Eks Menteri KKP itu diserbu netizen karena dituding melawan Presiden Joko Widodo.
Semua itu bermula dari cuitan Susi, Minggu (7/1/2020).
Kala itu, Presiden Jokowi memcuit terkait kondisi pandemi.
"Setahun dalam selubung pandemi, tentu ada rasa bosan, lelah, dan sedih.
Kita sama merindukan suasana normal, berkegiatan seperti sediakala, dan tidak dicekam ketakutan.
Mari, kita sama berjuang untuk mengakhiri pandemi ini dengan disiplin ketat menjalankan protokol kesehatan," tulis Mantan Wali Kota Solo tersebut.
Kemudian, Susi membalas tweet presiden.
"Mohon dibantu dengan himbauan dari Bapak Presiden untuk menghentikan Hate speech .. ujaran kebencian yg baik yang mengatasnamakan agama, Ras/Suku, Relawan dll ... Pandemic sudah cukup membuat depress ekonomi sosial juga kesehatan jiwa masyarakat semua," tulisnya.
Kendati demikian, tak sedikit yang menilai, Susi terlalu memojokkan Jokowi.
Baca: Video Pengakuannya Sebagai Buzzer Viral, Abu Janda Akui Dibayar Mahal untuk Jadi Influencer Jokowi
Baca: Apa Itu PPKM Berskala Mikro? Kebijakan Baru Jokowi yang Mulai Berlaku pada 9 Februari 2021
Dalam program Kamar Rosi, Susi angkat bicara soal cuitannya.
Dirinya menegaskan tidak melawan Presiden Jokowi.
Dia hanya memohon presiden untuk memberi imbauan.
"Tidak, tidak ada (melawan Pak Jokowi). Saya mengimbau, memohon bapak untuk mengimbau. I will ask Pak Jokowi to do anything that is good for people. That's it! " tegas Susi Pudjiastuti dalam program Kamar Rosi, Selasa (9/2/2021).
Ia pun mengatakan, imbauan itu dia utarakan dengan rendah hati.
"Ya saya bilang sekalian imbau, Pak. Mohon diimbau supaya hate speech berhenti. Permohonan itu kan sangat rendah hati saya memintanya, memohon kepada Presiden supaya kita semua lebih sehat," kata Susi.
Baca: Didesak Warganet jadi Menteri Lagi, Susi Pudjiastuti Balas dengan Meme: Saya Sibuk Tak Bisa Diganggu
Baca: Jokowi Nilai PPKM Tidak Efektif, Minta Penerapan Secara Lebih Tegas dan Konsisten
Pasalnya, menurut Susi, hanya presiden yang akan didengarkan.
"Karena Pak Presiden bilang ini satu tahun kita sedang bersedih."
"Nah untuk menggembirakan ya kurangin dong hate speech."
"Kita kan tidak bisa, kita siapa? Kalau presiden yang mengimbau pasti beda. Beliau kan orang tertinggi di Negeri ini.
"Kalau imbauan beliau, ya saya memohon kepada orang yang tepat dong," ujar Susi.
Disindir Tokoh
Baca: Mantan Menteri Susi Pudjiastuti Tetapkan Syarat Bagi Pengikut yang Ingin Di-follow Back di Twitter
Sebelumnya, sosok Susi Pudjiastuti juga sempat menjadi perbincangan.
Kala itu dirinya disindir oleh seorang Guru Besar Universitas Airlangga (Unair).
Kala itu, Profesor Henry Subiakto membahas tokoh yang tak tamat sekolah tapi memiliki jabatan yang melambung.
Sontak sosok tersebut langsung dikaitkan dengan Susi.
“Ada tokoh yang sekolah gak tamat, tapi jabatannya melambung, dan perusahaanya untung,” kata Henry, dikutip dari akun Twitter pribadinya, @henrysubiakto, Kamis (4/2/2021).
Baca: Walhi Kepada Jokowi: Kalau Datang Untuk Menyalahkan Hujan dan Sungai, Mending Nggak Usah ke Kalsel
“Kemarin jabatannya diganti orang yang kebijakannya gak nyambung, tambah perusahaan miliknya lagi buntung,” tulis Henry.
Lebih lanjut, Henry menyebut sosok yang ia maksud tengah mencari peruntungan pada tahun 2022 dan 2024 mendatang.
“Logislah lalu bermanuver politik, siapa tahu 2022/2024 kembali beruntung,” imbuhnya.
Meski tak terang menyebut nama, netizen menduga kuat yang dimaksud memang Susi Pudjiastuti.
“Yg sekolah ga tamat itu punya gelar doktor lho. Tanpa menjilat beliau bisa naik jadi mentri. Bapak bisa tidak? Atau bapak lebih memilih cara menjilat?,” tulis @Arraso4 membalas cuitan Prof Henry.
“Hanya krn bu Susi ikut komentar terhadap abu janda. Jiwa Cebong anda keluar mengerutu lagi,” tulisnya.