Pengertian
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hipospadia adalah suatu kelainan di mana letak lubang kencing pada bayi laki-laki tidak normal yang merupakan kelainan bawaan sejak lahir.
Pada kondisi normal, uretra terletak tepat di ujung penis.
Tetapi pada bayi dengan hipospadia, uretra berada di bagian bawah penis.
Uretra sendiri merupakan sebuah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis.
Jika tidak ditangani, penderita hipospadia bisa kesulitan buang air kecil atau berhubungan seksual saat dewasa.
Baca: Arthritis (Radang Sendi)
Baca: Radang Usus
Gejala
Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda.
Pada sebagian besar kasus, lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis, dan sebagian lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis.
Posisi lubang kencing juga bisa berada di area skrotum (buah zakar), tetapi kondisi ini jarang terjadi.
Akibat letak letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan mengalami gejala seperti di bawah ini:
• Percikan urine tidak normal saat buang air kecil.
• Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis.
• Bentuk penis melengkung ke bawah.
Penyebab
Hipospadia terjadi ketika perkembangan saluran lubang kencing (uretra) dan kulup penis terganggu, ketika di dalam kandungan.
Belum diketahui pasti apa penyebabnya, namun, ada sejumlah faktor yang kemungkinan dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami hipospadia, contohnya apabila sang ibu:
• Mengandung pada saat berusia 35 tahun ke atas.
• Menderita obesitas dan diabetes saat hamil.
• Menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan.
• Terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil.
Selain karena faktor di atas, memiliki keluarga yang pernah mengalami hipospadia, dan anak yang terlahir secara prematur, juga diduga dapat membuat anak mengalami hipospadia.
Baca: Tukak Lambung
Baca: Hipospadia
Komplikasi
Beberapa komplikasi hipospadia yang dapat terjadi, diantaranya:
• Anak kesulitan untuk belajar buang air kecil di kamar kecil.
• Bentuk penis tidak normal.
• Gangguan akibat ejakulasi tidak normal.
• Gangguan psikologis, akibat pengidap tidak percaya diri dengan kondisi alat vitalnya.
• Penis melengkung tidak normal saat ereksi.
Diagnosis
Diagnosis hipospadia umumnya dapat segera ditegakkan setelah bayi dilahirkan.
Hipospadia dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik setelah bayi dilahirkan, tanpa harus dilakukan pemeriksaan penunjang.
Tetapi pada hipospadia yang parah, pemeriksaan lanjutan dibutuhkan untuk memastikan ada atau tidaknya keabnormalan pada alat kelamin bayi atau pengidap.
Bila dokter menduga terdapat kelainan lain pada kelamin bayi, dokter akan menjalankan uji pencitraan dan melakukan pemeriksaan genetik.
Baca: Rematik
Baca: Demam Tifoid (Tifus/Tipes)
Pengobatan
Jika seorang anak positif didiagnosis hipospadia, penanganan medis belum tentu dibutuhkan.
Hal ini tergantung pada tingkat keparahan hipospadia yang dialaminya.
Beberapa tujuan dari penanganan hipospadia, diantaranya:
• Membuat urine mengalir keluar melalui ujung depan penis.
• Membuat penis tidak membengkok ketika ereksi.
• Membuat penis terlihat senormal mungkin.
Jika lubang uretra terletak sangat dekat dari lokasi yang seharusnya dan bentuk penis tidak melengkung, penanganan medis secara khusus kemungkinan tidak diperlukan.
Namun, jika lubang uretra berada jauh dari lokasi yang seharusnya, operasi pemindahan uretra perlu dilakukan.
Operasi tersebut dapat dilakukan kapan saja, tetapi masa idealnya adalah saat anak berusia 4 bulan hingga 1,5 tahun.
Dokter bedah akan memposisikan uretra pada lokasi yang seharusnya.
Pada bentuk penis yang melengkung ke bawah karena pertumbuhan kulup yang tidak normal, dokter akan memperbaikinya, sehingga penis kembali ke bentuk yang normal.
Dokter bedah juga dapat melakukan cangkok jaringan tubuh yang diambil dari kulup atau bagian dalam mulut untuk merekonstruksi saluran urine, jika lubang uretra berada di dekat pangkal penis.
Jaringan dari kulup umumnya diperlukan dalam operasi ini, sehingga proses sunat harus ditunda sebelum prosedur rekonstruksi ini selesai dilakukan.
Pencegahan
Ibu hamil dapat mengurangi risiko hipospadia pada janin dengan melakukan sejumlah hal sederhana berikut:
• Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
• Konsumsi suplemen asam folat sesuai anjuran dokter kandungan.
• Pertahankan berat badan ideal.
• Rutin ke dokter kandungan untuk memeriksakan kehamilan.
Baca: Dipastikan Berjenis Kelamin Laki-laki, Aprilia Manganang Mengidap Hipospadia, Apa Itu?
Baca: Cerita Kondisi Masa Kecil Aprilia Manganang, Mantan Pevoli Putri yang Dipastikan Sebagai Laki-laki