Padahal dirinya baru saja menjabat sebagai Mensos RI.
Fakta itu diungkap oleh Lembaga survei Media Survei Nasional (Median), sebagaimana diberitakan Kompas.com.
Dalam survei terbaru awal Februari ini, Mensos dipilih oleh 23,5 persen responden.
Angka itu meningkat signifikan dibanding Juli 2021, dengan metode yang sama.
Kala itu Risma hanya dipilih oleh 4,2 responden.
"Elektabilitas Risma meningkat signifikan sampai 19 persen hanya dalam waktu kurang dari setahun," kata Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurrahman, Senin (15/2/2021).
Menurut Ade, kenaikan itu tak lepas dari aksi blusukan yang kerap ia lakukan sejak menjadi Mensos.
Hal itu mendorong perbincangan mengenai kemungkinan dirinya maju di Pilkada DKI kian gencar.
"Ini saya pikir ada efek dari kehadiran beliau setelah ditunjuk jadi Menteri Sosial, ada kegiatan beliau blusukan yang langsung dirasakan masyarakat Jakarta," kata Irfan.
Baca: Banyak Mobil Mewah Tak Terpakai di Kemensos, Risma Berniat Lelang Rolls-Royce dan Mercedes
Baca: Penjarahan di Mamuju, Mensos Risma : Warga Kelaparan, Kita Harus Bisa Baca Situasi
Dari hasil survei, sebanyak 11,7 persen responden memang memilih Risma karena gaya blusukan yang kerap ia lakukan.
Sementara elektabilitas Anies Baswedan cenderung stagnan.
Pada Juli lalu, dengan survei metode semi terbuka, Anies dipilih oleh 40 persen responden. Pada survei hari ini elektabilitasnya hanya naik sedikit ke angka 42,5 persen.
Sebelumnya, politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah, memberi tanggapan soal blusukan yang dilakukan oleh Menteri Sosial, Tri Rismaharini.
Dalam cuitannya di akun Twitter @Fahrihamzah, Rabu (6/1/2021), ia menyebut, Risma harus diingatkan terkait perbedaan jadi wali kota dan menteri.
Fahri Hamzah lalu menjabarkan perbedaan kerja wali kota dan menteri.
"Staf-nya bu Risma harus kasi tau beliau beda jadi walikota dan Menteri.
Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode.
Menteri Tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri.