Hampir 11 Bulan Pandemi, Angka Kasus Covid-19 Indonesia Tertinggi di Asia

Penulis: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi spesimen positif Covid-19.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Hampir 11 bulan pandemi Covid-19, angka kasus Indonesia tertinggi di Asia.

Menuju 11 bulan masa pandemi, tercatat ada 175.095 kasus aktif Covid-19 di Indonesia.

Angka tersebut merupakan jumlah kasus aktif tertinggi di Asia.

Data tersebut diketahui melalui situs Worldometers, Senin (1/2/2021) pukul 14.00 WIB.

Seperti diketahui, kasus Covid-19 pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Kemudian, berdasarkan data Worldometers, ada sembilan negara lain di Asia yang mencatat jumlah kasus aktif Covid-19 yang tinggi.

Secara berurutan sembilan negara tersebut adalah India (169.208 kasus aktif), Iran (149.989 kasus aktif), Lebanon (117.093 kasus aktif), Turki (89.055 kasus aktif) dan (Israel 65.898 kasus aktif).

Lalu, ada Jepang (50.623 kasus aktif), Malaysia (48.150 kasus aktif), Bangladesh (47.268 kasus aktif) serta Pakistan (33.493 kasus aktif).

Sementara, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada 31 Januari 2021, tercatat 1.078.314 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Lebih lanjut, total pasien sembuh tercatat sebanyak 873.221 orang dan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 sampai saat ini mencapai 29.998 pasien.

Pandemi Covid-19, Sampah infeksius di Jakarta Capai 12,7 Ton

Sampah infeksius di Jakarta selama pandemi Covid-19 capai 127 ton.

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat total sampah infeksius di Jakarta selama pandemi Covid-19 mencapai 12,7 ton.

Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, di Jakarta, Kamis (28/1/2021), menjelaskan bahwa 1.538 kilogram sampah merupakan masker dari rumah tangga, 6.391.881 kilogram sampah dari fasilitas kesehatan (faskes), 1.227.574 kilogram rumah sakit penanganan Covid-19, dan 1.227.574 kilogram dari RS yang tidak melayani Covid-19.

"Apabila ditotal jumlahnya mencapai 12.785.299 kilogram atau 12,7 ton yang tercatat sejak awal pandemi Covid-19 pada April 2020 sampai 17 Januari 2021," kata Yogi Ikhwan.

Ilustrasi Limbah Medis (scmp.com)

Sejak awal pandemi Covid-19, Jakarta sudah melakukan penanganan sampah infeksius dari tingkatan rumah tangga.

Hal tersebut dilakukan agar sampah infeksius bisa ditangani dengan baik demi menghindari potensi penularan Covid-19.

Yogi mengatakan, petugas kebersihan melakukan pemilahan dan pengumpulan limbah infeksius seperti masker bekas untuk ditangani dengan semestinya.

Lebih lanjut pihaknya juga bekerjasama dengan pihak pengolah limbah B3 berizin untuk pemusnahannya.

"Masker bekas tergolong sampah infeksius, sehingga pemusnahannya dengan cara diinsinerasi," kata Yogi.

Yogi berharap masyarakat khususnya ibu rumah tangga agar mulai sadar memilah sampah.

Hal tersebut penting untuk dilakukan, terutama pada masa pandemi ini.

"Kita sama-sama memilah dan memisahkan sendiri. Kemudian, disemprot disinfektan dan dikemas khusus. Setelah itu tanggung jawab kami untuk penanganan lebih lanjut," katanya.

Sementara, sampah medis dari seluruh faskes di Jakarta merupakan tanggung jawab dari pengelola faskes.

Namun demikian, pihaknya tetap mengawasi proses pemusnahan sampah infeksius tersebut.

"Sampah medis itu kewajiban setiap faskes untuk menanganinya dengan baik," katanya.

Di lain pihak, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan sampah medis infeksius bukan hanya terjadi saat pandemi Covid-19 saja.

Dia menegaskan, sampah medis menjadi hal penting bagi rumah sakit untuk mengolahnya dengan baik.

"Di kami pengolahan ini tidak dilakukan sendiri tapi ada pihak ketiga yang kami kerjasamakan sebagai pengolah limbah. Pengawasannya juga berdua, antara Dinkes dengan Dinas LH," ujar Widyastuti.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS, KOMPAS.COM/DIAN ERIKA)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jelang 11 Bulan Pandemi, Kasus Aktif Covid-19 Indonesia Tertinggi di Asia"



Penulis: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer