Kerap Pamer Nuklir, Korut Disebut Bahaya Terbesar bagi Dunia, Setiap Uji Coba Bisa Berpotensi Perang

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korea Utara dan Kim Jong Un disebut sebagai bahaya terbesar bagi dunia internasional. Keterangan Foto: Korea Utara kenalkan rudal baru. Rudal itu memulai debutnya pada parade militer yang terjadi di akhir pertemuan politik yang penting dan jarang terjadi.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Para ahli menyebut nuklir yang dimiliki Korea Utara adalah ancaman terbesar bagi dunia pada tahun 2021.

Apalagi mengingat pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong Un, yang kerap pamer uji coba rudal untuk menunjukkan eksistensi dan mengejek negara lain.

Council on Foreign Relations (CFR) menjelaskan bahaya rezim Kim Jong Un kini berlipat dari empat tahun lalu, ketika AS baru saja dipimpin Donald Trump.

CFR melakukan sebuah survei, sebagaimana diberitakan Daily Star, Minggu (14/2/2021).

Hasilnya, pengembangan senjata nuklir dan pengujian rudal balistik yang berkelanjutan menjadi "masalah konflik peringkat teratas untuk tahun 2021".

Dan itu berarti program nuklir Korea Utara sekarang menjadi ancaman yang besar.

Kim Jong Un cenderung menggunakan uji coba nuklir dan rudal untuk mengejek para pemimpin dunia baru, meningkatkan kekhawatiran akan lebih banyak hal yang mungkin terjadi.

Bulan lalu, Kim menyatakan bahwa AS adalah "musuh utama" Korea Utara pada pertemuan Partai Pekerja Korea, lapor news.com.au.

Diktator itu mengecam "kebijakan bermusuhan" Amerika terhadap negaranya.

Scott A Snyder, dari CFR, berkata: “Presiden Obama memperingatkan presiden terpilih Trump pada November 2016 bahwa ancaman keamanan internasional paling menjengkelkan yang akan dia hadapi akan berasal dari Korea Utara."

Baca: Istri Kim Jong Un Tak Terlihat Setahun, Ada yang Sebut Dieksekusi, Bisa Juga karena Hindari Covid-19

Baca: Beberapa Hari setelah Pangkatnya Diturunkan, Adik Kim Jong Un Lontarkan Kritik kepada Korsel

Rudal milik Korea Utara. Pentagon mengatakan pasukan nuklir AS siap bila harus menghadapi Korea Utara (Tribun Kalteng/Daily Mail)

"Dua uji coba nuklir, segudang uji coba rudal jarak jauh, dan tiga KTT Trump-Kim kemudian, kemungkinan Korea Utara menjadi ancaman bencana bagi kepentingan nasional AS lebih besar daripada empat tahun lalu."

Trump telah mengusahakan diplomasi dengan Kim Jong Un.

Bahkan ia menjadi Presiden AS pertama yang memasuki Korea Utara, pada KTT tahun 2019 silam.

Tapi itu tidak mengubah ancaman yang ditimbulkan oleh negara paria itu, kata para ahli.

Justin Hastings, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Sydney, mengatakan setiap kali Korea Utara menguji senjata menyebabkan "potensi pecahnya perang".

Paul B Stares, direktur CFR's Center for Preventive Action, mengatakan: “Ada banyak potensi bentrokan internasional yang harus diperhatikan oleh pemerintahan Joe Biden yang akan datang, terutama mengingat keinginannya untuk fokus dalam mengendalikan pandemi virus corona baru.”

Nuklir Harus Bisa Jangkau Target Sejauh 15 Ribu KM, Sanggup Serang Washington DC

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un (AFP)

Baca: Janji Perluas Hubungan Luar Negeri, Kim Jong Un Bahas Pembaruan Hubungan dengan Korea Selatan

Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un telah menyerukan negaranya untuk meningkatkan produksi "hulu ledak nuklir ultra-besar."

Menurut laporan, Kim ingin senjata mereka mampu menyerang target sejauh 15.000 km, seperti diberitakan DailyStar, Sabtu (9/1/2021).

Jika dibuat, misil tersebut akan mampu menargetkan ibu kota AS Washington DC jika ditembakkan dari ibu kota Korea Utara, Pyongyang.

Kim Jong Un juga ingin "bom nuklir yang lebih kecil dan lebih ringan" menurut Sung-Yoon Lee, pengamat Korea di Tufts University, Massachusetts.

Menurutnya, penguasa Korut itu ingin meningkatkan kemampuan negara dalam melakukan "serangan nuklir preemptif yang akurat dan kemampuan serangan kedua pada target yang berjarak 15.000 km".

Baca: Setelah Telepon Xi Jinping, Joe Biden Panik, Khawatir Infrastruktur AS Kalah dari China

Washington DC hanya berjarak 11.000 km dari Pyongyang, menempatkannya dalam radius serangan hulu ledak nuklir potensial.

Dalam sebuah tweet, Lee menulis: "Kim Jong-un menyerukan produksi 'bom nuklir yang lebih kecil dan ringan ... hulu ledak nuklir yang lebih ultra-besar' dan 'meningkatkan kemampuan dalam serangan nuklir preemptive yang akurat & kemampuan serangan kedua pada target 15.000 km jauhnya. '"

Negara tersebut juga dilaporkan memiliki rencana untuk mengembangkan rudal balistik antarbenua yang dapat diluncurkan dari laut dan darat dan memiliki rencana untuk memperoleh kapal selam nuklir, serta "senjata strategis nuklir" yang akan berkontribusi pada peningkatan "kemampuan serangan nuklir jarak jauh".

Ia juga mengatakan bahwa pemimpin tertinggi telah berjanji untuk memperkuat kemampuan pertahanan "non-stop" untuk mencegah ancaman militer AS.

Baca: Kejadian Langka, Pejabat Korea Utara Sudah Miliki Twitter, Diduga Jadi Kendaraan Propaganda Terbaru

Baca: Waspada Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Tentara Tembak Siapa Pun yang Dekati Perbatasan China

Dari kiri ke kanan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae In. Ketiga pemimpin negara tersebut tengah berdialog di area Panmunjom atau Zona Demiliterisasi (DMZ) Korea Utara-Korea Selatan pada Minggu, (30/30/6/2019). (Official White House/Shealah Craighead)

Donald Trump menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi zona demiliterisasi antara Korea Utara dan Selatan pada Juni 2019 untuk bertemu dengan Kim Jong-un.

Pada saat itu, Kim mengatakan itu adalah "ekspresi kesediaannya" untuk bekerja menuju masa depan yang baru.

Tetapi baru-baru ini dilaporkan bahwa Kim Jong-un dapat melakukan uji coba nuklir bertepatan dengan pelantikan Joe Biden - yang akan berlangsung pada 20 Januari.

Sputnik News mengutip peringatan mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS Evans Revere: "Ada kemungkinan Pyongyang akan melakukan uji coba rudal nuklir atau jarak jauh sebelum pelantikan atau tidak lama kemudian."

Dia melanjutkan, uji coba nuklir bisa menjadi cara meningkatkan pengaruh negosiasi dengan Washington.

Baca: Menlu Korea Selatan Ragu Korut Bebas Covid-19, Kim Yo Jong Marah: Dia Harus Membayar Mahal

Baca: Kim Jong Un Diklaim Punya Kemampuan Tak Lazim, Mampu Tunggangi Kuda Liar di Usia 6 Tahun

ILUSTRRASI - Korea Utara Konfirmasi Uji Coba Rudal Keempatnya Berhasil (YouTube)

Sebuah pabrik sedang dalam perbaikan tetapi pada 27 Oktober 2020, foto-foto satelit menunjukkan "uap atau asap datang dari atas sebuah gedung," klaim lembaga think tank 38 North.

Foto yang diambil oleh satelit Maxar Technologies telah membuat para analis percaya bahwa bangunan itu adalah tungku yang digunakan untuk menghasilkan uranium dioksida.

Uranium dioksida adalah bahan yang "dapat digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik atau diperkaya lebih lanjut untuk digunakan dalam senjata nuklir atau sekadar membuat bahan bakar yang lebih efisien."

(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin)



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer