Tari Caci

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tari Caci adalah tarian perang masyarakat Manggarai di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tari Caci menampilkan suatu pertarungan antar laki-laki, mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan.


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tari Caci adalah tarian perang masyarakat Manggarai di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Tari Caci menampilkan suatu pertarungan antar laki-laki, mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan.

Tarian ini adalah tarian yang dimainkan oleh dua penari laki-laki yang menari dan saling bertarung dengan menggunakan cambuk dan perisai sebagai senjatanya.

Tari Caci menjadi salah satu kesenian tradisional yang cukup terkenal di Pulau Flores, NTT.

Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti saat syukuran musim panen (hang woja), ritual tahun baru (penti), dan berbagai upacara adat lainnya.

Dalam budaya Manggarai, tari Caci membawa simbol pertobatan manusia dalam hidup.

Nama Caci berasal dari dua kata yakni "ca" yang artinya satu dan "ci" yang berati uji.

Sehingga Caci bermakna ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan salah.

Tarian tersebut selalu dibawakan para pemuda setempat sebagai ajang menempa diri agar memiliki semangat.

Adapaun nilai dan makna dari tari caci diantaranya adalah semangat sportivitas, saling menghormati, mengendalikan emosi dan diselesaikan tanpa dendam diantara para penari.

Hal tersebut membuktikan bahwa mereka memiliki semangat dan jiwa kepahlawanan dalam diri mereka.

Etika moral kemanusian dijunjung tinggi dalam tarian caci ini. [1] [2] [3]

Tarian Adat Caci yang bisa disaksikan wisatawan di Desa Adat Melo, Liang Ndara, Manggarai Barat, Pulau Flores, NTT, Rabu (29/11/2018).

Baca: Tari Andun

Baca: Tari Jaipong

  • Sejarah


Dalam sejarahnya, tarian ini terinspirasi dari adu kekuatan para pemuda antar-wilayah yang turun temurun dilakukan, hingga kemudian menjadi salah satu bagian kultur dan seni budaya sakral di pulau Flores.

Dari kulturnya, Tari Caci adalah salah satu kesenian tradisional yang sakral dengan konsep tarian perang.

Pelakon tarian ini terdiri atas dua orang laki-laki yang bertarung menggunakan cambuk berbahan kulit, dan perisai yang terbuat dari kulit kerbau.

Saat keduanya berlaga, musik tak henti bertabuh diiringi sorakan penonton.

Sebagai salah satu budaya khas Flores, tarian ini dilakukan hanya pada acara-acara khusus.

Semisal, saat Hang Woja (musim panen), Penti (ritual tahun baru), upacara pernikahan adat, serta upacara adat lainnya.

Kemudian saat ini, Tari Caci berkembang menjadi suguhan spesial bagi para tamu undangan pemerintahan, maupun kunjungan para turis ke desa-desa adat Flores. [4]

Kedua petarung Seni Caci saling serang. Satunya bawa Tameng, lainnya bawa Larik (alias pecut).

Baca: Tari Piring

  • Fungsi


Bagi masyarakat Manggarai, kesenian caci memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

• Fungsi Ritual

Tari Caci sebagai fungsi ritual berupa ungkapan atau simbol komunikasi kepada Yang Maha Kuasa atau Yang diAgungkan.

Fungsi ritual tersebut terlihat dari dibacakannya doa atau mantra serta berbagai macam sesaji yang harus dipenuhi dengan tujuan keselamatan bagi pemain dan penonton saat acara caci berlangsung.

• Fungsi Sosial

Tari Caci muncul karena adanya interaksi sosial. Interaksi dan komunikasi yang baik antar anggota masyarakat akan menumbuhkan ikatan yang kuat.

Kontak sosial masyarakat dalam menggelar permainan caci terlihat saat masak bersama hingga seluruh persiapan penyelenggaraan caci dilangsungkan.

• Fungsi Estetika

Tari Caci dapat dilihat dari cara berpakaian, lagu atau musik yang dimaikan, serta keindahan berbahasa para pemainnya. [5]

Baca: Tari Reog Ponorogo

  • Busana


Tata rias dan busana yang dikenakan para penari caci adalah celana panjang berwarna putih dipadukan kain songke (sejenis kain songket khas Manggarai) dikenakan di sebatas pinggang hingga lutut.

Untuk tubuh bagian atas dibiarkan terbuka karena tubuh tersebut merupakan sasaran bagi serangan lawan.

Untuk bagian kepala para penari menggunakan topeng atau panggal berbentuk seperti tanduk kerbau yang terbuat dari kulit kerbau telah mengeras ditambah hiasan kain yang berwarna-warni.

Topeng ini akan menutupi sebagian muka yang sebelumnya sudah dibalut menggunakan handuk atau destar sebagai pelindung.

Pada tarian Caci ada beberapa kelengkapan busana atau kostum untuk digunakan.

Berikut ini adalah kelengkapan busana atau kostum pada tari Caci:

• Panggal

Panggal terletak pada bagian kepala, terbuat dari kulit kerbau yang dilapisi kain khas adat Manggarai dan dihiasi ornament renda.

Berbentuk persegi empat dan pada bagian atas berbentuk seperti tanduk kerbau yang berhiaskan bulu ekor kambing.

Nggorong atau giring-giring

Nggorong terbuat dari logam yang diikatkan pada pinggang pemain.

Fungsi nggorong menambah kegagahan pemain, karena suaranya yang berbunyi pada saat pemain bergerak.

• Lipa Songke atau kain songke

Lipa merupakan berupa kain sarung berwarna hitam yang bersulam khas Manggarai.

Kain dengan dikombinasikan warna-warni yang minim disebut lipa laco, sedangkan yang banyak kombinasi sulamannya disebut dengan Jok.

Sulaman lipa songke menggunakan benang yang disisipkan di tengah kain tenunan.

Pada tari Cica, lipa songke dipakai hanya sebatas lutut.

• Tubi Rapa

Tubi Rapa adalah perhiasan manik-manik yang digunakan pada wajah bersamaan dengan Destar.

Destar adalah pakaian adat laki-laki yang hampir mirip dengan sapu, dipakai dengan cara dililitkan pada kepala dan berfungsi sebagai pelindung wajah.

Selendang Selendang diikatkan di pinggang, yang juga kain tenunan khas Manggarai.

• Ndeki

Ndeki merupakan aksesoris yang terbuat dari bulu ekor kambing yang berfungsi sebagai pelindung punggung. Selain itu juga melambangkan kejantanan. [2]

Baca: Tari Kipas Pakarena

  • Pengiring


Dalam pertunjukan Tari Caci ini biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti gendang dan gong, serta nyanyian nenggo atau dare dari para pendukung.

Dalam pertunjukan tari caci biasanya setiap kelompok memiliki pendukung sendiri-sendiri.

Seperti halnya sebuah pertandingan olah raga, para pendukung juga bersorak-sorak memberikan dukungan dan semangat kepada para penari agar bisa menang. [1]

Tari Caci adalah tarian perang masyarakat Manggarai di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tari Caci menampilkan suatu pertarungan antar laki-laki, mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan. (www.allindonesiatourism.com)

Baca: Tari Lilin

  • Pertunjukan


Pada pertunjukan tari Caci, awalnya dibuka dengan tarian Danding atau Tandak Manggarai.

Sebelum beradu, setiap pemain terlebih dahulu melakukan gerakan pemanasan otot. Di mana masing-masing penari menggerakan badannya mirip gerakan kuda.

Sambil menari, pemain caci menyanyikan lagu daerah untuk menantang lawannya.

Setiap kelompok terdiri dari delapan pemuda bertarung menghadapi lawan.

Sebelah tangan memegang pecut, dan tangan lain menggenggam tameng.

Dengan destar atau ikat kepala dan sarung songket, para pemuda berjejer dan menari dengan lagu daerah yang dinyanyikan dengan lantang.

Dengan lincah dan ringan, si penyerang menghentakkan pecutnya ke tubuh lawan.

Sementara lawan menahan sabetan pecut menggunakan perisai.

Setiap pemain beresiko memiliki bekas sabetan, tapi meski tubuh terluka tidak ada dendam antar pemain.

Disela-sela permainan, para tetua adat baik laki-laki maupun perempuan menari (danding) dan bernyanyi (mbata) dengan penuh suka cita sambil berjalan secara teratur membentuk lingkaran. [2]

Baca: Tari Pendet

(TribunnewsWiki.com/Rakli)



Nama Tari Caci


Klasifikasi Tari Tradisional


Asal Pulau Flores, Nusa Tenggara TImur


Sumber :


1. www.negerikuindonesia.com/2015/09/tari-caci-kesenian-tradisional-dari.html
2. www.kompas.com/skola/read/2021/02/04/201500969/tari-caci-tarian-tradisional-khas-ntt?page=all
3. seringjalan.com
4. www.goodnewsfromindonesia.id/2020/04/30/tari-caci-seni-mencambuk-kejantanan-pemuda-flores
5. kebudayaan.kemdikbud.go.id


Penulis: Rakli Almughni
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer