Potensi Gempa Bumi Tinggi, BMKG: Banyak Sesar Aktif di Jawa Barat

Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Gempa bumi yang mengguncang wilayah Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/11/2020) malam disebabkan aktivitas Sesar Garsela.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sehubungan ditemukannya banyak sesar aktif di provinsi Jawa Barat, masyarakat diimbau BMKG untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi dan tsunami, tanpa perlu merasa panik.

"Hampir semua pantai selatan Jawa Barat mempunya potensi diterjang tsunami sangat tinggi, karena berhadapan langsung dengan subduksi," kata Hendro Nugroho ST MSi, Kepala Balai Besar Wilayah II Bandung, Minggu (24/1/2021).

Adapun wilayah yang berhadapan langsung dengan subduksi yaitu mulai dari Pantai Pelabuhan Ratu, Pantai Selatan Cianjur, Pantai selatan Garut, Pantai selatan Tasikmalaya hingga Pangandaran.

Tak hanya itu, Hendro menuturkan bahwa wilayah yang dilalui sesar aktif juga mempunyai tingkat kegempaan yang sangat tinggi, diantaranya: 

1. Sesar Cimandiri

Wilayah yang dilalui Sesar Cimandiri ini meliputi Pelabuhanratu, Sukabumi, Cianjur hingga Padalarang

2. Sesar Cipamingpis

Wilayah yang dilalui Sesar Cipamingpis adalah bagian timur wilayah Sukabumi dan wilayah barat Cianjur (sudah realease tahun 2018)

3. Sesar Lembang

Daerah Cimahi, Lembang dan Kota Bandung adalah wilayah yang dilalui Sesar Lembang ini.

sesar lembang

4. Sesar Garsela

Hanya satu wilayah yang dilalui oleh Sesar Garsela ini yaitu Kabupaten Garut dan sekitarnya.

5. Sesar Baribis

Untuk sesar aktif terakhir yaitu Sesar Baribis ini meliputi Majalengka, Kuningan, Subang Selatan, Purwakarta (sudah release tahun 2019 dan 2020).

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), kondisi seismisitas atau kegempaan di Jawa Barat terekam sebanyak 79 kejadian gempa dari tanggal 1-23 Januari 2021.

Dari jumlah 79 kejadian tersebut, terdapat 4 gempa yang kekuatan guncangannya cukup tinggi dirasakan oleh warga sekitar, yakni di Banten, Sukabumi, Garuts serta Tasikmalaya.

Maka dari itu, BMKG mengimbau masyarakat agar lebih mengenali lingkungan dan potensi bencana di lingkungan tempat tinggalnya.

Hal ini dilakukan sebagai upaya mitigasi sesungguhnya, yaitu dengan memahami cuaca dan lingkungan tempat kita tinggal.

Sehingga dapat mempersempit dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi atau pun gempa bumi yang bisa melanda sewaktu-waktu.

Kejadian Gempa di Indonesia Meningkat dari Tahun Lalu

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebutkan bahwa selama Januari 2021 telah terjadi peningkatan aktivitas gempa bumi di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono kepada Kompas.com, Rabu (20/1/2021).

Terdapat 4 fakta meningkatnya aktivitas gempa bumi di Indonesia pada bulan Januari 2021.

1. Lebih aktif daripada tahun 2020

Daryono mengungkapkan bahwa wilayah Indonesia saat ini tampaknya memang sedang mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi lebih signifikan dengan guncangaan yang bisa dirasakan oleh masyarakat.

"Selama periode tanggal 1 hingga 20 Januari 2021 saja, BMKG sudah mencatat gempa dirasakan sebanyak 52 kali," kata Daryono.

Jumlah tersebut terasuk dala golongan tinggi.

Pasalnya, sejak tanggal 1 hingga 20 Januari 2021 hampir setiap hari terdapat kejadian gempa.

Hanya 2 hari saja yaitu tanggal 10 dan 17, tidak terjadi gempa yang dirasakan oleh masyarakat.

Terlebih pada tanggal 14 Januari 2021 lalu di wilayah Indonesia terjadi gempa yang guncanganya dirasakan oleh masyarakat sebanyak 8 kali.

Gempa 5,4 SR terjadi di Rangkasbitung, Banten Selasa (7/7/2020) siang. (Twitter/infoBMKG)

2. Penyebab gempa belum diketahui

"Adanya femomena peningkatan aktivitas gempa ini belum dapat diketahui sebabnya," ucap Daryono.

Meski deikian, ia menegaskan bahwa yang pasti gempa bumi merupakan proses pelepasan energi yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa setelah mengalami akumulasi medan tegangan yang sudah berlangsung sejak lama.

3. Aktivitas gempa sulit dijelaskan

Disebutkan bahwa gejala meningkatnya aktivitas gempa pada waktu-waktu tertentu masih sulit untuk dijelaskan.

Namun, terdapat dugaan bahwa karena adanya perubahan pola tegangan global, regional, bahkan lokal tampaknya dapat menjadi penyebab gejala ini.

4. Perlu mitigasi gempa sejak dini

Daryono menyebut, untuk sekarang ini yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mengenali dan membedakan berbagai macam kejadian bencana gempa yang terjadi.

Hal ini penting dilakukan untuk pengkajian adanya bahaya dan risiko gempa dalam upaya mitigasi, agar dapat memperkecil dampak kerusakan fisik pada bangunan dan infrastruktur serta menghindari jatuhnya korban baik manusia yang tidak perlu terjadi.

(Tribunnewswiki/Septiarani, Kompas.com/Ellyvon)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Jawa Barat Banyak Sesar Aktif, Masyarakat Perlu Waspada Potensi Gempa Bumi" dan "BMKG: 4 Fakta Peningkatan Aktivitas Gempa Januari 2021 Dibandingkan 2020"



Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer