Informasi awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Filipina Ramon Magsaysay tewas dalam kecelakaan pesawat yang terjadi tanggal 17 Maret 1957 atau tepat 64 tahun silam.
Pesawat yang membawa Ramon Magsaysay, yakni Cebu Douglas C-47 jatuh di lereng Gunung Manunggal, Filipina.
Douglas C-47 membawa lima kru dan 22 penumpang. Semua tewas kecuali satu penumpang.
Sebelumnya, pesawat itu dijadwalkan terbang dari Cebu-Lahug Airport menuju Manila-Nicols Air Base.[1]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 16 Maret 1926: Roket Pertama Berbahan Bakar Cair Diluncurkan
Sekilas Cebu Douglas C-47 dan Gunung Manunggal
Pesawat kepresidenan Cebu Douglas C-47 dioperasikan oleh Hukbong Himpapawid ng Pilipinas atau Angkatan Udara Filipina.
Ditenagai dua mesin Pratt & Whitney R-1830-92, pesawat ini memiliki nomor registrasi 2100925 dan C/n / msn 19388.
Pesawat ini diberi nama menggunakan nama sebuah gunung, yakni “Mt. Pinatubo".
Terbang perdana pada 1944 ini tidak dapat diperbaiki lagi setelah kecelakaan tahun 1957 di Gunung Manunggal.[2]
Gunung Manunggal memiliki ketinggian 1.003 mdpl dan berlokasi di Barangay Magsaysay, Balamban Cebu.
Gunung ini berada sekitar 35 km dari Manila-Nicols Air Base.[3]
Kronologi
Pada Sabtu tanggal 16 Maret 1957 Presiden Ramon Magsaysay menjadi pembicara dalam berbagai acara di Cebu.
Sebelum tengah malam, Magsaysay bersama kelompoknya masuk ke pesawat “Mt. Pinatubo” di Lahug Airport.
Selain itu, pesawat ini terdapat juga membawa jurnalis, total ada lima kru dan 22 penumpang.[4]
Pesawat lepas landas sekitar pukul 00.45 pada 17 Maret, menuju ke utara. C-47 kemudian melewati Kota Cebu dan Balamban.
Lampu di sayap pesawat masih di bawah siluet pegunungan Danao, mengindikasikan C-47 belum mencapai ketinggian yang cukup sebelum melintasi pegunungan itu.[5]
Namun, mesin kanan kemudian kehilangan daya dan gagal bekerja.
Kru tidak dapat menjaga ketinggian yang aman dan pesawat menabrak lereng Gunung Manunggal.
Pesawat dinyatakan hilang dan ditemukan warga sekitar yang mencium asap pesawat yang jatuh.
Semua kru dan penumpang tewas kecuali seorang jurnalis Philippine Herald bernama Nestor Mata.[6]
Penyebab kecelakaan diperkirakan karena poros penggerak dari karburator mesin kanan patah.[7]