Telan Anggaran Rp450 Miliar, Pelabuhan Tanjung Adikarto di DIY Mangkrak selama 17 Tahun

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, bersama sejumlah menteri meninjau pelabuhan Tanjung Adikarto, Jumat (12/3/2021). Pelabuhan ini menelan anggaran Rp450 miliar, tetapi hingga kini tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pelabuhan Perikanan Tanjung Adikarto, Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta,  yang menghabiskan anggaran Rp450 miliar mangkrak selama belasan tahun.

Mangkraknya pelabuhan ini disayangkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan.

Sejak dibangun tahun 2004 lalu, pelabuhan Tanjung Adikarto tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.

Luhut mengaku ingin segera memberdayakan pelabuhan tersebut.

“Sayang sudah Rp 450 miliar dana yang sudah dikeluarkan sejak 2003. Kita ingin segera diberdayakan,” ujar Luhut ketika ditemui di pemecah ombak Sungai Serang yang ada di kawasan Tanjung Adikarto, Jumat (12/3/2021).

Luhut tiba di Adikarto bersama beberapa menteri, yakni Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono dan Menhub Budi Karya Sumadi, dan sejumlah pejabat di kementerian terkait.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Bupati Kulon Progo Sutedjo juga terlihat di sana.

Baca: Luhut Jawab Soal Julukan ‘Luhut Lagi Luhut Lagi’: Tugas yang Diperintahkan Presiden Saya Selesaikan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan (kompas.com)

Luhut mengungkapkan pemerintah berupaya mempercepat penyelesaian Adikarto sehingga bisa segera dioperasikan.

“Presiden memerintahkan ini dipercepat dan segera diambil tindakan,” kata Luhut.

Tanjung Adikarto berada di dalam muara Sungai Serang, tidak jauh dari Bandar Udara Yogyakarta International Airport.

Pelabuhan ini dibangun pada 2004 namun belum pernah beroperasi sampai sekarang. Banyak sekali tantangan untuk bisa mengoperasikan pelabuhan ini.

Luhut mengatakan pemerintah pun akan memulai dengan melakukan studi kembali selama tiga bulan ke depan.

Tidak hanya terkait Pelabuhan Adikarto, tetapi juga muara sungai Serang dan sedimentasinya, bagaimana pengerukan sedimentasi, erosi di pantai, hingga potensi banjir berkala.

Baca: Demokrat Minta Moeldoko Tak Bawa Nama Luhut dalam Isu Kudeta: Masih seperti Ngopi-ngopi Biasa

Selain itu, juga keberadaan sungai Bogowonto yang tidak jauh dari sana dan Bandara YIA sendiri.

“Semua menteri sepakat berniat akan studi lengkap lagi mengenai ini dilakukan lagi, dengan melibatkan UGM dan Kampus Merdeka. Supaya nanti tuntas,” kata Luhut.

Ia mengharapkan, dengan studi komprehensif maka revitalisasi tidak mengulang kesalahan pembangunan masa lalu.

“Kita menunggu hasil studi tiga bulan ke depan. Baru kita pikirkan bagaimana cara bertindak yang tepat,” kata Luhut. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X mengharapkan semua upaya ini tetap sejalan dengan kelangsungan Bandara YIA.

“Penyelesaian ini bukan hanya soal pelabuhan. Tapi juga menyangkut risiko yang jangan terjadi pada airport. Kami bisa memahami,” kata Sultan.

Pada kesempatan berbeda, Menteri KKP Wahyu mengungkapkan, pemerintah berniat untuk memperbaiki pelabuhan ini agar bisa jadi pusat perekonomian perikanan yang besar.

“Bagaimana kita merevitalisasi ini dan memperbaiki sehingga bisa hidup. Karena sudah lama pembangunan dan belum pernah beroperasi,” kata Wahyu.

Baca: Moeldoko Sebut Luhut Binsar Juga Pernah Didatangi Tokoh yang Ingin Kudeta Demokrat

Luhut melakukan kunjungan kerja ke Borobudur

Luhut melakukan kunjungan kerja ke kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat (12/3/2021).

Luhut ditemani Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makariem, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, dalam kunjungan kali ini.

Selain itu, hadir pula Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian.

Stupa dan patung Buddha di Candi Borobudur (Instagram.com/borobudurpark)

Mereka meninjau pengembangan Borobudur sebagai salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Proyek tersebut merupakan salah satu rencana besar Jokowi di sektor pariwisata.

“Saat ini pemerintah tengah melakukan penajaman dan penerapan Rencana Induk Pariwisata Terpadu Borobudur-Yogyakarta-Prambanan untuk mengembangkan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur menjadi pariwisata berkualitas,” kata Luhut dalam keterangan resmi, Jumat (12/3/2021).

Baca: Luhut Berencana Gunakan GeNose C-19 secara Massal di Fasilitas Umum: Mesinnya Akan Makin Pintar

Luhut menjelaskan, pemerintah akan menyiapkan kawasan Candi Borobudur menjadi laboratorium konservasi cagar budaya bertaraf internasional.

Di sisi lain, ia menyebut masalah utama yang tengah dihadapi Candi Borobudur adalah tekanan besar terhadap struktur candi.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan wisatawan Candi, yang mencapai 8.000 orang per hari pada 2019.

Sementara, hasil studi Balai Konservasi Borobudur menunjukkan bahwa idealnya kawasan puncak Candi Borobudur hanya mampu menampung maksimal 128 pengunjung per sekali kunjungan setiap harinya.

“Untuk memastikan agar dampak pelestarian Candi Borobudur ini berkelanjutan, kita akan melibatkan masyarakat secara aktif,” katanya. 

“Salah satunya peran mahasiswa, untuk memperdalam studi kawasan Borobudur sehingga tumbuh sense of belonging terhadap kawasan ini. Dengan demikian, akan tumbuh rasa bertanggung jawab untuk merawat dan melestarikan peninggalan ini hingga ke generasi mendatang,” katanya.

(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas/Muhammad Choirul Anwar/Dani Julius Zebua)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut Bareng Sandiaga dan Nadiem Tinjau Proyek Besar Jokowi di Borobudur" dan "Habiskan Rp 450 M, Pelabuhan Adikarto Kulon Progo Mangkrak Belasan Tahun, Luhut: Segera Diberdayakan"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer