Viral Jalak Lawu Tuntun Pendaki yang Tersesat, Sering Terjadi dan Sudah Dikenal Sejak Era Majapahit

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fenomena pendaki Gunung Lawu yang tersesat, kemudian dituntun burung Jalak viral media sosial.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kisah mengenai pendaki Gunung Lawu yang dipandu burung jalak viral di media sosial.

Video itu awalnya diunggah oleh akun TikTok @mocha-doank, Rabu (17/2/2021).

Video tersebut menceritakan pendaki yang tersesat.

Kemudian, ada burung jalak yang memandu jalan pendaki tersebut.

Postingan itu menuai beragam komentar.

Ada yang mengaitkan kejadian itu dengan dunia mistis.

Namun ada pula yang menganggapnya kebetulan semata.

Menanggapi hal tersebut seorang relawan Anak Gunung Lawu, Budi Santosa, mengisahkan mengenai keberadaan Jalak Lawu tersebut.

Baca: 17 Pendaki Asal Jakarta Kecelakaan Mobil di Karanganyar Setelah Mendaki Gunung Lawu, 1 Orang Tewas

Baca: Intip Fakta-fakta Menarik Gunung Gede Pangrango yang Terlihat dari Kemayoran

Gunung Lawu tertutup awan dipotret dari Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, pada 21 September 2018. (TRIBUNSOLO.COM/EFREM SIREGAR)

Dirinya menyebut bahwa Jalak Lawu sendiri merupakan istilah penamaan dari masyarakat.

Namun apabila dilihat secara spesifik burung itu lebih memiliki ciri khas sebagai kategori burung Anis.

"Julukan Jalak Lawu itu pemberian dari masyarakat, karena habitat dan jumlahnya banyak di Gunung Lawu," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).

"Itu masuk dalam kategori burung Anis tapi saya kurang tahu spesifikasinya masuk ke Anis Merah, Anis Kembang, atau Anis Batu," jelasnya.

Budi mengisahkan bahwa mitos mengenai Jalak Lawu sendiri sudah ada sejak era Kerajaan Majapahit.

Baca: Avanza Tersesat di Hutan Gunung Putri, Sopir Akui Alami Hal Aneh: Jalan Bagus, Banyak Lampu

Sehingga burung itu dianggap keramat dan menjadi pantangan untuk diburu.

"Dahulu ada yang namanya Kiai Jalak, di zaman Majapahit yang bersemayam di Gunung Lawu, masyarakat banyak yang percaya bahwa burung jalak itu sebagai representasi sang kyai," tuturnya.

Terlepas hal itu mitos atau nyata, Budi bersyukur karena dengan cerita rakyat itu banyak masyarakat sekitar atau pendaki lebih menjaga dan tidak menggangu ekosistem burung tersebut.

Baca: Buktikan Foto Gunung Gede Pangrango Bukan Tempelan, Ari Wibisono Ingin Arbain Rambey Minta Maaf

Gunung Lawu (Kompas.com)

"Ekosistem lebih terjaga dan tidak ada niatan dari pendaki atau masyarakat untuk berburu atau merusak habitatnya," terangnya.

"Burung itu juga cukup akrab dengan manusia, sehingga cerita ada pendaki yang dituntun oleh Jalak Lawu bukan hanya sekali atau dua kali tapi sudah sering," imbuhnya.

Sementara itu, Arief Sukro Yulianto, Komandan Markas SAR Karanganyar menganggap fenomena tersebut hal lazim terjadi di gunung.

Bahkan dia mengisahkan sempat mengalami hal serupa saat mendaki Lawu.

"Saya juga sempat mengalami hal serupa," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/2/2021).

"Bedanya ketika itu saya sedang mendaki dari pos 3 menuju pos 4 melalui Cemoro Kandang," imbuhnya.

Maka lanjut dia, fenomena pendaki bertemu burung jalak Lawu merupakan hal biasa.

Apalagi jika memang ada yang merasa tersesat.

"Biasa saja, tapi terkadang suka menghubungkannya dengan mitos," ungkap dia.

Walaupun demikian, Arief berharap para pendaki tidak mengandalkan keberadaan Jalak Lawu saat naik maupun turun.

"Sudah fokus saja pada jalur pendakian, sehingga tidak terjadi potensi tersesat," kata dia.

Harus dilestarikan

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Darmanto melalui Plt Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Solo, Sudadi menyampaikan, satwa yang berada di kawasan hutan lindung memang dilarang untuk ditangkap termasuk Jalak Lawu dan burung lainnya.

Apabila ada pihak yang hendak memanfaatkannya tentu harus melalui mekanisme izin penangkaran.

"Termasuk di kawasan hutan, ya semua burung harus dilestarikan. Jangan sampai ditangkap dan dilukai," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (20/2/2021).

Burung dengan corak cokelat serta paruh dan kaki berwarna kuning itu sering dijumpai di kawasan Gunung Lawu.

Sudadi mengungkapkan, belum tahu persis berapa populasi burung itu saat ini.

"Kalau jumlah tidak tahu detail. Perlu monitoring lama," ucapnya.

(TribunnewsWiki.com/Tribunsolo.com/tribunjateng.com/Muhammad Irfan Al Amin/ Agus Iswadi)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Selamat Usai Dipandu Burung Jalak, Ini Kata Relawan dan BKSDA



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
BERITA TERKAIT

Berita Populer