Pasangan Lansia Nyaris Tewas Diamuk Massa, Rumah Dibakar Habis Karena Dituding Jadi Dukun Santet

Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DIAMUK MASSA: Dua kakek nenek dilarikan ke RSUD Bima setelah diamuk massa, sementara rumahnya hangus terbakar, Rabu (10/2/2021).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasangan lanjut usia (Lansia), Pakoh (60) dan suaminya A Latif (65), asal Desa Kawuwu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) nyaris tewas diamuk massa, Rabu (10/2/2021).

Hal itu terjadi lantaran keduanya dituduh sebagai dukun santet.

Keduanya harus dilarikan ke RSUD Bima.

Pasalnya, mereka mengalami luka bacok serius.

Tak hanya dianiaya, rumah pasangan suami istri ini pun dibakar, Rabu (10/02) dini hari, sekitar jam 02.00 Wita, sebagaimana diberitakan TribunLombok.com.

"Keduanya diduga sebagai dukun santet,” ujar Kapolsek Langgudu Iptu Kodrad, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/2/2021).

Nenek Pakoh alias Ina Haja (60), mengalami luka parah pada pergelangan tangan kanan.

"Tangannya hampir putus dan luka robek pada punggungnya," jelasnya.

Baca: Heboh Persatuan Dukun Nusantara Gelar Festival Santet dan Pengenalan Destinasi Mistis di Banyuwangi

Baca: Tak Mempan Disantet, Bos Roti Asal Taiwan Dibunuh Sekretaris Pribadinya

FOTO HANYA ILUSTRASI --- Pendemo membakar sofa di jalan di West Philadelphia Barat, Selasa (27/10/2020) waktu setempat, selama demonstrasi menentang penembakan fatal Walter Wallace, seorang pria kulit hitam, 27 tahun, oleh polisi. Ratusan orang berdemonstrasi di Philadelphia pada akhir tanggal 27 Oktober, dengan penjarahan dan kekerasan terjadi pada malam kedua kerusuhan setelah penembakan polisi terakhir terhadap seorang pria kulit hitam di AS. Kerusuhan baru terjadi sehari setelah kematian Walter Wallace yang berusia 27 tahun, yang keluarganya mengatakan dia menderita masalah kesehatan mental. Pada Senin malam, ratusan demonstran turun ke jalan, dengan polisi anti huru hara mendorong mereka kembali dengan perisai dan tongkat. (GABRIELLA AUDI / AFP)

Sementara sang suami, kakek A Latif alias Ama Haja (65), mengalami luka robek pada betis kanan dan punggung kanan.

Kodrad menjelaskan kronologi kejadian.

Kala itu keduanya tengah tertidur pulas bersama sang anak.

Kemudian banyak orang tak dikenal melempari rumah korban.

Selanjutnya mereka juga mulai membakar rumah tersebut.

“Saat kedua korban turun dari rumahnya, mereka langsung dibacok sehingga korban langsung berteriak minta tolong," jelasnya.

"Untung anaknya terbangun dan langsung menyelamatkan kedua orang tuanya.”

Pihak berwajib kini masih berupaya mendalami penyebab kejadian.

“Sementara untuk penyebab kejadian masih terus kita kita dalami. Alhamdulillah situasi terkini di sana sudah aman,” pungkasnya.

Berita Lain:

Pria Tua Ditebas Parang Hingga Tewas, Diduga Dibunuh Karena Masalah Warisan & Dituduh Main Santet

Kasus serupa pernah terjadi sebelumnya.

Seorang petani tewas dibunuh oleh orang dikenalnya dengan dua kali tebasan parang.

Diduga pelaku UU (49) dendam masalah warisan dan tuduhan telah disantet korban.

Korban adalah FR (60) warga Desa Nebe, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT.

Pelaku UU diketahui telah merencanakan pembunuhan tersebut kepada korban.

"Menurut keterangan pelaku, ia sudah lama merencanakan pembunuhan terhadap korban. Karena menurutnya korban merebut tanah pusaka milik pelaku sehingga pelaku menaruh dendam terhadap korban dan merencanakan pembunuhan tersebut," ujar Kapolres Sikka AKBP Sajimin.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sikka Iptu Agha Ari Septyan memberi keterangan jika korban dituding menyantet pelaku.

“Selain itu, korban juga dituduh menyantet pelaku,” kata Agha.

Baca: Bekam Mulut Korban Menggunakan Plastik, Pelaku Pembunuhan PSK di Bekasi Diduga Psikopat

Baca: Dua Satpam di Padang Divonis Bersalah karena Kasus Pembunuhan, Padahal Membela Diri saat Bertugas

Kronologi

Kejadian pembunuhan ini bermula saat FR tengah berada di kebunnya ketika UU datang dan menyapanya pada Jumat (6/11/2020).

Kemudian UU langsung berlari mengejar FR sembari melayangkan parang usai menyapa pria paruh baya itu.

Korban jadi buan-bulanan pelaku saat jatuh di tanah karena serangan yan diterimanya.

FR meninggal ditempart dnegan dua tebasan parang yang diterimanya.

"Tidak lama mengejar, korban terjatuh di tanah. Pelaku langsung mengayunkan parangnya satu kali dan mengenai kepala korban. Ia mengayunkan lagi parangnya satu kali lagi ke arah leher sehingga leher korban putus," kata AKBP Sajimin.

Pelaku ini sempat pulang usai dengan sadisnya menghabisi nyawa korban.

Pria 49 tahun ini langsung cuci tangan dan mengganti pakaian yang berlumuran darah.

Bahkan UU juga langsung menyerahkan diri dengan datang ke kantor polisi sendiri.

Ilustrasi pembunuhan. (Tribunnews.com)

UU membawa serta barang bukti parang yang digunakannya untuk membunuh korban.

Polisi lantas langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) demi menghindari hal yang tidak diinginkan.

Diketahui saat ini keluarga korban telah mengkebumikan jenazah korban.

Sajimin mengimbau, agar tidka terjadi aksi balas denda, keluarga korban diminta untuk menahan diri.

Dia berjanji akan menangani kasus tersebut hingga tuntas.

Tentu dengan proses hukum yang berlaku.

"Keluarga tidak boleh melakukan tindakan di luar hukum dan agar menjaga Kamtibmas di sekitar Desa Nebe," tutup Sajimin.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur/Kaka, Tribun Mataram)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Mataram dengan judul Petaka Dendam Masalah Warisan & Dituding Menyantet, Petani Tewas Ditebas Parang saat Berkebun



Penulis: Ahmad Nur Rosikin
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer