Jejak Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Sukoharjo, Dipicu Utang Jatuh Tempo, Berujung Vonis Mati

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaku HT memakai kursi roda dalam proses reka adegan kasus dugaan pembunuhan satu keluarga di halaman Mapolres Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perjalanan kasus Henry bunuh satu keluarga di Sukoharjo, bermula dari utang berujung vonis hukuman mati.

Henry Taryatmo (41) akhirnya divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sukoharjo pada Senin (15/2/2021).

Henry dinyatakan terbukti membunuh empat orang dari satu keluarga di Sukoharjo pada Rabu (19/8/2020) dini hari.

Empat korban tersebut dibunuh tepat di hari jatuh tempo utang Henry yang harus dibayar.

Henry diketahui memiliki utang kepada orang lain dengan besaran sekitar Rp 60 juta.

Salah satu korban berusia 5 tahun

Di hari kejadian, Rabu (19/8/2020) Henry mendatangi rumah rekannya, Suranto (43) di Dukuh Slemben RT 001 RW 005, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, sekira pukul 01.00 WIB.

Kedatangannya tersebut untuk menyetorkan yang hasil rental mobil korban sebesar Rp 250.000.

Sebelum melakukan aksi pembunuhan, pelaku sempat mengobrol dengan Suranto.

Saat itu Henry berniat untuk membunuh korban dan mengambil harta bendanya.

Ia mengambil pisau dapur dan membunuh istri Suranto (43), Sri Handayani (36), menusuknya pada bagian ulu hati, perut bagian kanan dan perut bagian kiri.

Secara bergantin, pelaku kemudian menghabisi Suranto dengan menusuk pada bagian perut dan dada.

Pelaku juga menghabisi kedua anak korban, yakni RR (9) dan DA (5).

Rumah satu keluarga yang dibunuh di Dukuh Slemben RT 01 RW 5, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (22/8/2020). (TribunSolo.com/Agil Tri)

Setelah menghabisi nyawa satu keluarga tersebut, pelaku mengambil sepeda motor Honda Megapro milik korban dan dititipkan di wilayah Kartasura, Sukoharjo.

Ia kembali ke rumah korban dengan menumpang ojek online untuk mengambil mobil Toyota Avanza putih milik korban.

Mobil tersebut kemudian dijual sekitar Rp 82 juta.

Lalu Rp 60 juta di antaranya digunakan untuk membayar utang.

Setelah melakukan aksinya, pelaku menghilangkan barang bukti dengan membuang baju, dompet, kunci rumah, dan pisau untuk membunuh di daerah Banyudono, Boyolali.

Baca: Viral 5 Guru Pertaruhkan Nyawa Terjang Arus Sungai Demi Antar Tugas Siswa, Tak Ada Akses Internet

Ditemukan di ruangan yang berbeda

Empat mayat korban pembunuhan tersebut ditemukan pada dua hari setelah peristiwa, tepatnya Jumat (21/8/2020).

Empat mayat ditemukan mulai membusuk di ruangan yang berbeda.

Kematian mereka diketahui oleh warga yang curiga adanya bau busuk dari rumah Suranto.

Tiga jam setelah penemuan mayat para korban, polisi menangkap pelaku pembunuhan di rumahnya yang masih satu kecamatan dengan korban yakni di Kecamatan Baki.

"Pelaku kita kenakan Pasal 365 juncto 338 dan atau 340 KUHP dengan hukuman pidana maksimal penjara seumur hidup," kata Kapolres Sukoharjo, AKBP Bambang Yugo Pamungkas dalam konferensi pers di Polsek Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).

Pasal 365 KUHP yakni tentang pencurian dengan kekerasan, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Kondisi rumah lokasi ditemukannya satu keluarga tewas di Dusun Slemben, Desa Duwet, Kecamatan Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI) (KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Dimakamkan dalam satu liang lahat

Empat korban pembunuhan tersebut kemudian dimakamkan di dalam satu liang lahat di Astonoloyo Curidan, Kelurahan Bulakrejo, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (22/8/2020).

"Permintaan dari keluarga perempuan diminta untuk dimakamkan di sini semua. Dimakamkan dalam satu liang dengan empat nisan," kata Ketua RW 006 Desa Curidan Setio Hadi (51).

Setelah diotopsi di RSUD Dr Moewardi Solo, empat korban tersebut tak dibawa ke rumah duka. Tapi langsung diantar ke tempat pemakaman.

Perwakilan keluarga korban, Suparno berharap agar pelaku dapat dihukum untuk memberikan keadilan bagi keluarga korban.

"Kami keluarga berharap agar aparat menegakkan hukum seadil-adilnya. Pelaku bisa dihukum mati. Itu harapan dari keluarga," kata dia.

Enam bulan setelah peristiwa pembunuhan tersebut, Henry pelaku yang menghabisi empat nyawa itu divonis hukuman mati.

Pejabat Humas Pengadilan Negeri Sukoharjo Saiman mengatakan, yang menjadi pertimbangan majelis hakim memvonis mati terdakwa karena fakta-fakta yang terungkap di persidangan.

"Dan tidak diragukan lagi karena di dalam proses persidangan di sini terdapat adanya satu bercak darah dan di situlah menguatkan bahwa inilah kesadisan terdakwa."

"Sehingga mejelis hakim mengambil suatu kesimpulan dari fakta-fakta dipersidangan berdasarkan saksi, keterangan ahli, alat bukti, keterangan terdakwa yang mengakui dan yang menjadi korban adalah empat orang. Terdakwa divonis pidana mati," katanya kepada wartawan di Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin.

Sementara itu kuasa hukum korban satu keluarga, Suparno, menyambut baik vonis hukuman mati yang dijatuhkan oleh majelis hakim kepada terdakwa Henry.

"Kami tim kuasa hukum dalam mengawal kasus pembunuhan satu keluarga di Baki merasa puas dan melihat adanya keadilan dalam kasus ini," kata dia.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Labib Zamani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjalanan Kasus Henry Bunuh Satu Keluarga di Sukoharjo, Dihukum Mati Gegara Utang yang Jatuh Tempo"



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer