Pengawas media Inggris menerima lebih dari 41 ribu keluhan terkait komentar Morgan tentang Meghan dan pihaknya melakukan penyelidikan ke acara tersebut terkait aturan bahaya dan pelanggarannya.
Dalam wawancaranya dengan Oprah Winfrey, Meghan mengatakan ia sempat tidak ingin hidup lagi saat dia berjuang untuk menyesuaikan diri dengan monarki dan ia meminta bantuan, namun ditolak.
Morgan mengatakan hari Senin bahwa dia "tidak percaya sepatah kata pun" dari wanita bangsawan itu.
Itu menuai kritik dari banyak orang, ada pula yang mengaitkannya dengan isu kesehatan mental.
Baca: Meghan Markle
Baca: Pangeran Harry
Pada episode hari Selasa, Morgan datang ke lokasi program setelah berdiskusi dengan sesama presenter tentang tuduhan Harry dan Meghan tentang rasisme dalam keluarga kerajaan.
"Setelah berdiskusi dengan ITV, Piers Morgan telah memutuskan sekarang adalah waktu yang tepat untuk meninggalkan 'Good Morning Britain.' ITV telah menerima keputusan ini dan tidak ada lagi yang ditambahkan. " kata ITV, yang memproduksi "Good Morning Britain," Selasa (9/3/2021).
Respons istana terhadap pernyataan Harry dan Meghan
Kerajaan Inggris menyebut sejumlah isu yang diangkat dalam wawancara Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, cukup mengkhawatirkan, terutama menyangkut masalah ras.
Hal tersebut adalah pernyataan pertama Istana Kerajaan Inggris sejak wawancara Harry dan Meghan dengan pembawa acara Oprah Winfrey disiarkan di Amerika Serikat, 7 Maret 2021.
"Ingatan tentang kejadian mungkin berbeda-beda," begitu kata pihak Istana Buckingham dalam pernyataan tertulis.
Namun, mereka menyebut akan menyelesaikan persoalan itu secara privat.
Baca: Ratu Elizabeth Pajang Foto William & Kate Middleton di Meja Kerja, tapi Tak Ada Foto Harry & Meghan
Dalam wawancara dengan Oprah, Meghan berujar bahwa Harry ditanyai seorang anggota keluarga tentang "seberapa gelap" kulit putra mereka, Archie.
Hanya saja, Meghan tidak menyebut nama orang yang bertanya kepada Harry itu.
Pangeran Harry juga mengklarifikasi kepada Oprah bahwa cerita yang mereka paparkan tidak mengarah kepada Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip.
Pihak kerajaan menyatakan, pasangan yang bergelar Duke dan Duchess of Sussex itu akan "selalu menjadi anggota keluarga yang sangat dicintai".
Tanggapan dari Istana Buckingham tersebut muncul setelah adanya pertemuan khusus yang melibatkan bangsawan senior.
"Seluruh keluarga kerajaan sedih mengetahui cerita sepenuhnya tentang betapa menantang Harry dan Meghan menjalani beberapa tahun terakhir ini," kata pihak Istana Buckhingham.
Baca: Ingin Bunuh Diri Saat Hamil, Meghan Ungkap Kerajaan Inggris Khawatir Kulit Archie Gelap
Para bangsawan Kerajaan Inggris diyakini ingin secara berhati-hati mempertimbangkan tanggapan mereka.
Mereka juga disebut ingin memberikan kesempatan kepada publik Inggris untuk menonton wawancara Harry dan Meghan terlebih dahulu.
Di Inggris, wawancara itu disiarkan Senin malam kemarin.
Para bangsawan Kerajaan Inggris disebut-sebut menganggap ini sebagai masalah keluarga.
Mereka juga diyakini ingin diberi kesempatan untuk membahas masalah tersebut secara tertutup.
Baca: Berlian Keluarga Kerajaan Inggris Ini Ternyata Punya Kisah yang Kelam, Seperti Apa Ya?
Duchess of Sussex, Meghan Markle akhirnya memenangkan gugatan yang ia layangkan pada media Mail on Sunday terkait penerbitan surat yang dituliskan untuk ayahnya Thomas Markle, Selasa (2/3/2021).
Dari gugatan 2 miliar dolar yang dilayangkan Meghan, Mail on Sunday diwajibkan membayar 625.000 dolar Amerika atau senilai Rp 8,9 miliar kepada istri Pangeran Harry tersebut.
Pada sidang virtual di London, hakim Mark Warby menolak permohonan banding yang diajukan oleh Mail on Sunday.
Menurut Warby, tidak ada kemungkinan nyata untuk pihak tergugat memenangkan gugatan tersebut.
Namun dia mengatakan penerbit Mail on Sunday dan MailOnline masih memiliki hak untuk memperbarui permohonan hakim Pengadilan Banding.
Pengacara Asosiasi Surat Kabar Inggris yang mewakili Mail on Sunday dan MailOnline mengatakan kliennya tetap akan mengajukan banding ke pengadilan.
Pada sidang yang digelar Selasa lalu, hakim Warby memberikan vonis bersalah terhadap kedua media tersebut atas pelanggaran privasi Meghan Markle terkait berita yang diterbitkan pada Februari 2019.
Saat itu, mereka menerbitkan lima berita yang menampilkan surat pribadi Meghan yang ditujukan untuk ayahnya, Thomas Markle terkait penikahannya dengan Pangeran Harry pada 20018 silam.
Dalam sidang tersebut juga dibeberkan berbagai kerugian yang dialami Meghan, termasuk kerusakan, biaya hukum dan kerugian immateril yang dialami ibunda Archie tersebut.
Selain pelanggaran privasi, tindakan Mail On Sunday dan MailOnline tersebut juga melanggar undang-undang hak cipta.
Surat pribadi yang ditulis Meghan untuk Thomas Markle memiliki hak cipta dan demikian diperlukan izin untuk menerbitkannya.
Namun asosiasi surat kabar berpendapat bahwa surat tersebut tak hanya ditulis oleh Meghan seorang diri, melainkan juga mendapatkan bantuan dari pejabat istana.
Para tergugat berharap mendapatkan keterangan dari pejabat tersebut untuk pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus itu.
Baca: Tak Lagi Jadi Keluarga Inggris, Pangeran Harry dan Meghan Markle Tulis Pesan Perpisahan
Baca: Kompak Kenakan Masker dan Topi, Meghan Markle dan Pangeran Harry Jadi Relawan Antarkan Makanan
Di bawah hukum Inggris (dan hukum Amerika), kepenulisan surat pribadi adalah hak milik penulis, bukan penerima.
Oleh karena itu, ketika Thomas Markle memberi salinan surat tersebut kepada Mail on Sunday dan dipublikasi melalui artikel berita, hal itu merupakan bentuk pelanggaran hak cipta.
Tetapi jika anggota mantan staf istana Meghan membantunya menulis surat, sebagian atau secara substansial, maka kemungkinan untuk Mail on Sunday melawan gugatan Meghan akan lebih besar dan Meghan bisa saja kalah dalam persidangan.
Hal itulah yang berusaha diupayakan oleh pihak tergugat, namun hanya nasib nahas yang berpihak pada mereka.
Sidang bergulir lebih dari 1 tahun
Sidang kasus ini telah dimulai sejak Oktober 2019 lalu dengan agenda pembahasan hak cipta.
Selain menggugat sejuah uang ganti rugi, Meghan juga menuntut beberapa hal yang harus dipenuhi pihak tergugat.
Meghan Markle menuntut permintaan maaf secara terbuka dari kedua media yang dimuat di halaman depan Mail on Sundayy dan meminta mereka menyerahkan salinan permintaan maaf tersebut ke pengadilan.
Berikutnya, ia juga meminta para tergugat untuk menghancurkan salilan digital atau catatan apapun yang dibuat tentang dirinya.
Baca: Berambisi Terjun ke Politik, Meghan Markle Dikabarkan Ingin Calonkan Diri Jadi Presiden AS
Baca: Nama Meghan Markle Dihapus dari Akta Kelahiran Archie Tanpa Sepengetahuannya
Meghan juga meminta semua berita tentang surat tersebut dihapus dari ditus web surat kabar tersebut.
Ian Mill, salah satu pengacara Meghan mengatakan dalam pengajuan tertulis ke pengadilan, bahwa "terdakwa terus melakukan tindakan yang menurut pengadilan melanggar hukum."
Pengacara penerbit setuju untuk menghapus artikel dari situs web sampai masalah hukum yang tersisa diselesaikan.
Sejak perkara yang sudah lebih dari satu tahun itu bergulir, Hakim Warby mengatakan persidangan tersebut akhirnya diputuskan untuk kepentingan Meghan Markle.
Mengetahui hal tersebut, MoS dan Mailonline terkejut dan kecewa dengan keputtusan hakim dan berniat untuk mengajukan banding.
Namun hal itu tak digubris oleh hakim dan permintaan banding ke Pengadilan Tinggi dinyatakan ditolak.