Angka tepatnya adalah 100.881.388 kasus hari Rabu (27/1/2021), seperti termuat dalam situs worldometers.info.
Amerika Serikat menjadi negara terparah dengan lebih dari 26 juta kasus.
Total, ada 435.452 kematian akibat Covid-19 di Negeri Paman Sam.
Dua negara terparah berikutnya adalah India dan Brazil, masing-masing di angka lebih dari 10 juta dan 8 juta kasus.
Sementara itu, Indonesia menempati urutan ke-19.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia tembus 1.012.350 pasien.
Angka itu menempatkan Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi di Asia Tenggara.
Angka tersebut bertambah setelah ada 13.094 kasus baru pada Selasa (26/1/2021).
Baca: Penerbangan Terdampak Pandemi Covid-19, Pilot Banting Setir Jadi Kuli Bangunan, Pramugari Jual Buah
Baca: Hari Ini, Jokowi Bakal Terima Vaksinasi Covid-19 Kedua dan Lantik Sigit Jadi Kapolri
Sebelumnya, pada Senin (25/1/2021), total pasien positif Covid-19 sebanyak 999.256 orang.
Diberitakan Tribunnews, jumlah pasien yang sembuh pada hari ini menjadi 820.356 pasien di seluruh Indonesia.
Total ada 28.468 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Selasa (26/1).
Sementara jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 336 orang.
Rumah Sakit Mulai Kolaps
Baca: Daftar Vitamin yang Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh saat Pandemi Covid-19
Baca: 3 Pemuda Tabrak Ambulans Pengangkut Jenazah Covid-19 yang Dikawal Polisi, Diduga Sedang Mabuk
Inisiator LaporCovid-19, Irma Hidayana menyoroti sejumlah rumah sakit di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang mulai kolaps.
Akibatnya, ia banyak mendapat laporan kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh.
Bahkan, sejak akhir Desember 2020 hingga 21 Januari 2021, pihaknya telah menerima 34 laporan.
"Hingga 21 Januari ya kalau tidak salah kami menerima 34 laporan tentang kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh."
"Kami juga sudah dibantu Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam mencari rumah sakit," kata Irma dalam Konferensi Pers Daring, Senin (25/1/2021), dikutip dari Kompas.com.
Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya juga sudah meminta bantuan kepada tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencarikan solusi.
Namun, empat kali meminta bantuan kepada tim Kemenkes, LaporCovid-19 mengaku tak kunjung berhasil.
Baca: Asosiasi RS Swasta: Jika Klaim Perawatan Covid-19 Tak Kunjung Cair, Rumah Sakit Terengah-engah
Baca: Pemerintah Tak Kunjung Bayar Klaim Perawatan Pasien Covid-19, Padahal RS Sudah Penuh
Untuk itu, ia meminta agar pemerintah dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 segera mencarikan solusi agar kapasitas kamar di rumah sakit kembali normal.
"Kita perlu fokus membenahi ini. Kita sedang hadapi rumah sakit yang mulai kolaps," ujarnya.
Irma menceritakan, sejak awal Desember 2020 rumah sakit di sekitar Jabodetabek dan berbagai daerah lain di Pulau Jawa mulai kesulitan menampung pasien.
Hal itu membuat terjadinya antrean pasien untuk mendapatkan perawatan hingga bisa meningkatkan risiko kematian.
"Tanda-tanda kolapsnya rumah sakit ini semakin bertambah memasuki Januari 2021."
"Apalagi sepanjang Desember 2020 mobilitas penduduk cenderung meningkat dengan adanya pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak dan libur Natal Tahun Baru," tuturnya.
Akhir-akhir ini, sejumlah kasus pasien yang ditolak rumah sakit karena penuh semakin banyak terjadi.
Bahkan, LaporCovid-19 juga menerima laporan pasien yang meninggal di perjalanan.
Termasuk di transportasi umum, di rumah, di selasar rumah sakit, di UGD serta di Puskesmas karena kesulitan mendapatkan perawatan intensif.
Contohnya, ia menerima laporan dari warga Kota Depok yang meninggal dalam perjalanan mencari rumah sakit pada 19 Desember 2020.
Baca: Lewat Covax, Indonesia Bisa Peroleh Vaksin Covid-19 Gratis hingga Sebanyak 20% Jumlah Penduduk
Baca: Cegah Covid-19 Lebih Efektif Pakai 2 Masker, Ini Penjelasannya
"Pada 19 Desember 2020 sore itu, keluarga pasien awalnya menghubungi Satgas Covid-19 di daerahnya untuk meminta ambulans karena kondisi ayah pelapor sebagai suspek Covid-19," ujar Irma.
"Sang ayah bergejala sesak nafas, namun ambulans tidak dikirim hingga dua jam penantian."
"Keluarga akhirnya membawa ayahnya menggunakan taksi daring berkeliling ke sejumlah RS di Kota Depok dan Jakarta Selatan."
"Hingga kemudian pasien meninggal dalam perjalanan setelah ditolak di sejumlah rumah sakit," tutur dia.
Dari kasus inilah kemudian Satgas Depok meminta LaporCovid-19 untuk transparan mengenai data pasien.
Namun, Irma menolak karena menurutnya saat ini yang paling penting adalah menyelesaikan sistem rumah sakit yang dinilai sudah mulai kolaps.
"Ada banyak warga yang ingin mencari bantuan, mereka yang positif mencari bantuan untuk segera mendapatkan perawatan di rumah sakit."
"Apakah itu rawat inap biasa atau ICU, tetapi situasi rumah sakit yang ada di Jabodetabek sudah full. Jadi tidak mampu menampung," ungkapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rumah Sakit di Jabodetabek Mulai Kolaps, Banyak Pasien Corona Tak Bisa Ditampung karena Penuh