Melansir Kompas.com, tindakan itu dilakukan seusai sepekan junta militer menggerebek ruang redaksi dan mencabut sejumlah izin media.
Negara Seribu Pagoda tersebut gempar sejak kudeta pada 1 Februari lalu.
Diketahui, junta militer menggulingkan pemerintah sipil terpilih, Aung San Suu Kyi.
Langkah militer tersebut kemudian telah memicu ratusan ribu massa untuk turun ke jalanan, guna menuntut dikembalikannya demokrasi.
Sementara itu, lima jurnalis meliput aksi protes antikudeta di Yangon pada Februari ditangkap, Jum'at (12/3/2021).
Mereka ditangkap dan menghadapi tuduhan "menyebabkan ketakutan, menyebarkan berita palsu, atau menciptakan kegelisahan langsung atau tidak langsung pegawai pemerintah".
Baca: Makam Kyal Sin, Gadis 19 Tahun yang Tewas Ditembak, Digali Aparat Myanmar demi Keperluan Forensik
Baca: Junta Militer Coba Tarik Dana Rp 14,3 Triliun Milik Bank Sentral Myanmar, Joe Biden Ambil Tindakan
Baca: KRONOLOGI LENGKAP Demo Myanmar sejak Kudeta Militer 1 Februari hingga Penembakan Brutal 38 Orang
Baca: Menang Penghargaan Golden Globe 2021, Rosamund Pike Kubur Pialanya di Taman Belakang Rumah
Baca: Sinopsis Film Divergent, Aksi Shailene Woodley, Tayang Malam Ini di TransTV Pukul 21.30 WIB
Baca: Buntut Musik Video Plagiarisme, Begini Respon Pihak Lay EXO, Young Lex Mengaku Telah Meminta Maaf
Dikabarkan, hukum pemerintah di bawah junta militer telah diubah, untuk meningkatkan hukuman maksimum dari 2 tahun menjadi 3 tahun penjara.
Kemudian, dalam sidang kelima jurnalis melalui konferensi video, Jum'at (12/3/2021), mereka secara resmi didakwa, ketika perwakilan kedutaan Amerika Serikat menunggu di luar pengadilan.
Salah satu jurnalis diketahui bernama Thein Zaw, yakni seorang fotografer pria untuk AP.
Menurut saudara laki-lakinya, Myint Kyaw, setelah sidang bahwa ia dapat masuk ke dalam untuk menemui Thein Zaw dalam konferensi video.
“Kami mendapat kesempatan untuk berbicara selama dua menit,” kata Myint Kyaw, seraya menambahkan bahwa Thein Zaw menangis.
"Dia mengatakan dia masih baik-baik saja di dalam dan tidak perlu terlalu khawatir tentang dia dan bahwa dia dalam keadaan sehat," jelasnya tentang keadaan terdakwa.
Baca: Penderita Diabetes Bisa Lakukan Hal ini untuk Sambut Pelaksanaan Puasa Ramadhan 2021
Baca: Pejabat Partai Myanmar Tewas dalam Tahanan karena Diduga Disiksa Aparat Junta Militer
Baca: Demo Myanmar Kembali Makan Korban: 7 Orang Tewas saat Tentara Myanmar Tembaki Pendemo Hari Ini
Selain Thein Zaw dari AP, empat lainnya berasal dar Myanmar Photo Agency, 7Day News, Zee Kwet Online news, dan seorang freelancer.
Sidang mereka akan berlangsung pada pekan ini, setelah dua kantor media lokal, yakni Myanmar Now dan Mizzima digrebek.
Izin penerbitan mereka juga dicabut. Hal serupa juga terjadi pada media independen, DVB, Khit Thit, dan 7Day News.
Editor Mizzima, Soe Myint pada Kamis (11/3/2021), melalui konferensi video selama panel di Klub Koresponden Asing Thailand mengatakan bahwa stafnya "sangat siap" untuk menghadapi tindakan keras, seperti itu terhadap pers.
"Secara pribadi, saya siap menghadapi (masa depan) apa pun, termasuk ditangkap atau dibunuh," kata Soe Myint kepada panel.
"Inilah yang harus kami lakukan untuk menjadi media independen di negara ini," tandasnya.
Baca: Sederet Bahan yang Bisa Digunakan untuk Membuat Pupuk Kompos
Baca: Dibintangi Kim So Hyun, Episode Perdana Drama Korea Love Alarm 2 Tayang di Netflix Hari Ini
Baca: Profil Habib Hasan Mulachela, Tokoh Dermawan Nyentrik Asal Solo yang Meninggal Dunia Hari Ini
Baca: 18 Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas selama Demo Antikudeta, Dunia Kutuk Tindakan Keras Junta Militer
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya, KOMPAS.COM/Shintaloka Pradita Sicca)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Jurnalis Ditangkap Junta Militer Myanmar atas Tuduhan Liputan Anti-kudeta "Penyebab Ketakutan""