Warga Tuban Ramai Beli Mobil Jadi Viral, Kades Khawatir Hanya Sedikit yang Buka Usaha

Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mulyadi, seorang warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa timur, menunjukkan koleksi mobil yang barusan dibeli usai menerima uang pembebasan lahan dari proyek pembangunan kilang minyak di Tuban. Selasa (16/2/2021).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kejadian unik beberapa hari yang lalu telah terjadi di Kabupaten Tuban.

Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, ramai-ramai mendatangkan mobil baru dalam kurun waktu yang singkat.

Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai ratusan unit mobil.

Terbaru dari rekaman video pendek yang viral, belasan mobil datang secara bersamaan di desa tersebut.

Mobil yang diangkut menggunakan truk towing itu bahkan mendapat pengawalan dari kepolisian.

"Benar terkait warga ramai-ramai beli mobil baru, kabarnya kemarin datang lagi dari Gresik atau Surabaya," kata Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto, Selasa (16/2/2021).

Dirinya menjelaskan, alasan warga serempak membeli mobil karena telah mendapat hasil penjualan tanah dari grass root refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft, sebuah perusahaan asal Rusia.

Nilai penjualan yang tidak sedikit tersebut diyakini membuat warga ingin membeli mobil, yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Capture video viral warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, beli mobil ramai-ramai (Foto Istimewa)

Baca: Wiku Adisasmito: Kasus Positif Covid-19 Berpotensi Turun dalam Beberapa Pekan ke Depan

Kehawatiran Kepala Desa

Gihanto, selaku kepala desa mengungkapkan rasa kekhawatiran usai warganya terima miliaran rupiah dari penjualan tanah.

Tanah warga sekitar dijual untuk pembangunan kilang minyak grass root refinery (GRR) patungan Pertamina-Rosneft perusahaan asal Rusia, yang membutuhkan lahan di tiga desa yaitu Sumurgeneng, Wadung dan Kaliuntu.

"Ada rasa kekhawatiran karena sedikit yang dibuat usaha," kata Kades ditemui di rumahnya, Selasa (16/2/2021).

Dia menjelaskan, di desanya ada sekitar 840 KK namun yang tanahnya dijual untuk kebutuhan lahan GRR sekitar 225 orang.

Nilai tanah di sekitar lokasi dihargai Rp 600-800 ribu, lebih jauh tinggi di atasnya dibanding harga semula Rp 100-150 ribu.

Rata-rata yang menjual tanahnya, 90 persen untuk beli mobil, 75 persen untuk beli tanah, 50 persen untuk bangun rumah.

Baca: Nindy Ayunda Tunjukan Foto Bukti KDRT, Rambut Rontok karena Dijambak hingga Lebam di Bagian Muka

Sedangkan yang digunakan untuk usaha sedikit sekali, hanya beberapa saja.

"Yang dibuat untuk usaha sedikit, banyak yang digunakan untuk beli mobil, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli secara bertahap, kemarin baru datang 17 mobil," terangnya.

Sementara itu, seorang warga setempat, Mulyadi yang juga menjual tanahnya mengaku, membeli mobil karena untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia tak merinci berapa yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak ini.

"Tanah saya 1/2 hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil," tutupnya tak menyangka.

Hingga kini mulai sejak warga mendapat pencairan dari penjualan tanah, sudah ada ratusan warga yang membeli mobil.

Bahkan, satu orang ada yang memiliki 2-3 mobil baru.

"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," bebernya.

Kades pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp 8 miliar.

Bahkan, ada warga yang dengan kepemilikan lahan 4 hektar menerima Rp 26 miliar.

Kades Sumurgeneng, Gihanto ditemui di rumahnya, Selasa (16/2/2021) ((surya.co.id/m sudarsono))

Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di sini mendapat Rp 28 miliar.

Sebab, Pertamina menghargai tanah Rp 600-800 ribu per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di sini.

"Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil, ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga," pungkasnya.

Sementara itu, seorang warga setempat, Mulyadi yang juga menjual tanahnya mengaku, membeli mobil karena untuk kebutuhan sehari-hari.

Ia tak merinci berapa yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft ini.

"Tanah saya 1/2 hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil," tutupnya tak menyangka.

Baca: Jaksa Pinangki Sirna Malasari Resmi Ajukan Banding Terhadap Vonis 10 Tahun Penjara

Sebagian Warga Membeli Tanah dan Membangun Rumah

Selain membeli 176 mobil baru, ratusan warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang mendadak jadi miliarder juga membeli tanah dan membangun rumah.

Namun, jarang warga yang menggunakan uang dari hasil penjualan tanah itu untuk membuat usaha.

"Warga yang menggunakan uangnya untuk usaha sangat minim. Jadi, jangan heran kalau di kampung sini cari warung makan aja susah," ujar Kepala Desa Sumurgeneng Gihanto.

Sementara pembangunan kilang minyak NGRR Pertamina sendiri menelan dana 15 miliar dollar AS hingga 16 miliar dollar AS atau sekitar Rp 225 triliun.

Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2024 dengan luas mencapai 1.050 hektar.

Rinciannya, 821 hektar lahan darat dan sisanya lahan reklamasi laut. Untuk kebutuhan lahan darat, tersebar di Desa Kaliuntu enam bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani satu bidang, dan di KLHK satu bidang.

Baca: Berusia 77 Tahun, Wakil Presiden Ma’ruf Amin Divaksin Covid-19 Hari Ini

(Tribunnewswiki/Septiarani,Tribunnews/Sudarsono,Kompas/Hamim)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Viral Warga Desa di Kabupaten Tuban Beli Mobil Ramai-ramai, Pak Kades Malah Khawatir, Ada Apa? dan di Kompas.com dengan judul "Selain Borong 176 Mobil, Ini yang Dilakukan Ratusan Warga Desa dengan Uang Miliaran Rupiah yang Didapat"



Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer