Meskipun di Indonesia hari Valentine tidak dirayakan secara resmi, tetapi nuansa bulan penuh cinta biasanya turut digaungkan oleh sejumlah pihak, misalnya pusat perbelanjaan atau sejumlah merek dengan memberikan promosi khusus.
Sebagian orang juga ikut meramaikan Hari Valentine dengan memberikan hadiah untuk pasangannya.
Biasanya kado valentine yang umum diberikan sebagai hadiah antara lain bunga dan cokelat.
Namun, mengapa Hari Valentine identik dengan pemberian cokelat?
Sejarawan makanan, Profesor Rebecca Earle dari Warwick University, menjelaskan kepada Independent bahwa pada era Victoria, cokelat dianggap sebagai alat rayuan.
Saat itu, para laki-laki tampaknya tahu betul bahwa cokelat adalah senjata yang paling ampuh untuk melamar perempuan.
Bahkan, buku etiket dan pengiklan sama-sama mendorong anggapan bahwa pertukaran cokelat antara laki-laki dan perempuan sama seperti pernyataan cinta.
Laki-laki memberikan cokelat sebagai tanda kasih sayang.
Baca: 3 Zodiak yang Diprediksi Bakal Berkonflik di Hari Valentine 14 Februari 2021, Tak Ada Momen Manis
Di saat yang sama, selera dan ketajamannya dalam memilih kotak cokelat juga dapat terlihat dari cokelat yang diberikan kepada perempuan.
Para pengiklan pun berupaya membentuk anggapan di kalangan konsumen bahwa kotak cokelat yang lebih mahal menandakan cinta dan kasih sayang yang lebih mendalam.
Dari hal itu lah, para produsen memproduksi cokelat kemasan dalam jumlah besar selama bertahun-tahun.
Jenisnya pun beragam, mulai dari cokelat bonbon sederhana hingga kumpulan cokelat mahal yang dikemas dalam beberapa lapisan pembungkus dan pita yang meniru pakaian para perempuan di era Victoria.
Para sejarawan menitikberatkan pada kemiripan yang menarik antara kotak cokelat yang rumit dengan lapisan renda, crinolin, dan sutra pakaian perempuan di zaman tersebut.
Karena cokelat sangat erat kaitannya dengan hubungan asmara dan seks, para perempuan Victoria yang masih lajang diingatkan untuk tidak menerima cokelat dari sembarang laki-laki yang tidak memiliki hubungan atau pertunangan dengan mereka.
Hal itu dianggap sama tabunya dengan jika perempuan yang memberikan cokelat untuk laki-laki.
Namun, tradisi tersebut memudar seiring dengan kemajuan zaman dan berkembangnya perayaan Hari Valentine ke berbagai belahan dunia.
Tak hanya kisah tersebut saja yang menjadi awal mula terbentuknya hari Valentine.
Terdapat beberapa cerita dari beberapa daerah yang menyebut bagaimana asal mula hari kasih sayang itu tercipta.
Melansir dari laman goodhousekeeping, inilah asal usul hari Valentine.
Seorang sejarawan percaya bahwa hari Valentine berawal dari sebuah tradisi kuno di Roma, festival Lupercalia, yang dirayakan setiap 13-15 Februari.
Tradisi ini mengharuskan para pria Roma mengorbankan hewan, seperti kambing dan anjing untuk para dewa.
Baca: Sambut Hari Valentine 14 Februari, Berikut 7 Ide Kado Untuk Pasangan yang Tengah LDR
Setelah mengorbankan hewan-hewan, para pria Roma mencambuk para wanitanya dengan cambuk yang terbuat dari kulit hewan yang dikurbankan tadi.
Para wanita Roma Kuno itu percaya, bahwa cambukan yang didapat saat perayaan Lupercalia dapat memberikan kesuburan bagi mereka.
Seorang sejarawan dari Universitas Colorado, Noel Lenski, mengatakan bahwa para wanita Roma saat itu bahkan mengantri untuk dicambuk.
Selain itu, festival Lupercalia juga menjadi ajang 'cari jodoh' bagi bangsa Roma Kuno.
Sosok Valentine dikenal karena dirinya berani menentang Kaisar Claudius II yang melarang pernikahan di kalangan para prajurit muda.
Namun, Valentine melanggar larangan tersebut dan membantu menikahkan seorang prajurit dengan pasangannya secara diam-diam, namun akhirnya ia pun ditangkap.
Pasangan muda yang dinikahkannya sering memberi bunga dan kartu, sebelum akhirnya Valentine dieksekusi pada tanggal 14 Februari dengan cara kepalanya dipenggal.
Kini hari kematiannya diperingati sebagai Hari Valentine atau hari kasih sayang.
Sejak tahun 1300-an, tanggal 14 Februari dijadikan hari libur secara Kristen.
Tidak ada lagi pengorbanan hewan.
Perayaan kasih sayang dirayakan pada pertengahan Februari, tepatnya di tanggal 14 karena banyak yang percaya bahwa itu adalah musim burung kawin.
Baca: 5 Alasan Film Layla Majnun Menjadi Tayangan Valentine yang Jangan Sampai Kamu Lewatkan
Sekitar abad ke-15 hingga abad ke-17 orang-orang mulai bertukar surat dan kartu.
Akan tetapi, kartu hari Valentine tidak diproduksi secara masal sampai pada tahun 1840-an.
Bunga menjadi salah satu hadiah yang paling populer saat perayaan hari Valentine.
Orang Amerika mengirim lebih dari 220 juta mawar saat perayaan hari Valentine setiap tahunnya.
Tak hanya itu, sekitar 6 juta pasangan di Amerika bertunangan pada 14 Februari.
Di Indonesia sendiri, mungkin tanggal ini lebih banyak digunakan sebagai momen untuk memberikan tanda kasih sayang, tetapi tak semua pasangan melakukannya.
Tak hanya cokelat atau bunga, kado valentine juga kini lebih bervariasi, bahkan bisa berupa barang spesifik yang disukai oleh pasangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Hari Valentine Identik dengan Cokelat?"