Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Acquired polyneuropathy atau polineuropati didapat merupakan salah satu penyebab tersering dari polineuropati.
Penyakit polineuropati adalah suatu kondisi di mana terjadi penyakit atau gangguan pada multipel (banyak) saraf pada saat yang bersamaan.
Pada acquired polyneuropathy, kondisi tersebut terjadi akibat adanya suatu penyakit lain atau penyebab lain yang bukan merupakan penyakit keturunan atau ada sejak lahir.
Baca: Anosmia
Gejala
Keluhan yang dapat dialami oleh pengidap acquired polyneuropathy dapat berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya dan saraf apa yang terkena.
Pengidap dapat mengalami gangguan pergerakan apabila syaraf motorik yang terkena dan dapat mengalami gangguan perasa/sensasi jika saraf sensorik yang terlibat.
Pada gangguan saraf sensorik, dapat terjadi sensasi terbakar, dingin, nyeri, gatal geli, bengkak, dan atau tidak dapat merasakan sesuatu (baal).
Baca: Rubella
Penyebab
Terdapat banyak sekali penyakit yang dapat menyebabkan penyakit acquired polyneuropathy.
Salah satu penyakit yang sering menyebabkan polineuropati adalah kencing manis atau diabetes melitus.
Selain itu, penyakit yang dapat menjadi penyebab acquired polyneuropathy adalah hipotiroidisme, azotemia pada gagal ginjal, dan defisiensi vitamin B12.
Penyakit autoimun dan peradangan, seperti infeksi streptokokus B, infeksi amiloid, sindrom Sjogren, dan penyakit Sacoit juga dapat menjadi penyebab polineuropati didapat.
Baca: Hiperhidrosis
Pengobatan
Waktu penegakkan diagnosis merupakan hal yang krusial dalam efektivitas terapi.
Semakin cepat didiagnosis, maka semakin cepat dan baik kemungkinan hasil terapi yang diberikan.
Terapi utama pada acquired polyneuropathy adalah dengan mengobati penyebabnya.
Misalnya, jika penyebabnya adalah diabetes melitus, maka terapi ditujukan untuk mengontrol gula darah mengidap.
Sementara itu, jika penyebabnya adalah kekurangan vitamin B12, maka pemberian suplemen B12 merupakan terapi pilihan.
Selain itu, perlu dilakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan petunjuk dokter (yang sesuai dengan penyakit penyebab) dan kontrol teratur untuk memantau perkembangan penyakitnya.
Selanjutnya, terapi untuk membantu meningkatkan kualitas hidup juga dapat diberikan.
Pada pengidap gangguan pergerakan tubuh dapat diberikan alat bantu, seperti tongkat, kursi roda, ataupun alat bantu lainnya.
Pada pengidap dengan gangguan perasa dapat dibantu, misalnya dengan penggunaan alas kaki khusus untuk mencegah luka akibat benda tajam.