Dikutip dari Twitter resmi Balai Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) @BPPTKG, awan panas guguran yang terjadi sebanyak 11 kali mengarah ke barat daya, meliputi hulu Kali Krasak dan Boyong.
BPPTKG mengamati awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 18.26 WIB.
Tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 135 detik.
Sedangkan tinggi kolom 300 meter dengan jarak luncur 1300 meter.
Awan panas guguran yang kedua terjadi pukul 19.03 WIB, dengan amplitudo 40 mm dan durasi 160 detik.
Sementara jarak luncur awan panas guguran tersebut estimasi jarak 1500 meter.
Awan panas guguran ketiga terjadi pukul 19.46 WIB, dengan amplitudo 41 mm dan durasi 131 detik.
Estimasi jarak luncur 1200 meter.
Awan panas guguran keempat terjadi pukul 20.17 WIB, dengan amplitudo 41 mm dan durasi 141 detik, estimasi jarak luncur 1300 meter.
Awan panas guguran kelima terjadi pukul 20.38 WIB dengan amplitudo 41 mm dan durasi 159 detik, estimasi jarak luncur 1500 meter.
Awan panas guguran keenam terjadi pukul 21.38 WIB dengan amplitudo 35 mm dan durasi 137 detik, estimasi jarak luncur 1200 meter.
Selang 2 menit, awan panas guguran kembali terjadi pukul 21.40 WIB dengan amplitudo 35 mm dan durasi 128 detik, estimasi jarak kuncur 1200 meter.
Awan panas guguran kedelapan terjadi pukul 21.45 WIB, dengan amplitudo 36 mm dan durasi 142 detik, estimasi jarak luncur 1300 meter.
Seismogram kembali mencatat awan panas guguran yang kesembilan pukul 21.48 WIB, dengan amplitudo 25 mm dan durasi 108 detik, estimasi jarak luncur 1000 meter.
Belum juga berhenti, awan panas guguran kembali tercatat di seismogram pukul 23.14 WIB, dengan amplitudo 60 mm dan durasi 155 detik, estimasi jarak luncur 1500 meter.
Terakhir, awan panas guguran kesebelas terjadi pukul 23.29 WIB, dengan amplitudo 60 mm dan durasi 158 detik, estimasi jarak luncur 1500 meter.
Potensi bahaya Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak , Bebeng, dan putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material bulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Baca: Merapi Keluarkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur 1.000 Meter, Masyarakat Diimbau Tetap Waspada
Baca: Gunung Merapi Erupsi, Muntahkan Tiga Kali Awan Panas dan 47 Kali Guguran Lava Pijar
BPPTKG akan segera meninjau kembali status aktivitas Gunung Merapi apabila terjadi perubahan aktivitas yang siginifikan.
Hingga kini status Gunung Merapi masih pada Level III (Siaga) sejak 5 November 2020.
Melansir dari laman vsi.esdm.go.id, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG ) melalui rekaman seismogran pada Selasa (25/1/2021) tercatat:
• 13 kali Gempa Awan Panas Guguran
• 221 kali Gempa Guguran
• 11 kali Gempa Hembusan
• 19 kali Gempa Hybrid/Fase Banyak
Guguran lava pijar juga terjadi sebanyak 43 kali dengan jarak luncur maksimum 1000 meter ke arah barat daya.
PVMBG mengimbau penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak Merapi.