Informasi Awal
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Botulisme adalah masalah kesehatan berupa keracunan yang cukup serius. Keracunan ini disebabkan oleh Clostridium botulinum.
Botulisme sendiri merupakan kejadiaan yang terbilang langka. Hal yang perlu digarisbawahi, racun penyebab botulisme merupakan racun yang sangat berbahaya dan mematikan.
Bakteri ini dapat menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf.
Mulai dari saraf otak, tulang belakang, atau saraf lainnya yang bisa menyebabkan kelumpuhan otot.
Kelumpuhan yang terjadi bisa menyerang otot-otot yang mengendalikan pernapasan, ini bisa mematikan dan harus segera mendapatkan penanganan. Bakteri ini biasanya bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan maupun melalui luka pada tubuh.
Baca: Hiperhidrosis
Penyebab
Seperti penjelasan sebelumnya, penyebab botulisme adalah bakteri Clostridium botulinum.
Bakteri ini bisa ditemukan di debu, tanah, sungai, atau dasar laut.
Sebenarnya bakteri ini tak berbahaya bila berada di kondisi lingkungan yang normal.
Namun, bila berada di lingkungan yang kekurangan oksigen, bakteri ini akan melepaskan racunnya.
Contohnya, bila berada dalam kaleng tutup botol, tubuh manusia, atau di tanah yang tidak bergerak.
Berdasarkan penyebabnya, ada tiga jenis botulisme, yaitu:
Botulisme bayi. Jenis ini terjadi saat bayi menelan spora Clostridium botulinum, spora ini umumnya terdapat pada tanah atau madu. Spora ini nantinya bisa berkembang biak dan memproduksi racun, tepatnya di saluran pencernaan. Dalam kebanyakan kasus, kondisi ini umumnya terjadi pada bayi di bawah satu tahun.
Baca: Rubella
Gejala
Ketika botulisme menyerang seseorang, maka pengidapnya akan mengalami beberapa gejala. Namun, gejalanya bisa berbeda pada tiap pengidapnya.
Gejala ini bisa timbul beberapa jam atau hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh.
Berikut ini beberapa gejala berdasarkan penyebab dan jenis botulisme.
Botulisme bayi: sembelit, kesulitan mengontrol kepala, gerak tubuh tidak bertonus (tidak ada tegangan otot, seperti boneka kain), menangis lemah, mudah marah, sering mengeluarkan air liur, kelopak mata lemas terkulai, kelelahan, kesulitan untuk menyedot atau makan, dan lumpuh.
Baca: Anosmia
Pengobatan
Pengidap botulisme perlu menjalani rawat inap di rumah sakit.
Pengobatan ini bertujuan untuk menetralisir racun, sehingga fungsi tubuh bisa kembali normal.
Perlu diketahui bahwa pengobatan botulisme tidak akan menyembukan kelumpuhan otot dan pernapasan yang mungkin sudah terjadi, tetapi untuk menjaga kondisi agar tidak semakin memburuk.
Beberapa minggu atau bulan setelah pengobatan, umumnya kelumpuhan yang muncul sebelum pengobatan akan menghilang dan tubuh kembali normal.