Diketahui bus tersebut membawa siswa SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang, yang melakukan perjalanan ziarah dan tur.
Melansir TribunJabar.com, sebanyak 26 orang tewas dalam kecelakaan ini.
Sebanyak 19 orang tewas di tempat.
Sedangkan 7 orang lainnya tewas saat mendapatkan perawatan.
Supir bus yang membawa rombongan tersebut juga termasuk dalam 26 korban tewas.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Maxi, mengungkap penumpang bus tersebut adalh 63 orang.
"Ada perinciannya dari Dinkes sana, peziarah dewasa 66 orang, anak-anak lima orang, sopir, dan kondektur, serta pihak PO bus satu orang," papar Maxi.
Baca: Informasi Terkini Kecelakaan Bus Ziarah di Sumedang, Korban Tewas 27 Orang
Bus Sri Padma Kencana yang mengangkut peziarah itu mengalami kecelakaan tunggal sekitar pukul 19.00 WIB.
Danpos Koramil Wado, Pelda Nandang, mengatakan, bus bernomor polisi T 7591 TB itu mengangkut peserta ziarah dan tur SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang.
"Saat itu, bus dari arah Malangbong, Kabupaten Garut, menuju Sumedang mengalami kecelakaan di Tanjakan Cae yang berada di Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi," kata Pelda Nandang, Danpos Koramil Wado, Rabu (10/3/2021) malam.
Menurut kesaksian warga, banyak korban tewas karena terhimpit badan bus.
Sebanyak 53 orang selamat dalam kecelakaan maut itu, salah satu di antaranya Mimin Mintarsih.
Mimin Mintarsih (52) adalah salah satu penumpang dalam kecelakaan bus maut di Jalan Raya Sumedang-Malangbong, Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021).
Warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, itu beserta dua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun selamat dalam kecelakaan maut tersebut. Ketiganya kini sudah kembali ke rumah.
Baca: Viral Gelombolan Anak Punk Hadang Truk Trailer, Sebabkan Kecelakaan Tabrak Rumah Warga
"Alhamdulillah saya dan dua anak saya selamat," ujar Mimin di rumahnya, Kamis (11/3/2021) dini hari.
Mimin memberikan kesaksian mengenai apa yang terjadi dengan bus sesaat sebelum terjun ke jurang.
Mimin yang duduk di jok kedua dari sopir menyebut, bus oleng sebelum masuk ke jurang.
"Bus goyang-goyang, terus masuk jurang," ucap Mimin.
Saat di jalan, menurut Mimin, sudah tercium bau sangit kampas rem.
Salah seorang penumpang pun meminta sopir memeriksanya.
"Sopir bilang remnya blong," ujar Mimin.
Ia mengungkapkan, sesaat sebelum kejadian, 59 penumpang bus yang terdiri dari siswa SMP IT Muaawanah, orangtua, pendamping, dan guru serempak mengucapkan takbir.
"Semua orang teriak Allahhu akbar, takbir," ujar Mimin.
Baca: Putra Wabup Karanganyar Tewas karena Kecelakaan, Tabrak Mobil saat Melaju Kencang dengan Motornya
Akibat kecelakaan itu, Mimin terjepit jok di dalam bus.
Sedangkan kedua anaknya terpental ke belakang.
Namun, Mimin bisa menyelamatkan diri dan merangkak mencari anaknya, lalu keluar dari bus.
"Saya terjepit jok, saya merangkak cari anak saya dan keluar dari bus," kata dia.
Dinas Kesehatan Kabupaten Subang menerjunkan 20 unit ambulans guna membantu mengevakuasi jenazah korban kecelakaan maut bus masuk jurang di Wado, Sumedang.
informasi kecelakaan tersebut tersebut diterima pihaknya pada pukul 20.00 WIB.
"Kami sudah menerjunkan 20 unit mobil ambulans untuk mengevakuasi," ujar Maxi ketika dikonfirmasi Tribun melalui sambungan telepon, Rabu (10/3/2021).
"Yang luka ringan juga kami evakuasi setelah stabil, hanya untuk yang luka berat masih kami sarankan untuk dirawat intensif di rumah sakit setempat," ucapnya.
Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Bus di Sumedang, Diduga Rem Blong", dan di tribunjabar.id dengan judul Pagi Ini Sudah 26 Tewas, Sopir Bus Padma Kencana Termasuk Korban Tewas Kecelakaan Maut di Sumedang.