Laporan WHO Ungkap Fakta Baru, Sudah Ada 13 Varian Virus Corona di Wuhan Sejak Desember 2019

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - WHO temukan lebih dari selusin strain virus corona sudah ada sejak Desember 2019.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Para ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menemukan bukti bahwa Covid-19 telah menyebar lebih luas di China pada 2019, ungkap sebuah laporan.

Para ahli telah mendeteksi ada 13 varian di Wuhan pada Desember 2019.

Fakta itu mengindikasikan virus corona menyebar lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya, sebagaimana diberitakan Daily Star, Senin (15/2/2021).

Penyelidik utama WHO Peter Ben Embarek mengatakan kepada CNN, timnya menggunakan sampel genetik parsial dan mengidentifikasi kasus virus corona pada Desember 2019.

"Virus itu beredar luas di Wuhan pada bulan Desember," kata Peter.

Pada awal pandemi ada 174 kasus pertama yang dilaporkan di Wuhan.

Kendati demikian, ilmuwan Denmark itu mengatakan mungkin ada lebih banyak kasus.

Setidaknya sekitar 1.000 orang mungkin telah terinfeksi pada Desember 2019.

Fakta Baru Soal Laboratorium Wuhan

Fakta baru soal Laboratorium Wuhan, yang diduga sebagai tempat munculnya virus corona, juga terungkap.

Institusi itu dilaporkan sempat mengajukan paten untuk membuat kandang kelelawar.

Ilustrasi virus corona. (pixabay.com)

Baca: Dalam Sebulan Terakhir, Kasus Infeksi Virus Corona Turun 44% secara Global

Baca: 10 Cara Efektif Mencegah Penularan Virus Corona Menurut CDC, Salah Satunya Penggunaan Alat Pribadi

Kandang tersebut menampung kelelawar hidup yang akan digunakan untuk keperluan pengujian virus, sebagaimana dilaporkan Daily Star, Minggu (14/2/2021).

Institut Virologi Wuhan (WIV) mengajukan hak paten itu pada Januari 2019, 11 bulan sebelum kemunculan virus corona.

Dalam kandang tersebut, kelelawar harus mampu "tumbuh dan berkembang biak secara sehat dalam kondisi buatan".

Kabar itu berhembus setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyatakan bahwa kebocoran dari laboratorium "sangat tidak mungkin", yang juga telah ditegaskan oleh China.

Baca: Sanksi Berat Menanti Warga yang Tolak Vaksinasi, Layanan Administrasi hingga Bansos Bisa Dihentikan

Foto yang diambil pada 16 Januari 2021 ini menunjukkan warga yang menjalani tes virus Corona Covid-19 di pusat pengujian sementara di dalam kompleks perumahan di Shijiazhuang, di Provinsi Hebei Utara, sebagai bagian dari program pengujian massal setelah provinsi tersebut menyatakan "keadaan darurat". (STR / CNS / AFP) / China OUT)

Paten berikutnya, yang diajukan Oktober lalu, adalah untuk "metode pengembangbiakan buatan kelelawar liar", menurut Mail on Sunday.

Paten tersebut diduga membahas penularan SARSCoV lintas spesies dari kelelawar ke manusia dan hewan lain.

Dikatakan: "Kelelawar yang terinfeksi virus secara alami atau buatan tidak memiliki gejala klinis yang jelas, dan mekanismenya tidak diketahui."

Sebelumnya, laboratorium tersebut telah berada dalam pengawasan internasional karena diduga telah melakukan eksperimen pada virus korona kelelawar.

Baca: China Tolak Beri Data Mentah 174 Kasus Covid Pertama di Wuhan pada WHO Tapi Tak Mau Disalahkan

Baca: Pelajaran dari Wuhan: Covid Setahun Lalu, Mayat Tergeletak di Pinggir Jalan, Kini Jalan Sudah Ramai

File foto ini diambil pada tanggal 23 Februari 2017 menunjukkan seorang pekerja di dalam laboratorium P4 di Wuhan, ibukota provinsi Hubei China. Para ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Februari 2021 semuanya menghilangkan teori kontroversial bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium di kota Wuhan di Cina. (JOHANNES EISELE / AFP)

Tempat tersebut juga terletak hanya beberapa mil dari tempat kasus Covid pertama dilaporkan pada Desember 2019.

Charles Small, konsultan intelijen sumber terbuka yang menemukan paten, berkata: “Mereka menyebutkan kelelawar menginfeksi dengan virus secara artifisial.

Dia mengatakan WHO harus memberikan laporan lengkap tentang percobaan virus korona kelelawar dan kelelawar lembaga tersebut.

WHO Angkat Bicara

Peter Daszak, penyelidik kelahiran Inggris untuk WHO, sebelumnya mengatakan para peneliti di institut itu tidak memelihara kelelawar.

“Semua kelelawar dilepaskan kembali ke situs gua mereka setelah pengambilan sampel," tulisnya di Twitter.

Baca: Misteri Asal-usul Virus Corona, WHO: Mungkin Berasal dari Makanan Beku

“Ini adalah tindakan konservasi dan jauh lebih aman dalam hal penyebaran penyakit daripada membunuh mereka atau mencoba menyimpannya di laboratorium.”

Dominic Dwyer, anggota tim WHO yang mencoba mencari tahu asal muasal pandemi, mengatakan bahwa China sedang menggagalkan proses penyelidikan.

Pemerintah China menolak menyerahkan data mentah yang menunjukkan kasus pertama Covid di Wuhan.

Dia mengklaim tim hanya diberi ringkasan informasi dan bukan data mentahnya sendiri.

(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer