Inkontinensia Urine

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diabetes insipidus merupakan suatu kelainan yang menyebabkan ketidakseimbangan cairan dalam tubuh, sehingga membuat pengidapnya jadi sering ingin buang air kecil dan memiliki rasa haus yang berlebihan


Daftar Isi


  • Informasi Awal


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Inkontinensia urine adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat mengontrol buang air kecil.

Kondisi ini sebenarnya umum, namun bisa menjadi pengalaman yang memalukan.

Tingkat keparahannya juga dapat bervariasi.

Penyebab yang paling umum adalah stress incontinence yang terjadi saat seseorang batuk atau bersin.

Seseorang juga bisa mengalami dorongan untuk buang air kecil secara mendadak dan di luar kendali, sehingga menyebabkan penderita mengompol.

Inkontinensia urine dapat berlangsung untuk waktu singkat maupun bertahun-tahun.

Durasi ini tergantung pada penyebabnya.

7 Penyakit dan Masalah Kesehatan yang Ditandai dengan Kencing Berbusa (Kompas.com)

Baca: Asma (Asthma)

Baca: Batu Ginjal

Walau umumnya tidak berbahaya, inkontinensia urine juga dapat menandakan gangguan medis yang serius, contohnya, infeksi, pembesaran kelenjar prostat, batu ginjal, dan kanker.

  • Gejala


Gejala inkontinensia urine bisa berbeda-beda dan tergantung pada jenisnya, antara lain:

• Stress incontinence

Stress incontinence disebabkan oleh kandung kemih yang mengalami tekanan ekstra.

Misalnya, saat seseorang batuk keras, bersin, tertawa, mengangkat barang berat, dan berolahraga berat.

Jumlah urine yang keluar pada stress incontinence biasanya sedikit.

Namun bila isi kandung kemih penuh, air seni yang keluar bisa saja banyak.

• Urge incontinence

Urge incontinence terjadi ketika seseorang merasakan dorongan buang air kecil yang kuat dan tiba-tiba, tapi tidak bisa menahannya sebelum sampai ke toilet.

Dorongan buang air kecil tersebut dapat dipicu oleh perubahan posisi tubuh, mendengar suara aliran air, atau mengalami orgasme dalam hubungan seks.

Jenis inkontinensia urine ini termasuk dalam kumpulan gejala yang disebut overactive bladder symptoms.

Pada kondisi ini, otot kandung kemih menjadi lebih aktif.

Salah satu gejala overactive bladder symptoms adalah keinginan buang air kecil yang sering, termasuk beberapa kali saat tidur malam.

• Mixed incontinence

Kondisi ini muncul saat seseorang mengalami gejala inkontinensia urine, baik jenis stress incontinence maupun urge incontinence.

• Overflow incontinence

Inkontinensia urine ini juga disebut retensi urine kronis.

Air seni yang tertampung dalam kandung kemih tidak dapat dikosongkan secara total ketika seseorang buang air kecil, sehingga memicu pembengkakan kandung kemih.

Gejala overflow incontinence meliputi aliran urine kecil seperti menetes dan buang air kecil yang terasa tidak tuntas.

• Total incontinence

Inkontinensia urine ini merupakan jenis yang berat dan berlangsung terus-menerus.

Gejalanya berupa sering buang air kecil dalam jumlah sangat banyak (bahkan saat tidur malam).

Penderita juga bisa buang air kecil hanya sesekali dalam jumlah sangat banyak dan diselingi sedikit mengompol di antara frekuensi ini.

Mungkin saja ada tanda dan gejala inkontinensia urine yang tidak disebutkan.

Bila Anda memiliki kekhawatiran akan gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.

Baca: Diabetes Insipidus

Baca: Radang Usus

  • Penyebab


Inkontinensia urine bukanlah penyakit, melainkan gejala dari keadaan yang harus dicari pemicunya.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh kebiasaan, kondisi medis tertentu, atau masalah fisik.

Oleh karena itu, penyebab inkontinensia urine akan tergantung pada jenis-jenisnya di bawah ini:

• Stress incontinence

Jenis inkontinensia urine yang paling umum ini dialami oleh kebanyakan orang, terutama pada wanita yang pernah melahirkan atau sudah menopause.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan stress incontinence meliputi batuk, bersin, tertawa, mengangkat barang berat, dan berolahraga dengan intensitas tinggi.

• Urge incontinence

Urge incontinence disebabkan oleh kontraksi otot dinding kandung kemih yang tidak dapat dikendalikan.

Akibatnya, keinginan pipis tidak bisa ditahan.

Penyebab inkontinensia urine meliputi perubahan posisi tubuh yang tiba-tiba, mendengar bunyi air mengalir, dan orgasme.

• Overflow incontinence

Jenis inkontinensia urine ini lebih sering dialami oleh pria dengan gangguan prostat, kerusakan kandung kemih, atau sumbatan pada uretra.

Penyebab utamanya adalah pembesaran prostat.

• Functional incontinence

Pada functional incontinence, penderita mengetahui dirinya mengalami keinginan berkemih, tapi tidak bisa ke toilet.

Sebagai akibatnya, ia mengompol.

Penyebab jenis inkontinensia urine ini adalah gangguan pergerakan tubuh, kondisi linglung, dementia, masalah penglihatan, gangguan keseimbangan dan koordinasi, serta gangguan mental.

Buang Air Besar 4 Kali Sehari (Tribunjualbeli.com)

• Total incontinence

Jenis inkontinensia urine ini disebabkan oleh kelainan bawaan serta cedera pada saraf pada sumsum tulang belakang.

Selain penyebab di balik tiap inkontinensia urine tersebut, obat-obatan di bawah ini juga bisa menjadi pemicu:

• ACE Inhibitors

• Obat diuretik atau pil air

• Obat antidepresan

• Obat pada terapi penggantian hormon

• Obat sedatif

Obat-obatan tersebut bisa mengganggu proses penyimpanan dan pembuangan urine, atau meningkatkan jumlah urine yang diproduksi oleh tubuh.

Baca: Batu Empedu (Kolelitiasis)

Baca: Patah Tulang (Fraktur)

  • Pengobatan


Cara mengobati inkontinensia urine akan tergantung dari jenis, penyebab, dan tingkat keparahannya.

Kombinasi dari beberapa langkah pengobatan mungkin diperlukan.

Jika ada penyakit tertentu yang menyebabkan inkontinensia urine, kondisi ini harus ditangani lebih dulu.

Ada dua jenis penanganan inkontinensia urine yang bisa menjadi pilihan, yaitu tanpa operasi dan dengan operasi. 

1. Penanganan tanpa operasi

Metode penanganan inkontinensia urine tanpa pembedahan adalah sebagai berikut:

• Senam Kegel

• Bladder training

• Menyusun jadwal buang air kecil

• Perubahan gaya hidup

• Stimulasi elektrik

• Obat-obatan

   - Alpha blocker

   - Obat antikolinergik

   - Mirabegron

   - Estrogen

• Penggunaan alat medis

• Terapi intervensi

• Stimulasi saraf

2. Operasi

Jika penanganan nonbedah tidak dapat efektif atau pasien tidak bisa menjalaninya, dokter bisa menganjurkan operasi. 

• Sling procedure

• Bladder neck suspension

• Prolapsed surgery

• Artificial-urineary sphincter (sfingter uretra buatan)

Baca: Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Baca: Fibrosis Paru

  • Pencegahan


Cara mencegah inkontinensia urine yang dapat dilakukan adalah mengurangi faktor risikonya dengan langkah-langah berikut:

• Menjaga berat badan dalam batas ideal

• Melakukan senam Kegel

• Tidak merokok

• Mengonsumsi makanan berserat untuk mencegah sembelit, yang juga bisa menyebabkan inkontinensia urine

• Menghindari iritasi kandung kemih dengan mengurangi konsumsi kafein, alkohol, dan makanan asam.

Baca: Osteoporosis

Baca: Arthritis (Radang Sendi)

(Tribunnewswiki/Septiarani)



Nama Penyakit Inkontinensia Urine


Gejala Sulit menahan buang air kecil, buang air kecil terasa tidak tuntas, urine yang menetes


Faktor Kegemukan, merokok, faktor keturunan


Diagnosis USG panggul, sistogram, sistoskopi


Pengobatan Konsumsi obat, operasi


Sumber :


1. www.sehatq.com/penyakit/inkontinensia-urine


Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer