Bosan dengan Film yang Itu-itu Saja? Simak Rekomendasi Film Indo dengan Tema Unik untuk #diRumahAja

Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut 5 rekomendasi film Indonesia dengan tema yang tidak biasa!

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pemberlakuan social distance dan makin buruknya kasus Covid-19 membuat orang memilih di rumah aja.

Tidak melakukan aktivitas di luar rumah selama hampir satu tahun tentu sangat membosankan.

Kegiatan-kegiatan seperti memasak, membersihkan rumah, menggambar, hingga menonton film menjadi opsi yang dapat dilakukan untuk mengusir rasa bosan.

Tapi, apakah kamu sudah bosan menonton film yang itu-itu aja di rumah?

Coba deh nonton film-film keren Indonesia dengan tema yang tidak biasa.

Mau tahu apa aja judul filmnya?

Berikut 5 rekomendasi film Indonesia dengan tema yang tidak biasa!

Baca: 5 Rekomendasi Film Entrepreneur yang Inspiratif di Netflix Ini Cocok Buat Kamu yang Suka Bisnis

Baca: 5 Rekomendasi Film tentang Detektif yang Paling Memukau

1.       Kucumbu Tubuh Indahku (2018)

Kucumbu Tubuh Indahku merupakan film Indonesia karya sutradara Garin Nugroho yang diproduseri oleh Ifa Isfansyah.

Film yang sempat menjadi kontroversi ini berhasil mewakili Indonesia di ajang Academy Awards atau yang juga dikenal dengan Oscar 2020.

Dalam ajang yang digelar pada 9 Februari 2020 tersebut, “Kucumbu Tubuh Indahku” didaftarkan dalam kategori International Feature Film atau dulu dikenal dengan Best Foreign Language Film.

Namun, perwakilan Indonesia tersebut belum berhasil menjadi nominasi International Feature Film di Oscar 2020.

Film arahan sutradara kelahiran Yogyakarta tersebut mengangkat tema yang bisa dibilang tidak biasa.

Bahkan film ini sempat menjadi kontroversi lantaran mengangkat tema LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender). “Kucumbu Tubuh Indahku” ini bercerita tentang seorang penari Lengger bernama Juno.

Setelah kepergian ayahnya, Juno bergabung di sanggar tari Lengger.

Tari Lengger sendiri merupakan tarian tradisional asal Banyumas yang mengharuskan penarinya menampilkan sisi maskulin dan feminine dalam satu tubuh.

Peran baru ini membawa Juno menjalani kehidupan yang berliku hingga akhirnya Juno dapat memahami dan menerima keindahan hidup sebagai seorang penari Lengger.

Baca: Daftar Lengkap Pemenang FFI 2019, Film Kucumbu Tubuh Indahku Borong 8 Piala Citra dari 10 Nominasi

Baca: Ikuti Jejak Daun di Atas Bantal, Kucumbu Tubuh Indahku Garapan Garin Nugroho Lolos Seleksi Oscar

2.       Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Arahan sutradara Mouly Surya ini dibintangi oleh Marsha Timothy, Dea Panendra, Yoga Pratama, dan Egi Fedly.

Film yang berlokasi di Sumba ini berhasil mendapatkan beberapa penghargaan internasional seperti scenario terbaik pada FIFFS Maroko edisi ke-11, film terbaik dalam Asian Nest Wave the QCinema Film Festival Filipina, NETPAC Jury Award di Five Flavours Asian Film Festival 2017, Catalonian International Film Festival 2017, serta Tokyo FilmEx 2017.

Selain itu, “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” juga menyabet 10 kategori di 15 nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2018 silam.

Film berdurasi 90 menit ini mengangkat tema yang tidak biasa.

Film ini lekat dengan nuansa emansipasi wanita. Kental dengan budaya Sumba, “Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak” berkisah tentang perjuangan seorang perempuan dalam menghadapi tujuh perampok pria di rumahnya.

Film ini bercerita tentang seorang janda bernama Marlina yang rumahnya didatangi oleh kawanan perampok yang terdiri atas tujuh orang pria.

Mereka ingin mengambil harta dan kehormatan Marlina di hadapan suaminya yang sudah berbentuk mumi di rumahnya.

Seorang diri, Marlina harus menyelamatkan dirinya.

Baca: FILM - Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Baca: 4 Rekomendasi Film Animasi Pendek di Netflix, If Anything Happens I Love You hingga Sol Levante

3.         Sekala Niskala (2017)

Karya sutradara Kamila Andini ini berhasil meraih penghargaan sebagai film terbaik dalam ajang bergengsi Berlinale International Film Festival 2018 yang diselenggarakan di Berlin, Jerman.

“Sekala Niskala” juga berhasil turut ditayangkan di Toronto International Film Festival.

Film yang memiliki judul internasional “The Seen and Unseen” ini diproduksi oleh Fourcolour Films dan Treewater Production dan kental dengan budaya Bali.

Selain penghargaan di Berlin, film drama ini juga berhasil menyabet sejumlah penghargaan lainnya seperti Film Remaja Terbaik dalam Asian Pasific Screen Award, Film Terbaik dalam Tokyo FilmEx, dan Film Terbaik dalam Festival Film Asia Netpac Jogja (JAFF).

Film ini mengangkat tema surealis yang kental dengan budaya Bali. “Sekala Niskala” bercerita tentang dua anak kembar bernama Tantri dan Tantra yang kehidupannya sarat dengan budaya spiritual khas masyarakat Bali.

Konflik terjadi saat Tantri mengetahui bahwa kembarannya memiliki penyakit berbahaya.

Tantra kehilangan kemampuan inderanya secara perlahan akibat otaknya yang mulai lemah.

Dua anak kembar ini kemudian menjalin komunikasi melalui dunia lain.

Baca: FILM - Sekala Niskala

Baca: Para Pemain Bagikan Cerita Menarik di Balik Layar Drakor Hello, Me! Kini Sudah Tayang di Netflix

4.       Aruna dan Lidahnya (2018)

Film ini kembali mempertemukan Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra.

Bedanya, dalam film ini mereka tidak berperan sebagai sepasang kekasih seperti dalam film “Ada Apa Dengan Cinta?”.

“Aruna dan Lidahnya” merupakan karya sutradara Edwin yang diangkat dari novel karya Laksmi Pamuntjak dengan judul sama.

Film ini mengangkat tema kuliner Indonesia yang dihubungkan dengan persahabatan.

Film yang rilis pada 27 September 2018 silam ini bercerita tentang Aruna yang melakukan petualangan kuliner bersama dua sahabatnya di berbagai daerah di Indonesia.

Melalui berbagai hidangan nusantara, akhirnya mengungkap rahasia terdalam di antara mereka.

5.       Turah (2016)

Film arahan sutradara Wicaksono Wisnu Legowo ini mengangkat tema kritik sosial.

Berlatar kota Tegal, Jawa Tengah, “Turah” berhasil menyabet beberapa penghargaan film, seperti Singapore International Film Festival, Jogja-Netpac Asian Film Festival, Piala Maya, Indonesian Movie Actors Award, dan diputar di ACMI Cinema Federation Square Melbourne, Australia.

“Turah” bercerita tentang kehidupan warga Kampung Tirang, Tegal.

Sudah bertahun-tahun kehidupan mereka diliputi oleh rasa pesimis dan takut.

Warga kampung harus tunduk pada seorang juragan kaya yang telah memberi mereka “kehidupan” bernama Darso.

Darso selalu mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan warga kampung. Warga kampung bernama Turah bersama Jadag berusaha untuk membebaskan kampungnya dari cengkeraman dari kelicikan Darso.



Penulis: Niken Nining Aninsi
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer