Terdesak Kebutuhan, PSK Hamil Tua Masih Nekat Jajakan Diri, Pasang Tarif Rp 250 Ribu

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Tim Maung Galunggung Polresta Tasikmalaya bersiap menggelandang PSK di sebuah hotel di Jalan Aah Nasution, Minggu (14/2) dini hari.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tim Maung Galunggung Polresta Tasikmalaya melakukan razia.

Dalam razia tersebut, tim menjumpai seorang perempuan PSK yang tengah hamil tua.

Kendati demikian, perempuan tersebut masih nekat menjajakan diri.

Perempuan berusia sekitar 35 tahun itu mengaku terdesak kebutuhan ekonomi.

"Terdesak kebutuhan sehari-hari, Pak," kata perempuan tersebut saat ditanyai petugas, di Mapolresta Tasikmalaya, Minggu (14/2/2021) dini hari.

Perempuan itu diciduk petugas bersama dua temannya, yang juga diduga PSK, di sekitar hotal AH Nasution.

Tanpa sungkan, dia menyebut masih ada saja orang yang menggunakan jasanya.

"Entah kenapa masih ada yang yang pakai. Mungkin beda aja kali," kata PSK hamil tersebut tanpa sungkan.

Awalnya ia tak mengaku sebagai PSK. Namun setelah didesak akhirnya mengaku.

Ia memasang tarif sama seperti teman-temannya sekitar Rp 250 ribu.

Jadi Mucikari untuk Sekolah Adik

Rama (19), muncikari yang ditangkap dalam kasus prostitusi di bawah umur yang diungkap Polsek Tanjung Priok. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Pemuda 19 tahun nekat jadi muncikari, mengaku hasil kerja untuk biaya adik sekolah.

Dia adalah Rama (19), muncikari yang jajakan PSK remaja di hotel kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Rama memilih terjun ke dunia prostitusi karena kebutuhan ekonomi.

Saat di Mapolsek Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (27/1/2021) malam, pemuda 19 tahun ini juga mengaku jika uang hasil kerja muncikari ini digunakan untuk biaya sekolah adik dan bayar uang kontrakan.

"Uangnya buat bayarin sekolah adik. Adik saya masih SMP di Citayam," kata Rama.

Diketahui Rama sudah dua tahun berkecimpung di dunia prostitusi dan mengawali karier di bisnis ini setelah lulus dari bangku SMA pada 2018.

"Karena posisi saya lagi dalam keadaan nggak kerja. Jadi saya kayak pusing dengan nyari kerjaan, terus saya ikut jadi kayak muncikari gitu," ujarRama.

Sebagai informasi, Rama tinggal bersama ayah dan ibunya di daerah Menteng, Jakarta Pusat.

Muncikari 19 tahun ini mengklaim jika ayahnya tidak bekerja dan ibunya hanya seorang pedagang kecil-kecilan di sekitar rumahnya.

Rama pun mengaku uang hasil menjalankan praktik prostitusi ini juga dipergunakan untuk membayar kontrakan.

"Bapak nganggur, ibu dagang. Jadi buat bayar kebutuhan di rumah, buat bayar kontrakan," kata dia.

Baca: VIRAL Video Penggerebekan 4 PSK Tak Berbusana, Muncikari Akui Bandrol Harga Rp1,5 sampai Rp6 Juta

Baca: Video Amatir Penggerebekan 4 PSK di Bawah Umur saat Lakukan Transaksi di Hotel Kawasan Sunter

Dikutip dari Tribun Jakarta, dirinya sempat kebingungan mencari pekerjaan setelah lepas dari pendidikan formal.

Rama mengaku ada seorang teman yang mengenalkannya dengan dunia prostitusi saat dirinya sedang menganggur.

Kepepet dengan keadaan, akhirnya Rama memutuskan jadi muncikari

"Awalnya sih dari teman-teman saya gitu. Terus saya ditawar-tawarin gitu. Akhirnya saya mau nggak mau jadi kayak begitu (muncikari)," ucap dia.

Ada dua orang teman, lanjut Rama, yang juga menjadi muncikari dalam bisnis lendir gadis belia ini.

Mereka adalah pria bernama R dan wanita bernama M.

Psk di bawah umur yang ditangkap saat penggerebekan di salah satu hotel di kawasan Sunter (Tribun Jakarta/Gerard Leonardo A)

Awal dirinya mencari-cari remaja belasan tahun untuk dijadikan PSK berdasarkan perkenalannya dengan kedua orang tersebut.

"Ada temen yang nanya gitu, terus tiba-tiba kayak 'ada yang mau (PSK) nggak?' Gitu. Nanyanya lewat WA, nanyain biasa aja," ujar Rama.

Keempat gadis remaja yang dijajakan Rama adalah warga Jakarta Pusat.

Gadis-gadis di bawah umur ini sering diajaknya ikut nongkrong di kafe-kafe.

Karena masih muda dan banyak diminati lelaki hidung belang.

Rama membeberkan, PSK di bawah umur ini dibanderol paling murah Rp 1,5 juta dan paling mahal Rp 6 juta.

Rama bisanya akan bertransaksi dengan para pelanggan yang berasal dari kalangan pekerja hingga pengusaha saat kafe-kafe itu.

Kemudian Rama tinggal menunggu para pelanggan mengatur jadwal dan mememesan hotel.

Bahkan Rama akan mengantarkan PSK untuk bertemu dengan pelanggan ketika jadwal dan tempat sudah ditentukan.

"Bayarnya cash, langsung cash. Nggak pake DP. Itu (hotel) dari gadunnya sih, dari gadunnya sendiri, dari omnya," kata Rama.

Bisnis ni memberi Rama keuntungan sekitar Rp 1,2 juta hingga Rp 2 juta.

Hasil kerja jadi mucikari ini lah yang disebut Rama untuk memenuhi biaya hidup keluarganya.

Baca: Bekam Mulut Korban Menggunakan Plastik, Pelaku Pembunuhan PSK di Bekasi Diduga Psikopat

Baca: Petugas Satpol PP Ungkap Praktik Prostitusi di Tangerang, PSK Mengaku Bisa Layani 8 Tamu per Hari

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ka/Nur) (TribunJabar/Firman Suryaman)

Sebagian artikel ini telah tayang di TRIBUN Jakarta dengan judul Pengakuan Muncikari yang Ditangkap di Sunter: Uang Hasil Jajakan PSK Remaja untuk Biaya Sekolah Adik



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Melia Istighfaroh
BERITA TERKAIT

Berita Populer