Jumlah itu merupakan penurunan yang terbesar dan paling konsisten sejak pandemi Covid-19 muncul.
Selain itu, jumlah kasus Covid-19 juga turun pekan lalu, rata-rata 412.700 kasus per hari.
Statistik itu berbanding terbalik dengan 743.000 kasus harian baru pada 5-11 Januari.
Kasus baru sekarang bahkan yang terendah sejak Oktober 2020.
Pakar epidemiologi Antoine Flahault yang juga direktur Institut Kesehatan Global Universitas Jenewa mengatakan, "Sedikit banyak di mana-mana di dunia terjadi penurunan relatif dalam epidemi."
Namun, dia juga mengingatkan ada risiko lonjakan kembali jika pemerintah mengulangi kesalahan masa lalu seperti pencabutan lockdown terlalu dini pada musim panas di Eropa.
Baca: Waduh, Varian Amazon Covid-19 Tiga Kali Lebih Menular, Klaim Menteri Kesehatan Brasil
Jumlah kasus baru menurun 24 persen di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, 20 persen di Afrika, 18 persen di Asia, 15 persen di Eropa, 10 persen di Amerika Latin dan Karibia, serta 2 persen di Timur Tengah.
Virus corona pun hampir tidak ada di Oseania dengan rata-rata hanya 12 kasus sehari.
Meski begitu, jumlah kasus yang dikonfirmasi hanya menunjukkan sebagian kecil dari total kasus sebenarnya.
Sebab, tiap negara memiliki cara penghitungan dan pengujian yang berbeda-beda.
Minggu ini dua penurunan kasus baru terbesar dicatat oleh negara-negara yang masih lockdown.
Di Portugal kasus baru melambat sampai 54 persen, dan di Israel turun 39 persen.
Israel juga menorehkan statistik vaksinasi tercepat di dunia, dengan 44 persen populasinya telah menerima satu dosis, dan 28 persen sudah disuntik dua dosis.
Penurunan terbesar ketiga dialami Spanyol dengan 39 persen, diikuti Afrika Selatan (37 persen), Kolombia (35 persen), dan Jepang (35 persen).
Baca: 99 Persen Wilayah di Indonesia Terpapar Covid-19, Masyarakat Umum Bakal Divaksin Mulai April
Di sisi lain, beberapa negara mengalami lonjakan tinggi kasus baru seperti di Irak (81 persen), Yordania (34 persen), Yunani (29 persen), Ekuador (21 persen), dan Hongaria (16 persen).
"Negeri Paman Sam" kembali mencatatkan angka kasus baru tertinggi yaitu 101.800 per hari, tetapi secara total ada penurunan hampir seperempat dalam seminggu terakhir.
Berdasarkan per kapita, Montenegro mencatatkan kasus terbanyak minggu ini yaitu 606 kasus per 100.000 orang.
AS juga masih mencatatkan angka kematian terbanyak dalam seminggu terakhir, rata-rata 2.784 per hari. Di bawahnya ada Meksiko (1.187), Brasil (1.058), Inggris (754), dan Jerman (555).
Baca: Peringatan Ahli: Dunia Tak Akan Bisa Atasi Covid-19 hingga 6 Tahun Kedepan, Vaksinasi Harus Merata
Pakar penyakit menular, Dr Sanjaya Senanayake, mengatakan pandemi Covid-19 masih akan terus berlanjut setidaknya hingga 6 tahun ke depan.
Hal itu ia prediksi dengan melihat laju vaksinasi global. Kini program vaksin baru berjalan di 70 negara.
Pada tingkat vaksinasi saat ini, diperkirakan kami tidak akan mencapai cakupan global 75% dengan vaksin selama sekitar enam tahun," katanya kepada National Press Club dikutip DailyStar, Rabu (10/2/2021).
"Bukan satu atau dua tahun tapi enam tahun."
Dia memperingatkan bahwa di 70 negara termiskin di dunia, hanya 10% orang yang akan diimunisasi pada akhir 2021.
Itu bukan hanya masalah bagi negara-negara itu, tetapi bagi seluruh dunia.
Berdasarkan sifat pandemi Covid-19, situasi tak akan lebih baik sampai virus corona dihilangkan, atau setidaknya dikendalikan di setiap bagian dunia.
Baca: Gagal Bongkar Asal-usul Corona, WHO Disebut Sekongkol dengan China, Sembunyikan Fakta Covid-19
Pada tahun sejak kasus pertama yang dilaporkan, SARS-CoV-2 telah bermutasi menjadi beberapa jenis yang berbeda.
Mutasi akan terus berlanjut hingga penularan komunitas diturunkan ke tingkat yang dapat dikelola.
Berbicara langsung kepada Australia, yang telah memesan 50 juta dosis vaksin Oxford / AstraZeneca untuk diproduksi di Melbourne akhir tahun ini, Dr Senanayake mengatakan bahwa bangsa tersebut tidak akan melihat manfaatnya sampai negara asing juga mencapai tingkat kekebalan yang efektif.
"Jika kita melanjutkan peluncuran vaksin global ini sementara di bagian lain dunia infeksi terus tidak terkendali, maka kita akan melihat jenis yang lebih jahat muncul yang mungkin berdampak lebih jauh pada kemanjuran vaksin," katanya.
"Oleh karena itu, jika Anda percaya pada nasionalisme vaksin ... Anda juga harus merangkul altruisme vaksin dan memastikan bahwa vaksin diberikan dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu ke negara berkembang."
Kembalinya musim dingin juga menjadi kenyataan, dengan kasus-kasus meroket pada bulan Desember dan Januari.
Bahkan mendorong Pemerintah Inggris untuk menerapkan penguncian yang paling ketat.
Perdana Menteri Boris Johnson diharapkan mengungkap rencananya untuk keluar dari lockdown pada 22 Februari.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabar Baik, Kasus Baru Covid-19 Turun 44 Persen Sebulan Terakhir"