Warga NTT yang Panik & Sembunyi di Hutan akibat Takut Disuntik Vaksin Covid-19 Mulai Pulang ke Dusun

Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin Covid-19. Sejumlah warga dusun di NTT yang melarikan diri ke hutan karena takut disuntik vaksin kini berangsur kembali ke rumah.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Beberapa warga Dusun II Batu Putih, Desa Alila Timur, Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang bersembunyi karena panik dan takut menjalani vaksinasi Covid-19 mulai pulang ke dusun.

Sebelumnya, mereka nekat bersembunyi di hutan karena terpengaruh hoaks terkait vaksin di media sosial..

Meski demikian, terdapat beberapa warga dusun yang masih bertahan di sana karena berniat menjaga kebun mereka yang berlokasi di dekat hutan.

"Warga yang masih di kebun itu, mereka lagi jaga kebun, karena sebentar lagi musim panen jagung,"  kata Kapolres Alor, AKBP Agustinus Christmas, Jumat (19/2/2021), dikutip dari Kompas.

Agustinus mengatakan warga bersedia pulang ke dusun setelah menerima penjelasan dari anggota polisi dan TNI.

"TNI dan Polri, kita sinergi untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat agar jangan mudah termakan informasi hoaks yang disebar melalui media sosial," kata dia.

Agustinus berharap masyarakat yang membaca informasi tak pasti bisa bertanya kepada Bhabinkamtibmas, Babinsa, atau pemerintah desa setempat.

Kapolres Alor AKBP Agustinus Christmas (tengah). (Kompas)

Baca: Terpengaruh Hoaks tentang Vaksin Covid-19, Warga Dusun di NTT Ketakutan dan Bersembunyi di Hutan

Masyarakat juga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencega penyebaran Covid-19.

"Disiplin protokol kesehatan bukan hanya supaya terhindar dari operasi atau sanksi, namun sebagai kebutuhan kita untuk sehat," kata Agustinus

Agustinus pun meminta warga setempat menggiatkan kembali budaya gotong royong sebagai ciri khas masyarakat Indonesia untuk menghadapi pandemi ini.

"Dengan bersinergi, kita pasti bisa lewati pandemi ini," ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, informasi tentang warga bersembunyi di hutan didapat saat anggota Bhabinkamtibmas Aipda Dominggus Bole Dede datang ke desa tersebut dan bertemu dengan perangkat RT.

Baca: Tak Hanya Kena Sanksi Denda Rp 5 Juta, Penolak Vaksin Juga Terancam Tak Dapat Bansos

"Mereka sembunyi di hutan karena banyak membaca berita-berita di media sosial dan informasi lainnya sehingga mereka takut," ungkap Agustinus, Rabu (17/2/2021).

"Bhabinkamtibmas langsung gerak cepat menjelaskan kepada kepala desa dan beberapa tokoh serta masyarakat, untuk tidak terpengaruh berita-berita hoaks yang beredar," ujarnya.

Agar kejadian serupa tak terjadi, Agustinus berharap, kepala desa, puskesmas, dan dinas kesehatan, menyosialisasikan informasi soal vaksinasi kepada masyarakat.

Kominfo temukan 105 hoaks terkait vaksin

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika ( Kominfo) Dedy Permadi mengatakan pihaknya menemukan 105 isu hoaks terkait vaksin Covid-19 hingga 10 Februari 2021.

Dedy mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola platform media sosial untuk melakukan take down terhadap isu hoaks tersebut.

"Terdapat 417 postingan hoaks vaksin Covid-19 yang telah dilakukan take-down. Penyebaran paling banyak ada di Facebook dengan 314 postingan. Sisanya ada di Instagram, Twitter, YouTube, dan TikTok," kata Dedy dalam keterangan tertulis, Rabu (10/2/2021).

Ilustrasi vaksin virus corona (Fresh Daily)

Dedy mengatakan salah satu isu hoaks terbaru adalah pesan berantai yang mengatasnamakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berisi pendaftaran vaksin Covid-19 dari WHO dengan menyertakan tautan pendaftaran.

Baca: Maruf Amin: Vaksinasi Covid-19 Hukumnya Wajib sampai 70% Tervaksin, Itu Fardu Kifayah

"Faktanya, vaksinasi di Indonesia hanya dilakukan oleh pemerintah dan itu gratis,” ujar dia. 

Dedy mengatakan WHO mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap kejahatan siber yang memanfaatkan situasi pandemi serta mencari informasi di laman resmi who.int.

Selain itu, ia meminta masyarakat turut berperan aktif dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang berasal dari media sosial dan pesan singkat WhatsApp.

"Saring terlebih dahulu informasi tersebut, kalau baik dibagikan, namun apabila berita bohong, maka tolak dan langsung laporkan ke aduankonten.id," ucap dia. 

Dedy juga mengatakan masyarakat bisa dengan mudah membuktikan isu terkait vaksin Covid-19 hoaks atau tidak melalui http://sd.id/infovaksin dengan memasukkan kata atau kalimat yang ingin dicari.

Dengan begitu, masyarakat dapat membaca penjelasan tentang informasi vaksin Covid-19.

"Untuk tidak mudah termakan hoaks Covid-19, masyarakat diimbau agar mengakses informasi dari sumber yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan," ucap dia. 

(Tribunnewswiki/Tyo/Kompas/Haryanti Puspa Sari/Sigiranus Bere)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenkominfo Temukan 105 Isu Hoaks Terkait Vaksin Covid-19" dan " Warga yang Sembunyi di Hutan karena Takut Disuntik Vaksin Covid-19 Mulai Kembali ke Rumah"



Penulis: Febri Ady Prasetyo
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer