Jangan Paksa Mobil untuk Menerobos Banjir, Tinggi Air Jadi Patokan Kapan Harus Matikan Mesin

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mobil menerobos banjir yang merendam kawasan Jalan dr Mansyur, Medan, Minggu (16/9/2018). Hujan deras yang terjadi pada Sabtu (15/9) malam ditambah dengan meluapnya sejumlah aliran sungai di Medan menyebabkan ribuan rumah warga di beberapa kecamatan terendam air.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Banjir sedang melanda di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di Jabodetabek.

Karenanya banyak pengemudi harus menghadapi genangan banjir di jalanan.

Penting untuk diketahui, ada patokan batas aman untuk menerjang banjir.

Pasalnya jika mobil nekat berjalan, risikonya adalah mogok.

Jika sudah demikian, masalah biasanya sudah serius.

Hal itu karena air dalam jumlah banyak masuk ke ruang bakar sehingga mengganggu kinerja pelumas yang ada di dalam mesin.

Division Head After Sales & Biz Solution CARfix Indonesia Sigit Wahyu Anggoro mengatakan, saat terpaksa menerjang banjir menggunakan mobil hal pertama yang perlu diperhatikan adalah ketinggian air.

Baca: Jakarta Dilanda Banjir, Anies Baswedan: Dampak Air Kiriman dari Depok

Baca: Sederet Artis yang Rumahnya Kebanjiran, Anya Geraldine dan Rhoma Irama Harus Ngungsi

Sejumlah kendaraan terendam banjir yang melanda Perumahan Ciledug Indah, Tangerang, Banten, Kamis (2/1/2020). Sejumlah kawasan Jabodetabek masih dilanda banjir dengan ketinggian hingga 2 meter akibat tingginya curah hujan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ketinggian air setengah ban masih aman untuk dilewati kendaraan roda empat.

Tapi jika tinggi air sudah melebihi ban, atau bahkan sampai ke mesin, kondisi sudah tidak lagi aman.

“Jangan sampai air banjir setinggi mesin, bila hal itu terjadi sebaiknya segera matikan mesin,” kata Sigit kepada Kompas.com, Minggu (21/2/2021).

“Sebaiknya segera telepon mobil derek atau meminta bantuan untuk memindahkan mobil, agar tidak mengalami water hammer,” ucapnya.

Penyebab Kerusakan ECU Mobil yang Habis Terendam Banjir

Mobil yang bekas terendam banjir akan menimbulkan sejumlah masalah kerusakan.

Salah satunya adalah ECU mobil yang menjadi otak perangkat elektrikal akan mengalami kerusakan setelah terendam banjir.

Perlu Turun Mesin?

Ilustrasi mobil Honda model CR-V yang habis terendam banjir (Harun/GridOto.com)

Baca: Banjir Landa 57 Titik di Bekasi, Satu Keluarga Positif Covid-19 Dievakuasi Petugas

Baca: Viral Video Warga Lakukan Pemakaman Pasien Covid-19 Tak Biasa, Salat Jenazah di Tengah Banjir

Iqbal Rusmana, kepala teknisi di dealer Honda MT Haryono di Jakarta Selatan mengatakan, banjir dengan ketinggian tertentu umumnya merusak beberapa part mobil yang bersifat kelistrikan.

"Mobil yang kebanjiran setinggi 1 meter lebih yang merendam dasbor di interior, pada mobil modern biasanya modul airbag, modul Smart Control Unit, Electronic Control Unit (ECU), Electronic Power Steering (EPS) hingga part lain semisal tape atau head unit umumnya akan rusak," ujarnya kepada GridOto.com, Minggu (21/2/2021).

Iqbal menilai, kondisi mesin mobil yang habis terendam banjir lebih aman karena belum tentu membutuhkan perbaikan yang kompleks.

"Mesin mobil yang kena banjir biasanya dibersihkan di bagian ruang bakar dan intake-nya, dilanjut dengan penggantian oli mesin. Sebab, langkah turun mesin diperlukan jika mengalami water hammer atau mesin kemasukan air saat menerobos banjir dan diawali dengan mesin mati mendadak," jelasnya.

Mobil menerobos banjir yang merendam kawasan Jalan dr Mansyur, Medan, Minggu (16/9/2018). Hujan deras yang terjadi pada Sabtu (15/9) malam ditambah dengan meluapnya sejumlah aliran sungai di Medan menyebabkan ribuan rumah warga di beberapa kecamatan terendam air. (TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI)

Baca: Banjir di Jakarta dan Bekasi, Simak Wilayah yang Masih Berpotensi Hujan

Baca: Viral Banjir Tak Biasa di Sunter Jaya, Warga Heboh karena Air Berwarna Putih seperti Susu

Sementara untuk membenahi kabin mobil yang habis terendam banjir, pemilik kendaraan disarankan mendatangi bengkel yang ahli dalam perawatan interior.

"Kalau bagian interior seperti jok, karpet atau dasbor paling cukup dibersihkan. Tapi mobil yang habis kena banjir ini sebaiknya dibersihkan di salon mobil," sebut Iqbal yang ditemui GridOto.com saat mengecek Honda HR-V yang terdampak banjir di Kemang, Jakarta Selatan.

Ia menambahkan, estimasi perbaikan mobil yang terkena banjir tak butuh waktu lama karena bergantung pada stok suku cadangnya.

"Lama proses perbaikan mobil kebanjiran itu paling cepat seminggu jika part yang diganti semuanya ready di dealer. Untuk biaya penggantian ECU, berbagai modul, EPS dan part elektronik lainnya bisa sekitar Rp 60 jutaan. Tapi ini baru estimasi ya karena harga spare part tergantung model mobilnya," tutupnya.

(TribunnewsWiki.com/nr, GridOto.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di GridOto.com dengan judul Jangan Panik! Ini Estimasi Part Mobil Yang Akan Diganti Setelah Terendam Banjir, Perlu Turun Mesin? dan Ternyata Ini Penyebab Kerusakan ECU Mobil yang Habis Terendam Banjir



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer