Profil Elon Musk, Miliader Korban Perundungan Masa Kecil, Kini Kebut Misi Daratkan Manusia ke Mars

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(FILES) Dalam foto file ini CEO Tesla Elon Musk memberi isyarat ketika dia tiba untuk mengunjungi lokasi konstruksi raksasa mobil listrik AS masa depan Tesla, pada 03 September 2020 di Grünheide dekat Berlin. Dengan ramalan media sosialnya tentang Bitcoin atau GameStop, Elon Musk telah menjelajah lebih jauh dari bisnisnya sendiri dan menjadi lebih seperti kelas berat Wall Street yang dapat menggerakkan pasar hanya dengan beberapa kata.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Profil Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX yang kini jadi salah satu orang terkaya di dunia.

Sosok Elon Musk memang seorang miliarder eksentrik. 

Berbeda dengan kebanyakan pebisnis papan atas dunia lainnya, Musk tidak "mengamankan diri" dengan selalu terlihat berbuat mulia dan tertutup.

Dirinya memilih untuk tetap memperlihatkan sisi "manusianya", bebas dan ekpresif.

Banyak orang menjadi ragu, ulah ayah dari X Æ A-XII ini bisa menjadi boomerang bagi karier dan usahanya.

Namun yang terjadi, kekayaan Musk kian bertambah, karir dan bisnisnya kian mengangkasa bersama ambisinya.

Dari Afrika Selatan ke Kanada

Pemilik nama lengkap Elon Reeve Musk ini diketahui lahir di Pretoria, Afrika Selatan tahun 1971.

Ia adalah anak tertua dari tiga bersaudara.

Ayahnya, Errol Musk adalah konglomerat di Afrika Selatan, sementara sang Ibu Maye Musk adalah model dan ahli gizi asal Kanada.

Adik laki-lakinya, Kimbal Musk  juga seorang pebisnis sekaligus pencinta lingkungan.

Dia punya seorang adik perempuan bernama Tosca Musk yang berkiprah sebagai sutradara dan produser.

Musk besar di keluarga yang ambisius.

Namun, masa kecil dan mudanya juga tidak mudah, terutama setelah orangtuanya berpisah.

Hal itu membuat dirinya tinggal beberapa tahun dengan sang ayah di Pretoria hingga akhirnya hijrah ke Kanada pada usia 17 tahun.

Musk sadar akan lebih mudah masuk ke Amerika Serikat jika dia memiliki paspor Kanada, kemudian memanfaatkan status kewarganegaraan sang Ibu untuk mendapatkan paspor Kanada saat itu.

Selain untuk menghindari sang ayah, Musk juga menghindari wajib militer di Afrika Selatan.

Dalam awal hidupnya di Kanada, Musk menumpang di rumah saudaranya yang berada di Saskatchewan selama setahun.

Dirinya bekerja serabutan untuk bertahan hidup, mulai dari membersihkan sampah gandum di peternakan, memotong kayu, menjadi tukang bersih-bersih, hingga menjual komponen komputer. 

Tahun 1990, Musk melanjutkan studi di Queen's University di Ontario, Kanada, untuk kemudian pindah ke Universitas Pennsylvania, AS dan lulus dengan gelar sarjana ekonomi tahun 1997.

Dia lalu mengambil kuliah jurusan fisika di Universitas Standford untuk mengejar gelar Ph.D.

Namun dua hari setelah masuk kelas, dia enggan melanjutkan studi.

Ia malah memilih menekuni bisnis terknologi dan internet hingga sekarang.

Korban perundungan

Bak kebanyakan kisah superhero, Musk juga menjadi korban perundungan sebelum mendapat "kekuatan super".

Selama mengenyam pendidikan di Afrika Selatan, Musk bukanlah murid yang populer.

Dia cenderung dikenal sebagai pribadi yang introvert dan pendiam.

"Mereka (pelaku perundungan) memaksa sahabat saya untuk membujuk saya keluar dari persembunyian, sehingga mereka bisa memukuli saya. Dan itu menyakitkan," kata Musk, dikutip dari Investopedia.

Jenius dan hobi baca buku

Kejeniusan Musk sudah terbaca oleh Ibunya sejak usia tiga tahun.

Saat itu, Maye tahu anak tertuanya sangat cerdas tapi belum tahu apakah dia bakal membuat sesuatu yang cemerlang atau hanya akan dipendam.

"Karena banyak orang jenius di luar sana yang memendam kemampuannya dan tidak mengaplikasikannya," kata Maye, dikutip dari People.

Saking cerdasnya, Musk membuat software berupa game komputer sendiri di usia 12 tahun. Game bertema luar angkasa tersebut diberi judul "Blastar".

Dengan bantuan sang Ibu, game itu dijual ke sebuah majalah dan laku seharga 500 dolar AS saat itu. Keakraban Musk dengan teknologi dimulai ketika usianya 10 tahun, saat dia mendapat komputer pertamanya.

Maye berkisah bahwa Musk menguasai semua shortcut komputer saat itu. Selain hobi mengotak-atik komputer, Musk juga menghabiskan waktu kecilnya untuk membaca banyak buku dan komik, terutama komik bertema antariksa. Buku favoritnya adalah genre filosofi, fiksi ilmiah, dan novel fantasi.

Elon Musk (@elonrmuskk)

Mendirikan Zip2 dan PayPal

Tahun 1995, Musk dan adiknya, Kimbal mendirikan sebuah startup bernama Zip2. Startup ini menyediakan software untuk perusahaan konten online.

Beberapa tahun kemudian, Zip2 mendapat investor dari beberapa perusahaan media besar seperti The New York Times, Hearst Corporation, dan Knight Rider. Tahun 1999, Zip2 diakuisisi AltaVista yang saat itu sudah diakuisisi oleh Compaq.

Nilai akuisisi tersebut mencapai 300 juta dollar AS dan menjadikan kakak-beradik Musk sebagai jutawan muda kala itu. Setahun sebelum Zip2 diakuisisi, Musk dan kawan-kawannya mendirikan startup lain yang diberi nama X.com.

Berbeda dengan Zip2, X.com menyediakan layanan keuangan online.Tahun 1999, X.com diakuisisi oleh Confinity, perusahaan yang menyediakan sistem transfer uang antar-perangkat mobile yang saat itu sedang naik daun, yakni Palm Pilot.

Setelah diakuisisi, X.com berganti nama menjadi PayPal. Namun, Musk masih menjadi pemegang saham terbesar yakni 11,7 persen. Tahun 2002, PayPal diakuisisi eBay dengan nilai 1,5 miliar dolar AS.

Membangun SpaceX demi mimpi menuju Mars

Kecintaan Musk terhadap dunia antariksa tidak berakhir dalam sebuah game komputer yang dibuatnya saat kecil.

Malah, Musk semakin berambisi membawa peradaban manusia ke Mars.

Setelah memiliki cukup sumber daya, Musk membangun Space Exploration Technologies atau yang dikenal dengan SpaceX pada tahun 2002.

Perusahaan ini fokus mengembangkan roket dan wahana antariksa untuk misi-misi ke luar angkasa.

Tahun 2008, SpaceX memenangkan kontrak senilai 1,6 miliar dollar AS dari NASA. Kerja sama itu menghasilkan proyek penting, yakni mengembangkan roket Falcon 1 yang mulai mengorbit tahun 2008 lalu.

Kolaborasi ini juga memiliki rencana lain, yakni mengirimkan astronot ke Mars tahun 2025. SpaceX juga bekerja sama dengan angkatan udara AS (USAF/United States Air Force) untuk membantu misi militer.

Tahun 2018, SpaceX sukses meluncurkan roket Falcon Heavy yang memuat mobil sport Tesla Roadster menuju Mars.

Starlink

Bisnis SpaceX tidak hanya mengembangkan roket. SpaceX memiliki divisi lain yang mengembangkan teknologi internet satelit bernama Starlink.

Starlink dibentuk tahun 2015. Targetnya adalah memasang konstelasi satelit orbit rendah Bumi (low-orbit Earth/LEO) untuk memberikan layanan akses internet komersil.

Saat ini, Starlink sudah mulai diuji coba, bahkan pemesanan awalnya sudah dibuka. Musk mengatakan, Starlink akan lepas dari SpaceX dan menjadi perusahaan publik.

Nantinya, keuntungan dari Starlink akan digunakan untuk mendanai proyek roket di SpaceX. Menurut majalah Forbes, nilai valuasi SpaceX saat ini mencapai 46 miliar dolar AS atau sekitar Rp 643 triliun (kurs Rp 13.900).

Mendirikan Tesla

Mirip dengan sang adik, Elon juga memiliki minat di bidang lingkungan, terutama di bidang energi bersih.

Minat itu diwujudkannya dengan mendirikan perusahaan mobil listrik, Tesla Inc tahun 2003.

Produk Tesla memanfaatkan listrik sebagai bahan bakar. Tesla debut dengan mengeluarkan model Tesla Roadster yang terjual sekitar 2.500 unit di 31 negara.

Tidak hanya mobil. Tesla juga menjual sistem electric powertrain kepada produsen-produsen mobil lainnya, seperti Daimler AG dan Toyota Motor. Musk juga menarik kedua produsen itu menjadi investor Tesla.

Tidak hanya memproduksi, kepeduliannya terhadap isu energi bersih juga ditunjukannya dengan menanamkan investasi ke SolarCity. Musk menjadi investor utama di perusahaan penyedia energi bersih itu.

Tahun 2020, Tesla Model 3 yang merupakan mobil jenis sedan mendapat predikat sebagai mobil listrik terlaris di dunia dengan penjualan lebih dari 500.000 unit.

Tesla juga sedang mengembangkan CyberTruck. Truk bertenaga listrik ini diperkenalkan tahun 2019. Tahun 2021, Tesla mengumumkan telah membeli bitcoin senilai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 21 triliun).

Aksi perusahaan ini dilakukan untuk mendorong diversfiikasi pembayaran. Artinya, bitcoin akan menjadi alat pembayaran yang sah untuk membeli semua produk Tesla.

Selain SpaceX dan Tesla, Musk juga memiliki beberapa bisnis teknologi lain yakni Boring Company, OpenAI, dan Neuralink.

Kekayaan Musk

Majalah Forbes menempatkan Elon Musk sebagai orang terkaya ketujuh di dunia, per bulan Februari 2021.

Kekayaan Musk tercatat mencapai 177,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 2.478 triliun).

Kesuksesannya ini tidak datang sekejap mata. Musk adalah sosok yang gila kerja. Konon, dia bekerja 80-120 jam per minggu. Selain itu, Musk juga dikenal sangat idealis dan punya visi yang kuat.

Kicauan dan pengaruhnya di Twitter

Musk sangat aktif di media sosial, terutama Twitter. Tidak hanya mengicaukan pengumuman terkait bisnis atau kicauan formalitas layaknya pebisnis lain.

Dengan gaya khasnya, Musk sering melempar meme atau membuat lelucon di linimasa. Bahkan, pengaruhnya di Twitter "menyirami" bursa saham beberapa perusahaan sehingga membuat nilainya menjadi "hijau".

Salah satu yang cukup mencuri perhatian adalah twit yang berbunyi "GameStonk". Warganet menudaga twit itu merujuk ke "GameStop" dan "stonk", bahasa slang dari stock (saham).

Unggahan itu membuat harga saham GameStop (GME) naik ke angka 371 dolar AS per lembar.
Musk juga membuat nilai tukar mata uang kripto Dogecoin meroket hingga 59 persen setelah mengunggah beberapa twit tentang Dogecoin.

Sebelumnya, Musk juga mengunggah beberapa twit tentang bitcoin, sebelum memborongnya lewat Tesla.

Biodata Elon Musk

Lahir: Pretoria, Afrika Selatan, 28 Juni 1971

Pendidikan:

Universitas Queen, Ontario
Universitas Pennsylvania
Universitas Stanford

Bisnis dan Jabatan:

Pendiri dan CEO SpaceX
CEO dan arsitek produk Tesla Inc
Pendiri Boring Company dan X.com
Co-founder Neuralink, OpenAI, dan Zip2

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Profil Elon Musk, Sarjana Ekonomi Pendiri Tesla dan SpaceX"

 
 
 
 
 
 
 

!(function () { var time = new Date().getTime(); $(document.body).bind('mousemove keypress', function(e) { time = new Date().getTime(); }); function refresh() { if (new Date().getTime() - time >= 900000) { // 15 Menit .reload(true); } else { setTimeout(refresh, 10000); } } setTimeout(refresh, 10000); })(); function setCookieUkid(cname, cvalue, exdays) { var d = new Date(); d.setTime(d.getTime() + (exdays*24*60*60*1000)); var expires = "expires="+ d.toUTCString(); = cname + "=" + cvalue + ";" + expires + ";domain=.kompas.com;path=/;"; } if(.indexOf('ukid=') == -1){ var xhttp = new XMLHttpRequest(); xhttp.onreadystatechange = function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { var ukid_cookie = JSON.parse(xhttp.responseText); setCookieUkid('ukid', ukid_cookie.ukid, 365); } }; xhttp.open("GET", "https://apis.kompas.com/api/activity/user", true); xhttp.send(); } /*! lozad.js - v1.7.0 - 2018-11-08 * https://github.com/ApoorvSaxena/lozad.js * Copyright (c) 2018 Apoorv Saxena; Licensed MIT */ !function(t,e){"object"==typeof exports&&"undefined"!=typeof module?module.exports=e():"function"==typeof define&&define;.amd?define(e):t.lozad=e()}(this,function(){"use strict";var g=Object.assign||function(t){for(var e=1;e



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer