Dua Hal Ini Bisa Sebabkan Efektivitas Vaksin Covid-19 Menurun, Sering Dijumpai Sehari-hari

Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi vaksin Covid-19.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pandemi Covid-19 belum kunjung usai, kini peredaran varian baru virus corona pun mulai mengancam dunia.

Di Inggris, PM Boris Johnson bahkan menyebut varian baru virus Corona bisa lebih mematikan dari yang sebelum-sebelumnya.

Metode penguncian wilayah, pelarangan aktivitas massal dan protokoler kesehatan sudah diupayakan masyarakat dunia, termasuk berlomba membuat vaksin.

Vaksin Covid-19 kini menjadi salah satu upaya utama dalam menekan laju penularan virus corona yang terus meluas.

Kini sudah ada banyak orang yang mendapat vaksin Covid-19, dari berbagai macam negara atau produsen.

Namun, ada beberapa kondisi yang perlu dihindari supaya efektivitas vaksin Covid-19 tidak mengalami penurunan.

Kondisi yang terkait yakni adalah depresi dan stres si penerima vaksin Covid-19.

Mengutip dari Best Life, fakta tersebut berasal dari hasil penelitian yang dilakukan para peneliti dari Institute for Behavioral Medicine Research di Ohio State University College of Medicine.

Stres dan depresi dapat mengubah kemampuan respons imun tubuh.

Padahal, stres dan depresi bisa terjadi, setiap hari, kapan saja dan dimana saja juga terhadap siapapun.

Beban kerja, masalah atau konflik baik itu psikis atau fisik yang hampir setiap saat dirasakan manusia tentu memperbesar peluang stres dan akan menjadi depresi jika terjadi berlarut-larut.

Bupati Sleman, Sri Purnomo menjalani rapid tes antigen sebelum menerima vaksin COVID-19, Rabu (13/01/2021). (Dok Pemkab Sleman)

Artinya, efektivitas vaksin virus corona bisa terganggu. Pada beberapa kasus, individu yang stres dan depresi membutuhkan waktu lebih lama untuk mengembangkan respons imun terhadap infeksi virus corona.

Meski demikian, Anda tak perlu khawatir karena hal itu masih bisa diatasi.

Melansir Best Life, Anda masih bisa mempertahankan efektivitas vaksin Covid-19 dengan memiliki waktu tidur yang cukup sebelum mendapat suntikan vaksin virus corona.

Selain itu, rajin olahraga juga mampu meningkatkan respons sistem imun tubuh terhadap vaksin.

Meski sudah mendapat vaksin virus corona, masyarakat diimbau untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.

Baca: Fakta Dokter di Palembang Tewas Sehari Setelah Divaksin, Diduga Meninggal karena Penyakit Jantung

Batasi kegiatan di luar ruangan yang melibatkan banyak orang. Jika terpaksa berkumpul dengan banyak orang, jangan lupa untuk memakai masker dan menjaga jarak.

Rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir juga penting untuk Anda lakukan. Dalam keadaan darurat, bersihkan tangan memakai hand sanitizer.

Menghindari tempat-tempat yang memiliki risiko penularan virus corona yang tinggi juga tak kalah penting untuk dilakukan.

Selain itu, tetap perhatikan gejala virus corona yang bisa Anda alami.

Mulai dari demam, kehilangan nafsu makan, diare, sakit perut, hingga penurunan fungsi indra penciuman. 

Varian baru virus corona lebih mematikan?

Varian baru virus corona saat ini menjadi ancaman global terbaru.

Padahal, dunia belum tuntas dengan penanggulangan pandemi Covid-19 hingga kini.

Vaksin dari berbagai macam perusahaan dan negara sudah mulai disuntikkan di bebeberapa belahan dunia.

Meski begitu, penularan pandemi Covid-19 tidak serta merta semakin membaik, justru semakin mengkhawatirkan.

Varian virus corona yang baru awal mula ditemukan di Inggris jelang akhir tahun 2020 lalu.

Baca: Dokter di Palembang Ditemukan Meninggal di dalam Mobilnya Sehari setelah Divaksin Covid-19

Kini varian baru tersebut sudah menyebar ke berbagai dunia dan disebut lebih mudah menular dari satu manusia ke manusia lain.

Ternyata, varian tersebut disinyalir tak hanya mudah menular, namun juga punya efek yang lebih berat.

Perdana Menteri Boris Johnson menyampaikan bahwa varian baru virus corona yang telah melanda Inggris dan sekitarnya dalam beberapa bulan terakhir ternayta lebih mematikan, selain disebut lebih mudah menular seperti yang diberitakan sebelum-sebelumnya.

Perwira Angkatan Darat Inggris bekerja dengan penguji NHS & Tesr dan Trace Covid-19 di Pelabuhan Dover, di Dover di pantai tenggara Inggris, pada 25 Desember 2020, saat pengujian Covid-19 terhadap pengemudi yang mengantri untuk berangkat dari terminal feri ke Eropa terus berlanjut. Sekelompok ilmuwan Inggris sedang mengujicoba obat terbaru antibodi yang diharapkan dapat memberikan kekebalan instan dan menyelamatkan ribuan nyawa bila obat ini sukses melewati ujicoba. (Niklas HALLE'N / AFP)

Berita ini datang ketika Inggris melihat rekor kematian akibat Covid-19, menyusul lonjakan kasus dan pasien rawat inap sejak varian ini pertama kali diidentifikasi di Inggris bagian tenggara pada bulan September lalu.

WHO sendiri menyebut varian virus ini juga telah menyebar ke lebih dari 60 negara di dunia.

"Selain menyebar lebih cepat, sekarang juga tampak bahwa ada beberapa bukti bahwa varian baru ini mungkin terkait dengan tingkat kematian yang lebih tinggi," kata Johnson.

Baca: Wanita Ini Berhasil Masuk Pangkalan AL Inggris, Ditemukan Setengah Telanjang, Diduga Mata-mata China

Dia menyalahkan varian tersebut untuk situasi suram yang melanda Inggris, di mana 1.401 kematian diumumkan pada hari Jumat, dan menjadikan jumlah kematian menembus angka 95.981 alias yang tertinggi di Eropa.

Kematian akibat virus telah meningkat 16% selama sepekan terakhir, sementara jumlah orang yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 mendekati dua kali lipat dari jumlah yang terlihat selama hari-hari terburuk dari gelombang pertama pandemi pada bulan April tahun lalu.

Kepala ilmuwan pemerintah Patrick Vallance mengatakan varian baru ini bisa 30-40% lebih mematikan untuk beberapa kelompok umur. Meskipun dia menekankan penilaian tersebut bergantung pada data yang jarang muncul.

“Ada banyak ketidakpastian seputar angka-angka ini dan kami membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk mendapatkan penanganan yang tepat, tetapi ini jelas harus menjadi perhatian,” katanya.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Sebagian artikel tayang di Kontan berjudul Efektivitas vaksin Covid-19 bisa turun karena hal ini



Penulis: Haris Chaebar
Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer