Budi menyebut pendeteksian Covid-19 dengan GeNose akan diterapkan pada moda kereta api secara wajib.
Sementara itu, pada angkutan bus tidak wajib, tetapi akan ada pengecekan secara acak dengan GeNose.
Rencana ini akan diterapkan lebih dulu di Pulau Jawa. GeNose, kata Budi, menggunakan sampel napas dan sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satgas Penanganan Covid-19.
Budi sudah meminta Dirjen Perhubungan Darat untuk berkoordinasi dengan para Kadishub di tanah air.
“Jika nanti saatnya dilakukan pengecekan secara acak dan seseorang dinyatakan positif maka yang bersangkutan tidak dibolehkan untuk berangkat,” katanya.
Lebih lanjut Budi mengimbau kepada masyarakat yang akan bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan atau sakit, karena di terminal-terminal bus dilakukan pengecekan secara acak.
“Kita ingin semua masyarakat tertib dan membantu pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan dengan baik,” katanya.
Baca: Luhut Berencana Gunakan GeNose C-19 secara Massal di Fasilitas Umum: Mesinnya Akan Makin Pintar
Moda transportasi kereta api dan bus dipilih menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose, karena harga tiket pada rute tertentu lebih murah daripada pengecekan tes Covid-19 melalui Rapid Antigen atau PCR Test.
“Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100.000, kalau mesti antigen Rp 100.000 lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40.000 - Rp 50.000,” tuturnya.
“Tapi dengan GeNose ini harganya hanya Rp 20.000. Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15.000, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera,” tambahnya.
Sementara itu Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, terminal pertama yang akan menggunakan GeNose adalah Terminal Pulo Gebang.
Dia menyebut sebanyak lima ribu unit GeNose C19 telah siap didistribusikan pertengahan bulan Februari 2021.
Alatnya ini akan didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Baca: Luhut Kehendaki Alat Deteksi Covid-19 GeNose Dipasang di RT hingga Mal, Tarif Tes Rp 20 Ribu
Dia mengaku fleksibilitas penggunaan GeNose C19 memungkinkan penempatannya di bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, perkantoran, tempat wisata, dan pusat perbelanjaan.
"Sehingga masyarakat diharapkan dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman dalam rangka pemulihan ekonomi," ungkapnya.
Kehadiran alat ini sangat diapresiasi oleh Bambang. Sebab, GeNose C19 dapat memperkuat sistem surveillance 4T, yakni testing, tracing, tracking, serta treatment.
Selain itu, gerakan 3 M tetap perlu dilakukan yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak guna meminimalkan penyebaran virus corona baru.
“Dan secara bertahap kita sudah pesan 100 alat GeNose yang akan segera kita distribusikan ke daerah-daerah,” ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin GeNose digunakan secara massal mulai dari lingkup tingkat RT, fasilitas transportasi umum, supermarket, hingga hotel.
Baca: Bisa Mendeteksi Covid-19 dalam 3 Menit, GeNose UGM Dijual Rp62 Juta per Unit
Dia mengatakan tarif yang akan dipatok untuk menggunakan GeNose hanya sekitar Rp20.000.
Dibanderol dengan harga Rp62 juta, GeNose diklaim memiliki tingkat akurasi mencapai 90 persen.
“Dan makin akurat seiring makin banyaknya jumlah yang dites, mesinnya akan makin lebih pintar," kata Luhut.
GeNose C19 sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro GeNose mengatakan mampu melakukan tes Covid-19 sebanyak 12 ribu orang dalam sehari.
Tes Covid-19 dengan GeNose juga mudah karena orang yang dites hanya perlu menghembuskan napasnya.
Selain itu, biaya tes relatif terjangkau dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 menit.
"Lewat hembusan nafas, GeNose sudah bisa mendeteksi Covid-19 sangat cepat sekitar 2 menit tanpa memerlukan reagen maupun bahan kimia lainnya," kata Bambang, dikutip dari laman UGM, Selasa (29/12/2020).
Dia mengaku fleksibilitas penggunaan GeNose C19 memungkinkan penempatannya di bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, perkantoran, tempat wisata, dan pusat perbelanjaan.
Baca: GeNose Buatan UGM Bisa Mendeteksi Covid-19 dalam Waktu Kurang dari 2 Menit
"Sehingga masyarakat diharapkan dapat beraktifitas dengan aman dan nyaman dalam rangka pemulihan ekonomi," ungkapnya.
Kehadiran alat ini sangat diapresiasi oleh Bambang. Sebab, GeNose C19 dapat memperkuat sistem surveillance 4T, yakni testing, tracing, tracking, serta treatment.
Selain itu, gerakan 3 M tetap perlu dilakukan yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak guna meminimalkan penyebaran virus corona baru.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mulai 5 Februari, Pengecekan Covid-19 dengan GeNose Akan Dilakukan di Stasiun dan Terminal" dan "Harga Satu Unit GeNose UGM Rp 62 Juta"