Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kebab merupakan salah satu makanan yang khas dari Timur Tengah, terdiri dari tortila khas Meksiko yang berisi daging, sayuran, dan saus. (1)
Meskipun bukan makanan asli dari Indonesia, rupanya rasa kebab sangat dapat beradaptasi dengan lidah orang Indonesia.
Karena kelezatannya, banyak orang yang menjajakan kebab di berbagai tempat di Indonesia, sehingga sangat mudah ditemukan. (2)
Kata kebab lebih sering digunakan pada saat ini, dibandingkan saat di Turki yang sebelumnya menemukan kata “shiwa” untuk istilah daging yang di panggang.
Namun, kebab tetap memegang teguh kata aslinya dengan menyajikan makanan, seperti tas kebab atau kebab dalam mangkuk.
Sama halnya daging panggang khas Egypt yang disajikan dengan bawang bombay lebih dikenal dengan istilah “kebab halla”.
Bahan untuk membuat kebab biasanya terdiri dari beberapa pilihan daging seperti daging domba, daging sapi, daging ayam dan juga daging ikan. (3)
Semuanya bisa digunakan sesuai selera pembeli.
Setelah semua isi kebab dicampurkan menjadi satu dalam Tortila, kebab akan digulung untuk kemudian dipanggang kembali dalam durasi waktu yang tak terlalu lama, agar kematangannya lebih baik dan lebih terasa enak ketika disantap. (1)
Pada kebab Turki yang asli, bahan-bahan yang digunakan adalah roti, daging, dan sayuran segar.
Hal ini sangat berbeda dengan kebab yang ada di Indonesia dimana roti yang dipakai terbuat dari tortilla atau kulit kebab.
Ukuran kebab Indonesia juga lebih kecil dari kebab Turki.
Selain itu, kebab Turki disajikan tanpa adanya saus yang biasanya selalu ditemukan di kebab Indonesia.
Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan selera orang Indonesia yang gemar dengan makanan pedas.
Tak terbantahkan lagi jika kepopuleran dan kelezatan kebab memang seperti hamburger.
Sebenarnya jika diperhatikan, kebab dan hamburger memang memiliki komposisi yang sama.
Sama-sama disajikan dengan roti, daging, dan sayuran. Perbedaan hanya terletak pada bentuknya saja.
Hal ini menyebabkan kebab pernah dilarang oleh beberapa negara di Eropa, salah satunya adalah Perancis.
Alasannya adalah Pemerintah Perancis sangat takut jika kebab dapat mempengaruhi dan menggeser budaya asli mereka.
Perjalanan panjang Kebab membuat kita masih bisa menikmatinya hingga sekarang. Bahkan saat ini, kebab sangat digemari dan populer di Jerman, dimana banyak imigran asal Turki yang tinggal dan membawa makanan ini.
Selain itu, kandungan gizi dalam kebab juga sangat tinggi sehingga sangat bagus untuk dikonsumsi.(2)
Bahan yang ada di dalam kebab ini dipercaya memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi kesehatan tubuh. (3)
Baca: Tom Yum
Sejarah
Makanan yang berasal dari Turki, Kebab dalam bahasa Arab lebih dikenal sebagai kabbeh.
Konon, kebab mulai hadir di abad ke-18. Waktu itu pedagang Turki banyak yang berhubungan dengan pedagang di Berlin, Jerman, sehingga sempat terjadi perubahan pada kebab, karena menyesuaikan dengan selera orang Jerman.
Awalnya, daging kebab akan dipanggang manual, kemudian disajikan dengan paprika, saus, dan dibungkus roti Tortila khas Meksiko.
Ketika masuk Jerman, teknik pembuatan kebab mulai berkembang.
Pemanggangan dagingnya mulai menggunakan panggangan listrik dan gas, meski isi kebab kurang lebih masih sama, yaitu roti dan sayuran/salad. (1)
Kebab yang sangat populer di penjuru dunia saat ini sudah ada sejak dahulu, bahkan sejak zaman pra-sejarah.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat panggang batu untuk memasak kebab oleh para arkeolog.
Alat ini ditemukan di Santorini, Yunani. Temuan ini diperkirakan sudah digunakan manusia pra-sejarah pada abad ke-17 sebelum masehi.
Jika pada umumnya orang akan langsung mengingat Turki saat menyebut kata 'kebab', maka sebenarnya Turki bukan tempat pertama makanan ini diciptakan.
Bangsa Persia lah yang pertama kali menciptakan makanan ini.
Bahkan kata kebab juga berasal dari Bahasa Persia kabab yang berarti 'digoreng'.
Kata tersebut pertama kali ditemukan dalam catatan naskah kuno karya Kyssa-i Yusuf pada tahun 1377. Baru pada saat abad ke 16, turki mulai mempopulerkan kebab ke seluruh dunia. (2)
Baca: Patbingsoo
Kandungan Gizi
Ukuran Porsi: 1 kebab
Energi: 2594 kj, 620 kkal
Lemak: 16,63g
Lemak Jenuh: 6,141g
Lemak Trans: 0g
Lemak tak Jenuh Ganda: 1,526g
Lemak tak Jenuh Tunggal: 6,653g
Kolesterol: 53mg
Protein: 37,87g
Karbohidrat: 77,1g
Serat: 4,3g
Gula: 6,91g
Sodium: 1029mg
Kalium: 814mg (4)
Baca: Sambal Terasi
Manfaat
Kebab bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak. Kandungan seperti protein dan omega 3 yang ada dalam makanan ini dipercaya memiliki banyak manfaat dan khasiat untuk kesehatan otak.
Tentu, hal ini nantinya bisa membantu kemampuan kognitif anak meningkat dengan cepat.
Oleh karena itu, seringlah untuk memberikan anak anda masakan lauk dengan olahan daging sapi setiap hari.
Penyakit anemia merupakan sebuah penyakit dimana seseorang kekurangan sel darah merah.
Kandungan zat besi yang telah ada di dalam makanan ini mampu membantu meningkatkan kebutuhan sel darah merah yang telah ada di dalam tubuh.
Kandungan protein yang tinggi di dalam makanan ini ternyata bisa membantu untuk mencegah obesitas.
Tentu, untuk yang kelebihan lemak dan ingin mengimbangkannya, bisa untuk mengkonsumsi kebab yang berbahan daging dengan kandungan protein yang mampu membangun otot-otot yang ada di dalam tubuh.
Nutrisi yang ada di dalam makanan ini dapat membantu dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi daging karena kandungan yang ada pada daging mampu meningkatkan daya tahan tubuh supaya bisa terhindar dari serangan penyakit.
Manfaat kebab lainnya adalah bisa membantu mempercepat penyembuhan luka.
Kandungan protein yang ada dalam makanan ini mampu membantu mempercepat proses penyembuhan luka pada tubuh.
Untuk itu, yang sedang mengalami luka pada organ tubuh, baik di bagian luar ataupun dalam, sangatlah disarankan mengkonsumsi makanan yang mengandung daging, seperti kebab. (3)
Baca: Sambal Pecak
Resep
Untuk membuat kebab Turki, diperlukan bahan-bahan sebagai berikut.
Tepung terigu protein sedang - 150 gram
Garam - 1/2 sdt
Baking powder - 1/2 sdt
Minyak zaitun - 2 sdm
Susu cair, hangatkan - 100 ml
Daging has dalam, iris setipis mungkin melawan
serat - 300 gram
Bawang bombai, cincang halus kemudian tumbuk
asal saja - 1/2 butir
Bawang putih, cincang halus kemudian tumbuk
asal saja - 2 siung
Kunyit bubuk - 1/2 sdt
Garam - 1/2 sdt
Gula pasir - 1 sdt
Air jeruk lemon - 1 sdm
Minyak zaitun - 2 sdm
Bubuk kari - sejumput
Selada, iris - secukupnya
Tomat, iris tipis - secukupnya
Timun, iris tipis - secukupnya
Bawang bombai, iris panjang dan tumis hingga
harum - secukupnya
Saus sambal - secukupnya
Saus tomat - secukupnya
Mayonaise - secukupnya
Campur semua bahan kecuali susu cair. Aduk hingga berbulir-bulir.
Tuang susu hangat sedikit demi sedikit, sambil diuleni hingga adonan kalis. Bentuk adonan jadi satu bulatan. Tutup adonan dengan plastik / lap bersih dan diamkan selama 30 menit.
Bagi adonan jadi 4-5 bulatan kecil. Diamkan kembali selama 10 menit.
Taburi alas / meja kerja dengan sedikit terigu agar tidak lengket. Ambil satu bulatan adonan dan pipihkan/giling dengan rolling pin kayu atau alat penggilas lain hingga jadi bulatan lebar dan tipis. Lakukan hingga semua adonan habis.
Panggang tortilla di atas wajan datar atau teflon dengan api kecil (tanpa olesan margarin atau minyak).
Jika sudah tampak menggelembung, balik tortilla dan panggang sisi satunya. Teruskan panggang hingga kedua sisinya sudah ada sedikit bercak coklat. Angkat dan sisihkan.
Tutup dengan kain lap bersih agar tidak kering. Sisihkan.
Dalam wadah, campur daging dan semua bahan lalu aduk rata. Marinasi dan diamkan selama minimal 1 jam di kulkas.
Panaskan wajan datar atau teflon, panggang daging hingga matang sambil dibolak-balik. Angkat. Sisihkan.
Ambil selembar tortilla lalu oles dengan mayonaise.
Tata selada, tomat, timun, tumisan bawang bombai, dan daging.
Beri saus sambal, saus tomat, dan mayonaise sesuai selera. Gulung atau tutup tortilla.
Siap disajikan. (5)
Baca: Sambal Colo-colo