Ini yang Perlu Dilakukan Sebelum Jalani Vaksinasi Covid-19: Satu di Antaranya Cukup Tidur

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berbahayakah Covid Arm sebagai Efek Samping Setelah Vaksin Covid-19

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Inilah beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani vaksinasi Covid-19.

Muhammad Budi Hidayat, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan mengatakan ada beberapa panduan umum yang bisa diterapkan.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu disiapkan atau diterapkan masyarakat yang akan jalani vaksinasi Covid-19:

• Memastikan tubuh dalam kondisi sehat.

• Pastikan tidak dalam kondisi mengantuk atau kelelahan.

• Sarapan dulu sebelum divaksin.

Stress Banyak Pikiran (Tribunjualbeli.com)

• Hindari stres agar tidak memicu maag atau gejala lainnya.

• Tidur dahulu sebelum divaksin jika sebelumnya begadang.

• Bagi perusahaan, penting untuk memerhatikan jadwal kerja dan kondisi karyawan sebelum pelaksanaan vaksinasi.

Tak hanya itu, ternyata tidur cukup merupakan faktor penting.

Ini karena tidur cukup adalah faktor penting untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang kuat, seperti dari WebMD, tidur. 

Baca: Donald Trump Sebut Vaksinasi Covid-19 di AS adalah Jasanya, Bukan Joe Biden

Baca: Vaksinasi Massal di Yogyakarta, Jokowi Berharap Dapat Dukung Pariwisata dan Ekonomi Bangkit Kembali

Namun perlu diketahui, tidur cukup yang dimaksud tidak hanya sehari sebelum divaksin.

Melainkan usahakan sudah mempunyai kebiasaan tidur cukup secara teratur sebelumnya.

Hal ini dijelaskan oleh Presiden American Academy of Sleep Medicine (AASM), Dr Kannan Ramar dalam keterangan tertulis.

"Tidur cukup dan berkualitas secara teratur dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mengoptimalkan respons tubuh terhadap vaksin," urai Dr Kannan Ramar.

Ketahui Potensi Serangan Jantung dari Kebiasaan Tidur (Kompas.com)

Ada beberapa penelitian yang menemukan hubungan antara tidur dan respons vaksinasi.

Studi di tahun 2020 di International Journal of Behavioral Medicine, misalnya, menemukan bahwa vaksin flu tampaknya lebih efektif pada orang yang cukup tidur selama dua malam sebelum menerima suntikan.

Bahkan hal ini didukung penemuan lain yang juga melaporkan hal serupa.

Laporan tersebut adalah tentang tanggapan pasien terhadap vaksin untuk hepatitis A dan hepatitis B.

Dr Khurshid Khurshid, Direktur Pusat Neuromodulasi UMMHC/UMMS di University of Massachusetts Medical School, mengungkapkan, tidur mempunyai peran pada penguatan respons kekebalan tubuh sangatlah signifikan.

Bukan hanya sebelum melakukan vaksinasi, bahkan orang yang baru divaksin juga wajib berusaha tidur cukup.

"Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tidur cukup setelah vaksinasi bisa menguatkan respons kekebalan tubuh terhadap antigen yang menyerang, dan efek ini sangat signifikan secara klinis," papar dia.

Baca: Inilah 4 Vaksin yang Digunakan di Indonesia, Menkes: Selama Lulus WHO, BPOM, Pakai Saja

Baca: Gibran Tak Langsung Tempati Rumah Dinas, Fokus Kejar Vaksinasi dan Percepatan Ekonomi

Fakta Covid Arm, Efek Samping Setelah Vaksin Covid-19, Berbahayakah?

Warga dunia bisa cukup bernapas lega setelah hadirnya vaksin covid-19 yang bisa bantu mengatasi masalah pandemi ini.

Namun perlu diketahui, layaknya vaksin pada umumnya, vaksin Covid-19 sangat mungkin menimbulkan efek samping.

Umunya, efek samping tersebut bisa brupa demam ringan, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot.

Efek samping tersebut merupakan respon tubuh ketika vaksin sedang menjalankan tugasnya untuk meningkatkan sistem imunitas kita.

Namun mengutip laporan Cleveland Clinic, vaksin Covid-19 ternyata bisa menimbulkan efek yang disebut dengan "covid arm".

Berbahayakah Covid Arm sebagai Efek Samping Setelah Vaksin Covid-19 (SHUTTERSTOCK/Africa Studio via Kompas.com)

Apa itu "covid arm"?

Menurut ahli kulit Debra Jaliman, covid arm merupakan reaksi yang tertunda pada kulit setelah pemberian vaksin Covid 19.

"Tampaknya ini adalah reaksi alergi, reaksi kulit yang terjadi setelah mendapatkan suntikan," ucap dia.

Rekasi ini ditandai dengan munculnya kemerahan yang besar pada kulit, terutama di area yang diberikan suntikan.

Covid arm juga bisa disertai dengan rasa gatal dan sakit saat disentuh.

Yang membuat efek samping ini berbeda dari lainnya adalah kemunculannya yang baru terjadi setelah lima hingga sembilan hari pasca pemberian suntikan.

Padahal, efek vaksin biasanya terjadi dalam satu hingga dua hari.

Apakah Covid Arm berbahaya?

Kabar baiknya, Covid arm ini tidak berbahaya karena hanya terjadi pada waktu singkat.

Covid arm terjadi hanya sebagai bagian dari respons sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin.

Menurut Jaliman, Covid arm biasanya akan hilang dalam waktu 24 jam hingga seminggu.

Reaksi ini juga tidak mengancam jiwa, hanya menimpulkan ruam kemerahan yang besar saja pada kulit.

Munculnya Covid arm juga bisa menjadi pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja secara berlebihan.

Bagaimana mengatasinya?

Jika Anda mengalami Covid arm setelah mendapatkan vaksin, cukup atasi dengan menggunakan kompres air dingin untuk membantu meredakan peradangan.

Anda juga bisa mengonsusi pereda nyeri seperti Tylenol, jika ruam yang muncul disertai rasa sakit.

Saat pemberian vaksin dosis kedua, sebaiknya posisi suntikan letakan di area yang berbeda.

Bagaimanapun juga, efek samping vaksin Covid-19 sangat kecil daripada manfaatnya. Jadi,kita tidak perlu takut melakukan vaksinasi.

Ternyata Tubuh Tak Langsung Hasilkan Respon Imunitas Setelah di Vaksin

Tahun 2021 menjadi harapan banyak orang di Indonesia sebagai tahun baru yang lebih baik.

Terkait pandemi Covid-19, di awal tahun ini sudah ada kabar baik yaitu pemerintah telah mulai program vaksinasi.

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19, diikuti oleh sejumlah menteri dan influencer pada Rabu (13/1/2020).

Baca: ASN Wanita Pingsan Setelah Divaksin Covid-19, Sempat Alami Muntah dan Pusing

Baca: Sekolah Bakal Dibuka Juli 2021, Nadiem Sebut Guru SD, PAUD, dan SLB Bakal Lebih Dulu Divaksin

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksinasi gelombang pertama dikhususkan untuk tenaga kesehatan.

"Belum masyarakat, masih nakes," kata Nadia kepada Kompas.com, Selasa (12/1/2021).

Lantas, apakah suntikan vaksin Covid-19 langsung bisa bekerja?

Ahli epidemiologi Griffith University Dicky Budiman mengatakan, butuh waktu setidaknya dua minggu setelah suntikan kedua untuk membentuk respons kekebalan tubuh.

"Setelah divaksin, masih perlu waktu setidaknya dua minggu baru ada respons imunitas," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Selain itu, Dicky juga mengingatkan bahwa vaksin tahap pertama berfungsi sebagai proteksi.

Cegah gejala parah

Artinya, orang yang divaksin masih ada kemungkinan kecil untuk terinfeksi.

Jika terinfeksi, imbuhnya, vaksin tersebut dapat mencegah seseorang dari gejala parah.

Sebab, sampai saat ini belum ada vaksin Covid-19 yang mampu mencegah penularan.

"Semua vaksin Covid-19 saat ini belum ada data efikasi dalam mencegah penularan," jelas dia.

Oleh karena itu, baik masyarakat yang sudah divaksin maupun belum, masih harus menerapkan protokol kesehatan 5M.

Pekerja medis (kanan) menerima dosis vaksin Pfizer-BioNTech untuk melawan virus corona Covid-19 saat negara tersebut meluncurkan kampanye inokulasi di Rumah Sakit Nasional Tokyo di Kiyose, Prefektur Tokyo, pada 17 Februari 2021. Sekjen PBB Antonio Gutteres mengatakan sangat tidak adil distribusi vaksin karena ada 10 negara menguasai 75% dari keseluruhan vaksin yang tersedia saat ini. (CHARLY TRIBALLEAU / AFP)

Selain itu, pemerintah juga wajib terus meningkatkan upaya testing, tracing, dan treatment.

"Vaksin ini hanya salah satu strategi pengendalian pandemi. Kalau dia proporsinya salah, malah berbahaya, pandemi makin tak terkendali," kata dia.

"Jangan dilupakan bahwa PR masih banyak, dari intervensi maupun meyakinkan penerima vaksin ini, bahwa ada manfaat yang bisa diterima, termasuk counter isu-isu terkait vaksinasi," sambungnya.

Aspek keamanan

Sebelumnya, Dicky menegaskan bahwa vaksinasi Covid-19 dengan menggunakan Sinovac aman dan memiliki efikasi yang memadai.

Dari aspek keamanan, vaksin Sinovac juga tidak menimbulkan sesuatu yang mengkhawatirkan.

Hal ini didasarkan atas uji coba yang dilakukan di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Baca: Survei Ungkap 41 Persen Orang Indonesia Tak Mau Divaksin Covid-19, Takut hingga Merasa Tak Butuh

Baca: Jika Caranya Tak Tepat, Vaksinasi Bakal Picu Klaster Covid-19, Ini Penjelasan Epidemiolog

Sementara itu, diberitakan Kompas.com (14/1/2021), uji klinis yang dilakukan di Brasil menemukan vaksin virus corona yang dikembangkan Sinovac, sebesar 50,4 persen efektif.

Hal tersebut menunjukkan, vaksin secara signifikan kurang efektif dibandingkan data sebelumnya yang disarankan untuk persetujuan peraturan.

Melansir BBC, 14 Januari 2021, vaksin Sinovac merupakan salah satu dari dua vaksin yang disiapkan pemerintah Brasil.

Sinovac, perusahaan biofarmasi yang berbasis di Beijing, membuat vaksin menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus, tanpa risiko respons penyakit yang serius.

Vaksin Sinovac telah dipesan beberapa negara seperti Indonesia, Turki, dan Singapura.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka, Kompas.com)

Artikle ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sebelum Divakin Covid-19 Harus Tidur Cukup, Ini Alasannya



Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer