Namun, selama ini banyak yang bertanya-tanya, apakah berpuasan memang benar aman untuk penderita asam lambung?
Dokter spesialis gizi klinik di Laboratorium Gizi Fakultas Kedokteran UNS dan RSUD Moewardi, Dr Amelya Augusthina Ayusari MGizi, SpGK menjelaskannya.
Dr Amelya menjawab berpuasa aman bagi penderita asam lambung.
Bahkan bisa bermanfaat bagi mereka.
Hal tersebut ditunjukkan dalam sebuah penelitian ilmiah.
Pada penelitian tersebut menunjukkan jika kita berpuasa, keluhan sakit bagi penderita asam lambung dapat berkurang.
Dalam penelitian tersebut, kelompok dibagi menjadi 2, kelompok pertama pasien yang menderita asam lambung dan tetap berpuasa, sedangkan kelompok kedua pasien yang menderita asam lambung namun tidak berpuasa.
"Ada penelitian di Indonesia tentang pasien yang menderita sakit lambung," papar Dr Amelya saat dibubungi Rabu (29/4/2020).
"Kelompok pertama, pasien ini berpuasa saat sakit asam lambung, kelompok kedua tidak berpuasa," jelasnya.
Baca: Menjelang Ramadhan, Intip 5 Kuliner yang Selalu Jadi Ciri Khas Menu Buka Puasa
Saat kelompok pertama pertama diuji, ternyata keluhan sakit lambungnya berkurang secara signifikan.
Berbeda dengan kelompok kedua yang masih tetap mengeluhkan sakit asam lambung.
"Kemudian hasil pasien yang berpuasa saat sakit asam lambung, keluhan sakit lambungnya justru berkurang," kata dia.
"Sedang yang kelompok lain, tetap mengeluhkan sakit lambung dengan tidak berpuasa," ungkapnya.
Teraturnya waktu makan, seperti saat sahur dan berbuka ternyata mampu mempengaruhi kesehatan lambung kita pada umumnya.
Meskipun yang harus diperhatikan adalah tetap menjalani pantangan untuk tidak makan pedas, gorengan maupun soda saat kita hendak sahur maupun berbuka.
"Setelah diteliti ternyata, makanan yang teratur di jam seperti berbuka dan sahur mempengaruhi kesehatan lambungnya," paparnya.
"Meskipun makanannya harus diperhatikan, seperti tidak makan pedas, gorengan maupun soda," pungkas Dr Amelya.
Baca: Jelang Bulan Ramadhan, 11 Orang dengan Kondisi Ini Tidak Dianjurkan Ikut Berpuasa
Asam lambung adalah cairan atau senyawa yang terdapat di dalam lambung, termasuk asam klorida, natrium klorida, dan kalium klorida yang bersifat asam.
Senyawa ini berfungsi sebagai disinfektan atau pembunuh kuman dan mengubah pepsinogen menjadi pepsin.
Senyawa ini juga dapat merangsang usus, hati, dan pankreas untuk mencerna makanan.
Asam lambung tinggi adalah kondisi yang terjadi ketika makanan dalam lambung kembali ke kerongkongan.
Hal ini karena lower esophageal sphincter (LES) atau sfingter esofagus bagian bawah rileks dan memungkinkan asam naik ke kerongkongan.
Dinding lambung memiliki lendir (mucus) yang berfungsi melindungi lambung.
Namun, apabila jumlah lendir terlalu sedikit atau asam terlalu banyak, maka dapat menjadi luka pada dinding lambung.
Gejalanya kemudian dapat menyebabkan asam lambung.
Baca: Ramadan Sebentar Lagi, Simak Menu Sahur Praktis untuk Menjaga Tubuh Tetap Bugar saat Berpuasa
Naiknya asam lambung menyebabkan tidak berfungsinya Lower Esophageal Sphincter (LES), yaitu lingkaran otot pada bagian bawah dari esofagus.
Lower esophageal sphincter sendiri berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan terbuka ketika makanan atau minuman turun ke perut.
Penyebab penyakit asam lambung ini biasanya terkait dengan:
1. Faktor kelebihan berat badan.
2. Terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi.
3. Terlalu banyak konsumsi kopi, cokelat, minuman keras, dan merokok.
4. Keadaan hamil dengan cara perubahan hormon.
5. Banyaknya pikiran atau stres pun bisa membuat LES menjadi tak bekerja dengan baik.
Baca: Bulan Ramadhan 49 Hari Lagi, Simak Menu Sahur yang Baik agar Kuat Puasa Seharian
Penyakit ini biasanya menyebabkan mulas pada ulu hati, kemungkinan dikarenakan asam berlebihan atau naik terus-menerus.
Heartburn atau mulas pada ulu hati adalah sensasi terbakar yang tidak nyaman yang terjadi di kerongkongan dan terasa di belakang area tulang dada, yang cenderung menjadi lebih buruk ketika berbaring atau membungkuk.
Kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa jam dan sering memburuk setelah makan.
Rasa sakit dapat menjalar ke arah leher dan tenggorokan.
Cairan di pencernaan dapat mencapai tenggorokan dalam beberapa kasus, yang menyebabkan rasa pahit atau asam.
Ciri-ciri penyakit asam lambung lainnya termasuk:
1. Batuk kering dan persisten
2. Mengi
3. Asma dan pneumonia berulang
4. Mual
5. Muntah
6. Masalah tenggorokan, seperti nyeri, suara serak, atau radang tenggorokan (peradangan kotak suara)
7. Rasa sakit atau kesulitan saat menelan
8. Sakit dada atau perut bagian atas
9. Erosi gigi
10. Bau mulut
Sebelum Anda menderita asam lambung, sebaiknya Anda mencegah infeksi tersebut datang.
Ada beberapa cara yang tepat untuk mencegah terkenanya penyakit asam lambung, seperti:
1. Hindari makanan asam dan berlemak lebih
2. Batasi asupan makanan yang manis, seperti cokelat
3. Jauhi makanan yang memiliki tingkat kepedasan tinggi
4. Makan dengan porsi yang kecil
5. Kurangi minuman berkarbonasi
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Manfaat Puasa bagi Penderita Asam Lambung, Sebelum Ramadhan Tiba Simak Tips Spesialis Gizi UNS Solo.