Mereka membersihkan rumah dari material lumpur sisa banjir.
Wrga juga bergotong royong membersihkan lumpur dan sampah yang terbawa banjir di gang-gang lingkungan.
Rumah di gang Blok F VITB termasuk yang terdampak parah.
Salah satu warga korban banjir, Bayu mengatakan jika air mulai meluap pada malam hari.
“Banjir meluap sekitar pukul 18.30 WIB. Dan ini yang terparah,” kata Bayu dikutip dari TribunJember.
Air sungai yang meluap merusak tembok pembatas yang memisahkan perumahan dengan Sungai Bedadung.
Tembok yang lebarnya ratusan meter tersebut pun jebol. Alhasil rumah-rumah warga terendam bajir.
Selain itu banjir juga merusak pagar rumah Bayu hingga peyok dan copot.
Air sungai memasuki rumahnya dengan membawa material lumpur.
Ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
Bayu mengatakan, perabotan rumah tangga termasuk kulkas serta barang elektronik miliknya ikut terbawa banjir.
“Mungkin dari blog atas yang parah,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua RT 5 RW 13 VITB, Tri Wahyudi mengatakan ada sekita 50 kepala keluarga di RT-nya yang terdampak banjir.
Warga pun bergotong-royong membersihkan sampah dan sisa lumpur banjir di lingkungan tersebut.
Mereka juga membuat dapur umum untuk menyuplai makanan bagi warga yang terdampak.
"Kami butuh bantuan untuk membersihkan endapan lumpur yang tebal di beberapa gang," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Jember sejak Jumat sore menyebabkan sungai Bedadung meluap pada malam harinya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Heru Widagdo menyebut ada tujuh kecamatan yang kerdampak banjir.
Mulai dari Kecamatan Jelbuk, Kalisat, Patrang, Sumbersari, Kaliwates, Pakusari dan Rambipuji.
“Ada tujuh kecamatan yang banjir, dari Jelbuk sampai ke Kaliwining Rambipuji,” jelas Heru via telepon seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (29/1/2021).
Banjir yang terjadi pada Jumat malam dinilai sebagai yang terbesar dalam sepuluh tahun terakhir.
“Belum pernah banjir di Sungai Bedadung sebesar ini,” kata dia.
Warga yang tinggal di bantaran Sungai Bedadung harus mengungsi ke tempat yang aman.
Biasanya banjir yang terjadi di Sungai Bedadung jarang besar.
Namun kali ini merupakan yang terbesar dari yang pernah terjadi.
“Tadi di Jembatan Nuris kurang dua meter sudah sampai ke atas airnya.
Kita bisa bayangkan (besarnya banjir) karena disitu jembatannya tinggi,” papar Heru.
Padahal jarak ketinggian antara permukaan sungai dengan jembatan pada masa normal mencapai lebih dari 20 meter.
Ada pula rumah warga yang hanyut terkena banjir.
Heru menjelaskan jika rumah warga yang hanyut berlokasi di dekat bantaran sungai.
Tepatnya warga yang tinggal di bantaran jalan Sumatra Kecamatan Sumbersari.
“Informasinya begitu (ada rumah yang hanyut), karena ada di bantaran sungai,” terang dia.
Menurut dia, rumah yang ada di bantaran sungai tersebut berpotensi terbawa arus sungai.
Di media sosial salah satu rumah warga di Jember juga ikut tergenang banjir.
Dalam video yang beredar air meluap dan masuk ke rumah warga melalui celah pintu.
Pintu yang terbuat dari kaca tersebut tak mampu membendung aliran air sehingga pintu tersebut pecah.
Terdangar suara pecahan kaca dari pintu tersebut.
Air pun langsung menggenagi rumah tersebut.
Tinggi genangan air sekitar 80 hingga 100 cm dalam video tersebut.