Dikatakan Moeldoko, tokoh tersebut merupakan kader dan mantan kader Partai Demokrat.
Namun dia tak menjelaskan secara detil mengenai kapan waktu dan tempat diadakan pertemuan tersebut.
Moeldoko menjelaskan, saat Luhut menggelar pertemuan dengan kader dan mantan kader Demokrat itu tak terjadi keributan seperti sekarang.
Oleh sebab itu, Moeldoko menyayangkan pertemuan dirinya dengan kader serta mentan kader Demokrat yang berujung polemik.
Baca: Andi Arief Sebut Kudeta Tengsin, Desak Jokowi Berhentikan Tokoh yang Terlibat
Baca: Video Viral Pria Bertato Nangis Ditangkap Intel di Semak-semak, Ternyata Ketahuan Aniaya Raider TNI
"Jadi, dinamika dalam sebuah parpol itu biasa. LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) juga pernah cerita sama saya, pernah didatangi mereka-mereka, case sama. Tapi enggak ribut begini," kata Moeldoko dalam keterangan persnya pada Rabu (3/3/2021) seperti dikutip dari Kompas.TV.
Ia pun membantah tudingan jika dirinya ingin maju mencalonkan diri sebagai presiden di Pilpres 2024.
Moeldoko merasa perlu menyampaikan demikian untuk menjawab tudingan Partai Demokrat, yang menyebut dirinya ingin mengambil alih paksa partai untuk kendaraan dalam Pemilu 2024 mendatang.
Mantan panglima TNI ini mengatakan tak berniat maju menjadi calon presiden (capres).
Saat ini, kata dia, sudah disibukan dengan berbagai tugas pekerjaannya sehingga tak punya waktu untuk mengurusi pencapresan.
Baca: Sebelum Dalang Anom Subekti Rembang Meninggal, Ketua RT Sebut Ada Suara Knalpot Brong Wara-wiri
Baca: Sinopsis Film Blunt Force Trauma, Aksi Penembak Jitu Tayang Malam Ini Pukul 23.30 WIB di Trans TV
"Dibilang mau jadi Presiden lagi, yang enggak-enggak saja. Kerjaan gue setumpuk, ngurusi yang enggak-enggak saja," ujar Moeldoko.
Moeldoko lantas menganggap tudingan Partai Demokrat tersebut sebagai dagelan.
"Ini kayak dagelan saja, lucu-lucuan saja," katanya.
"Emangnya gue bisa, itu gue todongin senjata para DPC (Dewan Pimpinan Cabang)-nya?
Semua kan ada aturan AD/ART dalam sebuah partai politik, jangan lucu-lucuan begitu lah,” kata dia.
Sementara itu, kader senior Partai Demokrat, Yus Sudarso, membeberkan sejumlah pihak yang hendak mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca: AirNav Ungkap Detik-detik Terakhir Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: Pilot Sempat Merespon Clear
Baca: Istana Tegaskan Enggan Jawab Surat AHY Soal Isu Kudeta Partai Demokrat : Itu Urusan Internal
Menurut dia, ada empat faksi yang hendak bersatu ingin mengkudeta putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dari tampuk kepemimpinan Partai Demokrat.
Keempat faksi tersebut yakni, pertama, faksi pendiri sekaligus notabennya faksi dari ketua umum pertama, Subur Budi Santoso.
Lalu, faksi kedua merupakan faksi ketua umum Partai Demokrat hasil kongres tahun 2005 di Bali, yaitu Hadi Utomo.
Berikutnya, faksi Anas Urbaningrum hasil dari konferensi Bandung pada tahun 2010.
Keempat, faksi Marzuki Alie.
Yus mengatakan, keempat faksi yang hendak mengambil alih Partai Demokrat itu karena melihat tantangan partai yang kini semakin berat.
Karena alasan itulah, Yus menambahkan, mereka sepakat untuk mendorong Moeldoko menjadi pimpinan Partai Demokrat.
Baca: Pihak Wedding Organizer Pastikan Ayu Ting Ting Batal Menikah : Dia Sudah Sangat Yakin
Baca: Tak Terima Namanya Dibawa dalam Isu Kudeta Demokrat, Marzuki Alie Bakal Tempuh Jalur Hukum
Artikel ini telah tayang di Kompas.TV dengan judul Moeldoko Ungkap Inisiator yang Ingin Lengserkan AHY Juga Temui Luhut