akan menemukan kekasihnya yang telah lama hilang.

Versi kedua menyebutkan bahwa tari moyo menggambarkan pertikaian antara seekor burung elang dengan seekor induk ayam.

Induk ayam mengerahkan seluruh kekuatan untuk melindungi anaknya dari serangan elang.

Dengan tekad yang kuat, induk ayam berhasil melampaui batasannya dan mengimbangi setiap gerakan elang.

Versi ketiga (Nias Selatan), yakni tari moyo fanaro bato (elang mendirikan batu).

Tari ini merupakan penghormatan terhadap para pemuda yang dianggap memiliki jasa besar dalam melindungi desa dari musuh-musuh yang menyerang. Sebab dahulu di Nias sering terjadi perang, antar desa, sesama warga desa, maupun perang terhadap orang asing.

Perang ini sering terjadi karena provokasi orang asing yang ingin menguasai sumber daya alam, dan sektor perdagangan (perdagangan budak, hasil bumi, dan lain-lain), serta memutus pengaruh Kesultanan Aceh atas wilayah-wilayah lain di nusantara.

Ketika mereka berhasil mengusir sekaligus mendapatkan binu dari pihak musuh, para prajurit akan dianugerahi penghormatan berupa upacara fanaro bato yang akan diselingi oleh tari moyo. [1]

Baca: Tari Kipas Pakarena

  • Gerakan


Gerakan dalam Tari Moyo ini sangat unik dan khas, karena gerakannya hampir mirip dengan gerakan burung Elang yang sedang terbang dan mengepakkan sayapnya.

Gerakan tersebut biasanya di dominasi oleh gerakan tangan seperti mengepakan sayap dan gerakan kaki yang berjinjit.

Selain gerakannya yang unik, pola lantai yang dimainkan biasanya berpindah pindah dengan rapi, sehingga membuat pertunjukan Tari Moyo ini semakin menarik. [2]

Baca: Tari Lilin

Baca: Tari Topeng Betawi

  • Busana


Untuk kostum atau busana yang digunakan para penari biasanya merupakan busana adat khas suku Nias.

Busana tersebut terdiri dari baju lengan panjang, kain panjang, kain serampang dan ikat kepala khas Nias.

Kostum tersebut biasanya didominasi oleh warna seperti merah, kuning, hitam, dan putih.

Untuk kostum Tari Moyo ini, biasanya bervariasi dan tergantung kreasi dari masing-masing kelompok tari. [2]

Baca: Tari Andun

Baca: Tari Saronde

  • Pengiring


Dalam pertunjukan Tari Moyo biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti genderang dan gong khas Nias.

Selain itu juga diiringi oleh lantunan syair atau lagu yang dibawakan oleh para pengiring vocal, untuk pengiring vocal ini biasanya terdiri dari dua penyanyi.

Kemudian untuk irama yang dimainkan biasanya diawali dengan musik bertempo pelan, kemudian berlanjut semakin cepat.

Tentunya permainan irama tersebut juga disesuaikan dengan gerakan para penari dan syair lagu yang dibawakan. [2]

Baca: Tari Caci

(TribunnewsWiki.com/Rakli)



Nama Tari Moyo


Klasifikasi Tari Tradisional


Jenis Kesenian


Asal Pulau Nias, Sumatera Utara


Sumber :


1. warisanbudaya.kemdikbud.go.id
2. www.negerikuindonesia.com/2016/01/tari-moyo-tarian-tradisional-dari.html


Penulis: Rakli Almughni
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer